Jumat, 19 Agustus 2016

Bersegera atau Terburu-buru?

Tulisan kali ini hanya sedikit berpendapat tentang dua hal yang kalau dilihat sekilas nampaknya tidak ada bedanya. Namun jika di detailkan, banyak sekali yang bisa kamu tarik dari dua hal ini.

Bersegera dan terburu-buru, kesannya kayak sama-sama mempercepat dua hal ini dalam melakukan sesuatu ya. Tapi dari apa yang saya alami, rasakan, baca, dan perhatikan, ternyata ada perbedaan yang cukup signifikan. Jika saya salah , sangat boleh kamu memperbaiki.

Saya akan menganalogikan dengan beberapa hal seperti ini.

Menjadi seorang pebisnis.
Jika terburu-buru kita hanya akan action, tidak memikirkan modal, konsep yang tidak matang dan ikut-ikutan. Karena ingin buru-buru mendapatkan uang dan penghasilan, akhirnya tanpa pikir panjang kita berbisnis dengan modal nekat dan keyakinan kuat, tanpa memperhitungkan baik dan buruknya.

Jika bersegera kita akan menyegerakan apa yang dibutuhkan. ingin bersegera berbisnis, lihat diri sendiri, apa yang diperlukan. Mencari ilmu dan bacaan yang berhubungan dengan bisnis yang kita jalankan. Pelajari segera dari orang-orang yang paham mengatur keuangan, dan perhitungan baik buruknya, apakah jika dilakukan sekarang akan langsung berhasil, ataukah baru tepat jika dimulai beberapa waktu lagi, dan kita mencari relasi dulu.

Sehingga ada pemikiran matang untuk menyelesaikannya, kita bersegera menyelesaikan apa yang perlu diselesasikan sebelum melakukan aksi akhirnya.

Atau misalnya jika kamu ingin menikah

Jika ingat yang pernah menonton film Assalamualaikum Beijing, ketika Revalina yang memerankan karakter Ashima berkata Cinta itu menjaga, Terburu-buru itu nafsu. Kalau tidak salah seperti itu ya.

Jika terburu-buru, mungkin ketika melihat seseorang yang menarik hati dan memiliki kriteria yang diinginkan., langsung saja mengatakan ingin melamar. Lalu datang kerumahnya ngomong ke orangtua, dan langsung mengatakan siap.

Coba lihat dulu, apakah sudah ada bekal yang cukup dari materi dan ilmu? sudahkah benar-benar minta petunjuk kepada Allah atas hal ini?

Jika Bersegera ingin menikah, misal seorang yang baru saja lulus kuliah, ingin menggenapkan hatinya dengan pendamping. Langsung bersegera secara matang, siapkan rencana keluarga kedepan, bagaimana menghadapi kemelut rumah tangga dengan banyak belajar dari pengalaman orang lain dan banyak membaca buku.

Lalu mulailah pantaskan materi. tidak harus mewah yang penting cukup untuk menafkahi sehari-hari dan mampu untuk membiayai pernikahan. Lucu kan jika menikah masih minta orangtua?

Terakhir saya beri analogi, jika ingin jadi penulis.

Memang, tentu saja bersegera dengan terus melatih sense menulisnya. Saya melakukannya dengan terus menulis blog ini, sehingga akan membiasakan diri, dan terus produktif serta perlahan meningkatkan kualitas menulis yang saya miliki.

Jika terburu-buru langsung saja ingin terbit, mungkin bisa saja dengan memiliki dana yang cukup kamu menerbitkan buku sendiri. Tapi bagaimana dengan kualitas? karena niat yang terbangun belum matang, ketika buku pertamanya tidak laku, langsung frustasi dan mengklaim diri tidak pantas jadi penulis, nah kan karena terburu-buru.

Maka dari itu, berpikirlah tenang ketika akan melakukan sesuatu. Buatlah sesuatu yang benar-benar berkualitas dengan menyegerakannya. Selesaikan hal yang perlu diselesaikan dengan segera mungkin agar bisa melenjutkan hal berikutnya.

Ingat, terburu-buru hanya akan membuat diri menjadi tidak keburu, dan bersegera adalah mempercepat sesuatu yang seharusnya dengan pemikiran dan pertimbangan yang baik diterima hati dan logika.

Salah perbaiki, No maki-maki, Hanya berbagi

Salam berkarya


0 komentar:

Posting Komentar

 
;