Kamis, 11 Agustus 2016

Dapat E? Senyumin Aja...



Bagaimana IP mu semeter ini? Pasti bagus ya semoga nilainya A semua, Aamiin. Tidak maksud menjelekkan dan merendahkan diri, ini untuk interopeksi dan sekedar berbagi

Jika berbicara tentang nilai apalagi IP, banyak kisah di belakangnya. Disinipun akan terlihat bagaimana watak sebenarnya dari seseorang.

Masih teringat ketika di awal-awal kuliah. Saya yang memang sadar dari dulu tidak terlalu pandai dalam akademik, tak ada keresahan yang berarti saat akhir semester dan akan mendapatkan Lembar nilai dari satu semester perkuliahan.

Kelas saya  cukup di bikin kaget ketika ada satu orang dari kelas kami mendapatkan nilai sempurna dengan IP 4.00. Wow, Ip sempurna bro... saya mah santai aja melihatnya, tapi beberapa lain merasa kurang puas dan ingin mengejar sang IP sempurna tersebut. Saya ketika melihat IP 3,3 sudah bersyukur banget bisa menembus IP tiga koma.

Masuk ke semester berikutnya. Ketika di akhir perkuliahan saat yang paling mendebarkan tentu saja menunggu nilai keluar. Ternyata ada nilai baru yang bertengger di lembar saya. Ada nilai C di satu mata kuliah. Namun tidak hanya saya, banyak teman-teman lain yang juga mendapatkannya, akhirnya di bawa senyum sajalah, toh masih mendapatkan tiga koma.

Di semester tiga, saya merasa kondisi paling prima di posisi ini. IP saya melonjak naik menjadi  tiga koma lima.an. hampir tiga koma enam. Itu kebahagiaan luar biasa. Mungkin bagi teman-teman saya yang lain biasa saja, bahkan ada yang Cuma mendapat B satu, yang lainnya A dia merasa gagal. Wah kebangetan pikir saya.

Nah titik balik malah di semester 4 ini. Dan saya Cuma akan cerita sampai sini ya, karena disinilah saya mendapatkan nilai paling indah dalam hidup, hehe. 

Semester ini adalah semester paling gila selama saya kuliah dulu. Saya mengambil mata kuliah dengan tiga kelas berbeda, dan hanya satu-satunya di jurusan saya yang pernah melakukan ini. Empat mata kuliah di kelas A, empat mata kuliah di kelas B, dan dua mata kuliah semester enam.

Disinilah bagaimana nilai E itu bermula. Entah ini takdir atau sayanya yang kerajinan, di semester ini saya kecelakaan tiga kali, satu bulan sekali. Di Januari, Februari, dan Maret. Hihi, berurutan pula ya. Yang lucunya lagi, saya selalu kecelakaan di hari kamis. Jadi otomatis untuk dihitung tidak masuk kecelakaan saja saya sudah terhitung izin tiga kali untuk mata kuliah di hari itu.

Dan lagi menjadi panitia acara nasional, tepat di hari kamis, akhirnya lengkaplah menjadi empat kali. Tapi di ganjilkan menjadi lima kali, karena di kamis lainnya saya mengurus beasiswa di jurusan. Sampai-sampai ketika bertemu dosen yang mata kuliah itu, saya dikira bolos terus.

Sampailah pada masa ujian. Setelah melewati semua ujian, tibalah satu mata ujian lagi yang mana di hari paling sering saya tidak masuk. Karena jika mengirimkan ujian akhir masih ada harapan nilai saya terselamatkan.

Saat itu saya belum memiliki laptop apalagi komputer. Bermodal flashdisk, saya pergi ke warnet untuk mengerjakan tugas akhir yang akan dikumpulkan. Lebih dari satu jam saya kerjakan, saya pindahkan tugas itu di flashdisk, lalu meminjam laptop teman untuk menyelesaikannya.

Ketika saya masukkan flashdisk ke laptop, ......

Hilang sudah semangat saya. Ternyata warnet tadi virusan dan data yang ada di flashdisk saya hilang semua, sedangkan malam itu adalah malam terakhir pengumpulan. Saya langsung diam sambil memegang kepala, lalu tertawa aneh sendiri, hahaha.

Beberapa waktu setelahnya, hari dimana semua nilai semester itu keluar. Dan hasilnya...

Nilai E untuk pertama kalinya bertengger di lembar penilaian semester. Apa reaksi saya, hehe, saya hanya tersenyum dengan tenangnya. Hampir saja nilai di lembar itu lengkap adanya karena saya memiliki Nilai A enam makul, B dua makul, C satu makul, dan E satu makul. Bersyukur huruf D tidak ikut bergabung dalam deretan nilai semester itu, dan IP saya masih berada pada posisi aman, masih menyentuh angka 3, meki nyaris menjadi dua koma.

Sampai sekarang ada saja yang tidak percaya jika saya katakan bahwa saya pernah mendapat nilai E. Mungkin karena reaksi yang saya berikan biasa saja bahkan tersenyum kali ya.

Coba pikir, jika saya menangis apa nilainya akan berubah? Jika saya frustasi apakah dosen akan menggantinya, dan lagi itu sudah tercetak kan?

Itu yang saya kadang lucu ketika melihat teman-teman atau adik tingkat yang cukup galau dan frustasi mendapat nilai B, apalagi Cuma satu B yang lainnya A. Betapa tidak bersyukurnya kali ya. Bagaimana kalau mendapat nilai C, apalgi E seperti saya.

Sayapun tahu bukan hanya saya sendiri yang mendapat nilai E, namun lebih daripada itu bagaimana sikap kita terhadap apa yang kita dapat.

Andaikata setiap mendapat nilai yang tidak seperti di perkirakan sebelumnya membuat frustasi, menyalahkan nasib, dosen , atau takdir. Bukankah itu menunjukkan kita tidak suka dengan ketentuan yang sudah diberikanNya. Bukankah apa yang baik bagi kita belum tentu baik bagiNya, dan yang buruk bagi kita, belum tentu buruk bagiNya.

Ada sebuah film yang mungkin bagus kamu tonton. Cari saja di you tube dengan judul WAHAI PARA PENGEJAR IPK TINGGI, semoga tercerahkan dan lebih membuka pikiran ya, hehe,

0 komentar:

Posting Komentar

 
;