Rabu, 10 Agustus 2016

Jangan Tiru Saya...


Malas, cengeng, penakut, kurang memperhatikan, dan lainnya

Sadarkah berapoa banyak sifat buruk yang pernah kita lakukan dan dilihat bahkan ditiru orang.

Bisa ilmu ini, bisa melakukan itu, cepat dalam menanggapi hal ini dan itu

Pernah terpikir tidak semua orang bisa meniru dalam hal yang sama?

Terkadang kita lupa,  bahwa setiap orang sudah diberikan spesialnya masing-masing. Bukankah kita diciptakan dalm bentuk sebaik-baiknya. Berarti jangan pernah memungkiri jika kita memang dijadikan orang yang baik dan memiliki kemampuan hebat sendiri.

Ada orang-orang tertentu entah karena kehebatannya atau karena kemampuan merusaknya, mengajak orang untuk mengikutinya, menyuruh orang untuk menirunya. Iya kalau bisa kalau tidak?

Bisa saja beberapa orang memiliki dan mampu melakukan hal yang sama. Namun apakah persis sama? Sidik jari saja sudah diciptkan dalam pola yang berbeda, meskipun anak kembar sekalipun.

Meniru untuk kebaikan boleh-boleh saja, tapi jika semuanya ditiru apakah tidak akan terjadi kekacauan? 

Ada yang bisa saja plagiat, atau kreativitas yang lebih hebat terpendam.

Saya selalu mengatakan kepada orang-orang terdekat apalagi mereka yang sedang mulai proses belajar, temukan gaya sendiri jangan tiru saya. Saya yakin setiap orang spesial dan unik, maka dari itu tidak ada batasan yang saya lakukan kepad asiapapun. Jika membenarkan dan mengarahkan mungkin saja ada, tapi pemahaman dan yang melakukannya tergantung kepada orangnya masing-masing.

Teringat ketika dulu PPL. Praktek mengajar di salah satu sekolah. Dalam satu mata pelajaran dissuruh untuk membuat surat ucapan dan sejenissnya. Ada yang menanyakan harus bagaimana membuatnya, seperti apa bentuknya dan lainnya. Disinilah pikiran saya tidak mau mengekang mereka. Saya katakan bahwa silahkan buat se bebas dan dengan kreativitas masing-masing. Alhasil luar biasa, dari puluhan siswa hampir semuanya memiliki bentuk surat masing-masing. Meskipun ada yang sedikit malas dan hanya membuat dari kertas biasa.

Jika dalam hal yang tidak baik sudah jelas tidak dianjurkan untuk meniru, yang lebih baik adalah pengingat. 

Namun sayangnya kita belajart dari mengamati dan meniru. Pernah dengar istilah ATM? Amati Tiru Modifikasi? Beberapa orang yang saya tahu melakukannya hanya sebatas tiru, jadi ya tidak ada kreasi lain, sama seperti fotocopy. Harusnya bisa menambahkan bumbu khasnya sendiri dengan memodifikasi apa yang dia lakukan.

Dalam hal kebaikan tentunya meniru juga baik namun jangan memaksakan. Karena hal itu hanya akan berdampak pada diri sendiri. Misalnya ibadah saja, mungkin ada orang kaya yang sanggup sedekah seratus ribu perhari, jika kamu tidak mampu jangan menirunya. Bukankah mendzalimi diri sendiri tidak baik. 
 Mungkin sedekah yang kamu mampu dengan sepuluh ribu, atau lima ribu.

Ada orang yang mampu sholat tahajud selama 1 jam lebih, atau tilawahnya lima juz sehari. Jika tidak sanggup menirunya jangan dipaksakan, apalagi jika baru mulai belajar dan berhijrah. Dimulai perlahan dari yang kamu mampu dan sanggup.

Tidak semua yang kamu tiru itu sesuai untuk kamu, dan bukan berarti pula kamu tidak bisa meniru suatu hal. 

Lakukanlah dengan kemampuanmua, meskipun yang dilakukan sama, tapi gunakan cara yang berbeda. Kabarkan pada semua orang bahwa kita memiliki kemampuan tersendiri untuk melakukannya.

0 komentar:

Posting Komentar

 
;