Malas, cengeng, penakut, kurang memperhatikan, dan lainnya
Sadarkah berapoa banyak sifat buruk yang pernah kita lakukan
dan dilihat bahkan ditiru orang.
Bisa ilmu ini, bisa melakukan itu, cepat dalam menanggapi
hal ini dan itu
Pernah terpikir tidak semua orang bisa meniru dalam hal yang
sama?
Terkadang kita lupa,
bahwa setiap orang sudah diberikan spesialnya masing-masing. Bukankah
kita diciptakan dalm bentuk sebaik-baiknya. Berarti jangan pernah memungkiri
jika kita memang dijadikan orang yang baik dan memiliki kemampuan hebat
sendiri.
Ada orang-orang tertentu entah karena kehebatannya atau
karena kemampuan merusaknya, mengajak orang untuk mengikutinya, menyuruh orang
untuk menirunya. Iya kalau bisa kalau tidak?
Bisa saja beberapa orang memiliki dan mampu melakukan hal
yang sama. Namun apakah persis sama? Sidik jari saja sudah diciptkan dalam pola
yang berbeda, meskipun anak kembar sekalipun.
Meniru untuk kebaikan boleh-boleh saja, tapi jika semuanya
ditiru apakah tidak akan terjadi kekacauan?
Ada yang bisa saja plagiat, atau
kreativitas yang lebih hebat terpendam.
Saya selalu mengatakan kepada orang-orang terdekat apalagi
mereka yang sedang mulai proses belajar, temukan gaya sendiri jangan tiru saya.
Saya yakin setiap orang spesial dan unik, maka dari itu tidak ada batasan yang
saya lakukan kepad asiapapun. Jika membenarkan dan mengarahkan mungkin saja
ada, tapi pemahaman dan yang melakukannya tergantung kepada orangnya
masing-masing.
Teringat ketika dulu PPL. Praktek mengajar di salah satu
sekolah. Dalam satu mata pelajaran dissuruh untuk membuat surat ucapan dan
sejenissnya. Ada yang menanyakan harus bagaimana membuatnya, seperti apa
bentuknya dan lainnya. Disinilah pikiran saya tidak mau mengekang mereka. Saya
katakan bahwa silahkan buat se bebas dan dengan kreativitas masing-masing.
Alhasil luar biasa, dari puluhan siswa hampir semuanya memiliki bentuk surat
masing-masing. Meskipun ada yang sedikit malas dan hanya membuat dari kertas
biasa.
Jika dalam hal yang tidak baik sudah jelas tidak dianjurkan
untuk meniru, yang lebih baik adalah pengingat.
Namun sayangnya kita belajart
dari mengamati dan meniru. Pernah dengar istilah ATM? Amati Tiru Modifikasi?
Beberapa orang yang saya tahu melakukannya hanya sebatas tiru, jadi ya tidak
ada kreasi lain, sama seperti fotocopy. Harusnya bisa menambahkan bumbu khasnya
sendiri dengan memodifikasi apa yang dia lakukan.
Dalam hal kebaikan tentunya meniru juga baik namun jangan
memaksakan. Karena hal itu hanya akan berdampak pada diri sendiri. Misalnya ibadah
saja, mungkin ada orang kaya yang sanggup sedekah seratus ribu perhari, jika
kamu tidak mampu jangan menirunya. Bukankah mendzalimi diri sendiri tidak baik.
Mungkin sedekah yang kamu mampu
dengan sepuluh ribu, atau lima ribu.
Ada orang yang mampu sholat tahajud selama 1 jam lebih, atau
tilawahnya lima juz sehari. Jika tidak sanggup menirunya jangan dipaksakan,
apalagi jika baru mulai belajar dan berhijrah. Dimulai perlahan dari yang kamu
mampu dan sanggup.
Tidak semua yang kamu tiru itu sesuai untuk kamu, dan bukan
berarti pula kamu tidak bisa meniru suatu hal.
Lakukanlah dengan kemampuanmua,
meskipun yang dilakukan sama, tapi gunakan cara yang berbeda. Kabarkan pada
semua orang bahwa kita memiliki kemampuan tersendiri untuk melakukannya.
0 komentar:
Posting Komentar