Assalamualaikum sobat
kampus semua,
Nah, kali ini kita saya
mendapat permintaan tulisan tentang banyaknya fenomena yang menurutnya
terkadang hal ini dianggap remeh oleh sekitar kita.
Pada tulisan permintaan
kali ini, beliau meminta tulisan yang mengangkat moment tentang proses terakhir
dari perjalanan seorang mahasiswa, yaitu Wisuda.

Bahkan ada yang rela melepas sesuatu yang selama ini dipakainya.
Berkaitan dengan kamu,
terutama sebagai umat muslim, ada dong batasan bagaimana seharusnya kita lakukan
ketika menghadiri acara-acara perayaan seperti yang tersebut.
Bertanya pada
diri sendiri aja deh, apakah yang akan dikenakan nanti dan yang dilakukan
ketika wisuda sudah memenuhi atau sesuai syariat. Atau malahan, kita menganggap
sepele dengan melanggar beberapa hal dan hanya berkata “Kan Cuma sekali seumur
hidup wisuda ini, bolehlah sedikit bergaya”.
Sayangnya yang kita
katakan sedikit itu malah sebuah hal yang seharusnya tidak dilakukan. Hal
paling mudah di soroti dalam hal ini adalah berhias. Meskipun memiliki banyak
peringatan yang sama untuk laki-laki dan perempuan, namun hal ini banyak dilakukan
oleh kaum perempuan. Masihkah ingin beralasan, kalo ini hanya satu kali?
Bagaimana jika dengan satu kali ini malah dipanggilNya menghadap dan meninggalkan
dunia.
Ah, lebay deh, fanatik
amat. Lho, Cuma mengingatkan.
Tak terlepas dari para
aktivis dakwah kampus, terkadang akhwat (baca:perempuan)
juga ikutan dalam berhias. Mungkin kita berpikir “Ah, sekali ini saja, boleh
dong berdandan” bukankah dulu pernah berkomitmen kuat untuk tetap
mempertahankan hijab? Bukankah selalu mendakwahi adik-adik tingkat untuk selalu
menjaga dirinya dalam memancing godaan.
Bukan hanya untuk mereka
yang aktivis dakwah kampus, kamupun selama kamu muslimah, ini adalah anjuran dan
sudah menjadi peringatan bagaimana kamu berhias dan lainnya. Yakinlah, tidak
akan ada kerugian sedikitpun hanya karena tidak ke salon untuk menampakkan
kecantikanmu kepada semua laki-laki. Tampil biasa dan apa adanya, buatlah hal
itu menjadi kesucian dan mutiara bagi dirimu sendiri.
Ini bukanlah sebuah hal
ekstrim, melainkan mengingatkan untuk kebaikanmu wahai para laki-laki dan
perempuan muslim. Jika masih memungkiri ayat dan hadis berikut, harusnya jelas
untuk bisa kamu jadikan pegangan kenapa kamu harus menjaga diri, dan tak perlu
berias yang berlebih.
Seorang
wanita yang berhias atau bersolek dianggap ber-tabarruj apabila berdandan atau
bersolek secara berlebihan dan tidak seperti biasanya. Misalnya menggunkan
bedak, eye shadow,
lipstick, blas on
dan lainnya secara tebal dan berlebihan. Selain itu, mengenakan pakaian tipis
dan pakaian ketat yang merangsang (tanpa jilbab dan kerudung) serta memakai
wewangian hingga tercium ketika berjalan di tempat umum juga termasuk ke dalam
kategori tabarruj.
Tabarruj
adalah idzhaar al-ziinah wa al-mahaasin li
al-ajaanib (menampakkan perhiasan dan kecantikan kepada laki-laki
yang bukan mahram). Jika dinyatakan seorang wanita telah bertabarruj,
artinya, wanita itu telah menampakkan perhiasan dan kecantikannya kepada orang
yang bukan mahramnya. Atas dasar itu, setiap upaya mengenakan perhiasan
atau menampakkan kecantikan yang akan mengundang pandangan kaum laki-laki
termasuk dalam tindakan tabarruj yang dilarang.
….dan janganlah kamu berhias dan
bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu dan dirikanlah
shalat, tunaikanlah zakat dan taatilah Allah dan Rasul-Nya. Sesungguhnya Allah
bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, hai ahlul bait dan membersihkan
kamu sebersih-bersihnya. (QS. Al-Ahzab[33]:33)
Menurut
kaidah ilmu ushul fikih, bahwasannya sighat
larangan yang termaktub dalam Surat al-Ahzab : 33 menunjukkan
pengertian pengharaman
ﺍﻠﻨﻬﻲﻠﻟﺘﺤﺮﻴﻢ
) ), maka tabarruj dihukumi
haram dan setiap muslimah diwajibkan untuk menjauhi apapun alasannya. Karena
dengan bertabarruj secara otomatis seorang muslimah telah berperilaku seperti
orang-orang Jahiliyah yang dahulu. Dalil lain yang menunjukkan keharaman tabarruj adalah sabda
Rasulullah saw;
“Ada
dua golongan manusia yang menjadi penghuni neraka, yang sebelumnya aku tidak
pernah melihatnya; yakni, sekelompok orang yang memiliki cambuk seperti ekor
sapi yang digunakan untuk menyakiti umat manusia; dan wanita yang membuka
auratnya dan berpakaian tipis merangsang berlenggak-lenggok dan berlagak,
kepalanya digelung seperti punuk onta. Mereka tidak akan dapat masuk
surga dan mencium baunya. Padahal, bau surga dapat tercium dari jarak
sekian-sekian.” [HR.
Imam Muslim]
“Siapapun
wanita yang memakai wewangian kemudian melewati suatu kaum agar mereka mencium
baunya, berarti ia telah berzina.”[HR. Imam al-Nasaaiy]
Berdasarkan
penjelasan dalil diatas kita dapat menyimpulkan berhias di moment wisuda akan
terkategori tabarruj ketika melebihi batasan yang diberikan Syari’at
Islam kepada wanita. Batasan yang diberikan kepada Allah adalah sesuai dengan
fitrah wanita dan mampu menjaga kehormatan seorang wanita sebagai muslimah dari
keburukan dan kemaksyiatan.
Wallahu’alam.
Dan lagi dalam sumber lain
:
Berikut
beberapa dandanan dan hiasan yang haram:
Pertama, berlebihan dalam berhias dengan menghabiskan waktu yang cukup lama dan
uang
yang tidak sedikit untuk mencari kosmetik, pakaian, serta ornamen hiasan
terbaru yang diluncurkan ke pasaran.
“Sesungguhnya
pemborosan itu adalah saudar setan dan setan itu adalah sangat ingkar kepada
Tuhannya,” (QS. Al-Israa ayat 27).
Kedua, menghabiskan banyak waktu di depan
cermin guna memoleskan berbagai macam kosmetik. Sebab segala sesuatu yang
berlebihan dan melampaui batas, akan menjadikan hal yang negatif.
Ketiga, Rasulullah SAW bersabda, “Allah
melaknat wanita yang membuat tato dan meminta ditato, yang mencabut bulu alis
dan meminta dicabut, yang merenggangkan gigi dan memperindahnya, serta wanita-wanita
yang mengubah ciptaan Allah.” (HR. Al-Jami ash-Shaghir).
Keempat, Rasulullah SAW bersabda, “Allah
melaknat wanita yang menyambung rambut dan meminta disambungkan rambutnya.”
(HR. Al-Jami’ ash-Shaghir).
Kelima,
Rasulullah
SAW bersabda, “Allah melaknat wanita yang menyerupai laki-laki.” (HR. Al-Jami
ash-Shaghir).
Keenam, Rasulullah SAW bersabda, “Laki-laki
tidak boleh melihat aurat laki-laki lain, dan wanita tidak boleh melihat aurat
wanita yang lain,” (HR. Muslim).
Sudah
jelas bukan bahwa berdandan dengan berlebihan hanya akan membuatmu melanggar
aturan-aturan Allah, untuk itu taatilah perintah Allah dan berdoalah supaya
hati tetap istiqomah di jalan-Nya. Dan Allah menjadikan kita wanita muslimah
yang seutuhnya. [reni/islampos]
Sumber:
Kiat Menjadi Muslimah Seutuhnya/karya: Adnan Tharsyah/Penerbit: Senayan
Publishing
Wallahualam, ini adalah tulisan
permintaan dari seorang mahasiswa yang akan di wisuda bulan ini, yang merasa perlu untuk mengingatkan, maaf
untuk tidak menyebutkan orangnya karena
memegang amanah dari beliau.
Semoga jadi pembelajaran bagi
kita semua ya, yang terpenting menjadi cantik dan tampanlah di hadapan Allah
aamiin... Jika bermanfaat boleh di share ya biar saling mengingatkan.
2 komentar:
Jadi lebih baik tidak usah berhias kan yah kak?
maaf baru buka, jadi baru balas,hanya pendapat dengan berbagai sumber rujukan, namun menjaga memang lebh baik daripada dipamerkan, wallahualam
Posting Komentar