Senin, 22 Agustus 2016

Menjadikan Menulis kebiasaan, Buat Saja Cerita Sederhana Meskipun Tak Ada Artinya

Assalamualaikum, kembali menulis ringan ya,

Maaf jika judulnya agak kepanjangan

Nah, kali ini saya akan menuliskan sedikit cerita yang Garing, tidak ada maknanya, tidak ada lucunya, Tidak ada hikmahnya. Ini hanya tulisan sederhana,

PERINGATAN, membacanya akan menimbulkan efek samping, Kecewa, Kesal, Emosi, (dulu sih saya hampir di lempar kursi karena membawakan cerita ini, hehe), jadi JANGAN DIBACA ya...

Cerita ini berkisah di sebuah kerajaan.

Suatu hari Raja yang memiliki satu-satunya anak laki-laki, ankanya sedang jatuh sakit. Penyakitnya yaitu penyakit ginjal.

Pada masa ini penyakit ginjal adalah penyakit yang sangat mengerikan dan menakutkan.

Sang Raja memerintahkan kepada seluruh prajuritnya untuk mencari tabib yang bisa menyembuhkan anaknya itu. Setelah berhari-hari tabib bergantian datang ke istana kerajaan, tak ada satu pun yang mampu mengobatinya.

Sang Raja mulai bingung.

Seorang tabib mengatakan, saya bisa saja menyembuhkannya, asalkan ada seseorang yang mau mendonorkan satu ginjalnya kepada anak ini.

Pertama, sang Raja membuat sayembara kepada siapa saja yang mau mendonorkan ginjalnya, akan mendapatkan seperempat harta kerajaan. 

Satu minggu menunggu tak ada satu orangpun yang datang untuk mengikuti sayembara. Akhirnya sang Raja menggunakan cara terakhir melalui kekuasaanya.

Semua warga kerajaan dikumpulkan di tengah-tengah halaman istana, dan Raja berseru dati atas balkon.

"Wahai semua wargaku, langsung saja aku katakan yang kalian semua pasti sudah tahu tentang penyakit anakku. Maka untuk mendapatkan ginjal yang akan di donorkan, aku akan menjatuhkan bulu ayam ini. siapa saja yang nantinya terkena bulu ayam ini, maka dia harus mendonorkan ginjalnya"  Singkat dan jelas Sang Raja mengumumkan pidatonya.

Maka langsung saja sang Raja menjatuhkan sehelai bulu ayam diantara kerumunan warga yang berkumpul.

Perlahan-lahan bulu ayam jatuh kebawah, dan ketika hampir menyentuh kepala salah seorang pemuda, dia meniupnya keatas, dan bulu ayam itu kembali melayang. Ketika kembali hampir jatuh di kepala seseorang seperti pemuda yang pertama tadi, dia meniupnya lagi ke atas. Begitu terus setiap bulu ayam itu hampir jatuh dan mengenai kepala salah seorang di antara mereka.

Akhirnya ketika sampai kepada orang yang paling belakang, ditiupnya bulu ayam itu dengan agak keras, dan bulu itu terbang melayang kebelakang, dan akhirnya jatuh ke tanah.

TAMAT

0 komentar:

Posting Komentar

 
;