Mahasiswi Fakultas Ekonomi semester 7.
Pertama kali mengenal Nisa, sapaan akrabnya, ketika dia
menanyakan pelatihan public speaking setelah saya mengisi motivasi mahasiswa
baru di Fakultasnya dan dia menjadi salah satu panitianya. Malam setelah
mengisi dapat sms yang menanyakan apakah ada pelatihan public speaking yang
dibuka lagi. Awalanya ragu ingin menjawab apa karena belum merencanakan untuk
membuka lagi.
Ice Breaking Nisa |
Akhirnya mengatakan kalau ada minimal lima orang yang akan
ikut, bisa diadakan pelatihannya. Sampai saat itu tidak tahu orangnya yang
mana, karena sebelumnya belum terlalu banyak mengenal mahasiswa ekonomi.
Setelah itu beberapa hari berikutnya dia mengabarkan ada sekitar 6 orang yang
ingin ikut untuk pelatihan. Ditambah lagi ada dari jurusan lain bahkan dari
universitas lain.
Ketika pertemuan pertama untuk latihan public speaking
barulah tahu orangnya, yah tidak terlalu memikirkan apa-apa, karena hampir yang
datang semua pada hari itu adalah orang yang baru saja dikenal dan dilihat pada
hari itu.
Beberapa kali pertemuan, mulai ada kemajuan yang menunjukkan
kemampuan mereka dalam berbicara di depan umum. lalu karena suatu hal pelatihan
ini diberhentikan.
Setelah agak lama, saya mengadakan pelatihan kepenulisan.
Dan mereka semua yang sebelumnya ikut pelatihan public speaking, mendaftar
untuk ikut pelatihan menulis, dan Nisa menjadi salah satu pesertanya.
![]() |
Novel Pertama Nisa |
Dalam waktu dua bulan setelah pelatihan hampir semua peserta
menyelesaikan naskah bukunya, tapi sayang
hanya 7 orang saja yang mampu untuk
ikut menerbitkan dan launching bukunya. Anisa menjadi salah satu yang ikut
menerbitkan bukunya dengan judul SAMUDERA SETENGAH ABAD dan menjadi
satu-satunya dari 6 orang mahasiswa ekonomi yang ikut dalam pelatihan menulis.
Ketika gladiresik untuk launching Nisa sendiri mengaku gugup
untuk bisa tampil di depan umum mempresentasikan isi bukunya. Dan beberapa kali
gagal dan banyak tertawanya. Namun ketika di hari H, semua itu seakan lenyap
dan hilang. Dengan nada yang tegas, serta di hiasi dengan pembacaan puisi, nisa
menjadi salah satu yang membuat para peserta launching memperhatikannya, dan
gayanya mirip sekali dengan Meyda Safira, salah satu pemeran film KCB, yang
menjadi adiknya Azzam.
Setelah beberapa bulan, saya membuka pelatihan public
speaking dengan ilmu yang saya berikan sebanyak 50 GB soft file materi. Nisa
awalanya sempat ragu untuk ikut. Masa lalunya Nisa adalah seseorang yang
berprestasi dan aktif untuk tampil di depan umum. Bahkan ikut beberapa
cabang lomba di SMAnya.
Akhirnya dengan
sedikit dorongan Nisa ikut meskipun dalam kondissi yang kurang fit pada saat
itu.
Presentasi Materi |
Menjadi peserta kelima dalam presentasi materinya, membuat
Nisa yang awalnya ragu menjadi mantap.
Setelah mulai detik awal terasa mengalir
begitu saja apa yang dibawakannya. Dengan tema Move on dan Move up, Nisa
memberikan gambaran, cerita, dan isi dari apa yang dibawakannya. Dan kembali
ciri khas yang melekat ketika pada bagian akhir presentasi membawakan puisi.
Puisi yang cukup membuat ruangan dan hampir semua peserta terutama peserta
perempuan dalam pelatihan itu benar-benar menangis.
Emang cukup lucu, setelah tampil, Nisa mengatakan “Tadi
habis ngapain kak, tampil ya, caknyo bukan Nisa lah” sayapun hanya tertawa saja
menanggapinya. Dan memang tidak salah jika dijuluki Meyda Safiranya Bengkulu.
0 komentar:
Posting Komentar