Melihat
judulnya mungkin banyak yang agak memiringkan kepala berpikir. Kalau tidak ya
alhamdulillah. Menggunakan anime sebagai bagian dari judul yang bukan hal umum orang
suka. Tapi ini yang saya suka.
Sebelum ke
pokok tulisan, perlu tahu dulu siapa itu Hinata shoyo (Semoga penulisan namanya
benar). Hinata yang saya bawa adalah salah satu peran utama dalam sebuah manga
sekaligus anime jepang dengan judul Haikyuu. Sebuah anime yang menceritakan
tentang permainan bola voli.
Judul yang
saya ambil adalah moment dimana cerita manganya pada bagian Hinata mengikuti
Tsukishima rekan setimnya yang di undang pelatih shiratorizawa untuk mengikuti
camp pelatihan pemain muda yang dikumpulkan dari perfektur di wilayahnya.
Sayangnya sang pelatih hanya mengambil pemain-pemain yang memiliki tinggi 180cm
ke atas untuk ukuran anak SMA.
Setelah iri
dengan Kageyama rekan setimnya yang mengikuti camp pelatihan nasional, Hinata
tidak tinggal diam ketika Tsukishima juga diundang meski di tempat yang
berbeda. Dengan diam-diam Hinata mengikuti Tsukishima dan menyusup kedalam camp
pelatihan.
Singkat
cerita Hinata sempat bikin bingung pelatih Shiratorizawa, yang akhirnya
diterima tapi tidak diperkenankan mengikuti latihan. Hanya menjadi anak bola.
Tukang bantu-bantu para pemain. Dari mengepel, mencucikan baju menyiapkan
minuman, dan memungut bola-bola yang keluar lapangan.
Namun, dalam
kondisi yang tidak legal untuk bisa ikut latihan itu, Hinata tetap belajar
dengan cara apapun dan mengambil pelajaran dari manapun.
Selama
beberapa waktu camp sampai akhir, banyak yang shoyo perhatikan. Dari melihat
para bloker tinggi menghalang bola, melihat cara libero menerima bola dengan
baik, dan terus mengadaptasi teknik dan cara-cara para pemain camp yang ada di
shiratorizawa, meskipun sampai akhir camp tetap menjadi anak bola.
Oke setelah
sedikit banyak saya menceritakan tentang ini, lalu apa yang saya ingin
sampaikan? Yah saya sedang mengalami kondisi seperti itu, kurang lebih.
Menjadi
pendamping mengurusi banyak hal dan harus memperhatikan kebutuhan anak tentu
bukan hal yang mudah. Harus peka dan mengerti setiap kewajiban dan tugas.
Kegiatan di
pare yang seyogyanya menuntut anak-anak harus belajar disiplin mandiri dan
tidak lupa untuk mengikuti kelas 6 kali dalam sehari. Lalu saya yang hanya
mendampingi ngapain? Itu sempat jadi pertanyaan dan juga ditanyakan.
Yah memang
tidak bisa banyak hal yang saya lakukan dan menuntut apa-apa. Ketika mendapat
kondisi ini di hari ke lima berpikir, harus ada yang bisa saya capai dan
lakukan. Pertama saya kembali ke salah satu aktivitas yang suka saya lakukan,
yaitu membaca.
Menemukan
toko buku murah menjadi godaan terbesar untuk saya sendiri. Melihat komik,
novel, dan beberapa buku lain yang menarik dengan harga wow banget buat dibeli
berhasil menarik godaan saya untuk mengambil dan membawanya pulang. Alhasil itu
benar-benar saya lakukan, di hari ke tujuh saya di Pare mendampingi anak-anak
belajar di Kampung Inggris, sudah membaca 17 buku. Terdiri dari komik dan
novel.
Lalu,
berikutnya saya mencoba mengambil metode mengajar para tutor disini. Memang
tidak secara langsung saya mengikuti dan mengamatinya dari kelas, namun saya
selalu bertanya kepada anak-anak tentang kejadian dan apa yang dilakukan para
tutor di kelas. Melihat tugas mereka dan bagaimana penanganan para tutor dengan
beberapa hal yang tidak disiplin, dengan begitu saya akan bisa menggunakannya
dalam pengajaran ketika pulang nanti.
Nah semakin
kesini saya juga belajar bagian lainnya, yaitu bisnis dan keramahannya. Memang
harga kebutuhan disni jauh lebih murah. Bilapun harganya sama dengan yang ada
di Bengkulu namun servicenya jauh lebih baik. Kalau makanan katakanlah lebih
banyak porsinya. Ini sedang saya olah bagaimana bisa untuk di bawa di Bengkulu
nanti.
Andai saja
bisa membawa harga miring ini ke Bengkulu nanti dan membuka setidaknya kedai
sederhana, rasanya lumayanlah. Dan juga memanfaatkan buku obralan murah disini
untuk ditawarkan kepada teman-teman di Bengkulu yang sedikit bisa bermanfaat
dan membantu.
Yaps,
mungkin saja kita sedang berada di suatu tempat dengan tidak melakukan apa-apa
sesuai yang sedang ada di tempat itu. Tapi yakinlah akan ada sesuatu yang bisa
diambil dimanapun kamu berada, meskipun hanya seujung kuku.
0 komentar:
Posting Komentar