Menjadi seorang mahasiswa atau baru lulus, masih ada rasa gengsi ataupun canggung untuk bisa berbaur dengan sekitar. Bila bertemu dengan adik tingkat apalagi, ada perasaan tidak enak yang kadang berkecamuk yang akhirnya membuat kita menutup diri.
Tidak sedikit orang yang kurang bisa untuk cair dan lepas. Bercanda dengan tertawa lepas dan menghilangkan semua perasaan yang terpendam. Jangankan untuk tertawa, menyapa saja kadang takut-takut.
Ada sebuah pesan yang harusnya ini bisa menjadi sebuah tamparan untuk para aktivis berjiwa muda.
Jika kau bisa dengan lantang berkoar demi harga dirimu, kenapa sulit sekali untuk bisa berbaur dan menjadi bagian dari masyarakat di daerahmu,
Ketika kau mampu menjadi pejuang di tengah mahasiswa, kenapa kau hanya bisa menjadi sandera di tengah masyarakat.
Jika kau mampu menggelar acara-acara besar untuk organisasimu, apakah tidak ada tenaga yang bisa kau sumbangkan untuk desamu,
Jika kau seorang yang terkenal di kalangan aktivis, apakah kau mengenal jamaah masjid didesamu.
Kita terkadang terlena dalam pencapaian yang diraih dalam pandangan mata. Namun dibalik itu semua, ada yang lebih terabaikan dari yang seharusnya lebih bisa kita pedulikan. Tetangga sebelah rumah sendiri tidak tahu namanya, teman satu kampus mampu kamu kenal meskipun beda daerah bahkan kota.
Jadi, tidak perlu canggung jika harus tertawa lepas dan sedikit berbicara tentang kondisi sekitarmu. kenali tetanggamu, berikan pengarahan dan bimbingan kepada adik-adik yang membutuhkanmu. Tak perlu harga diri yang tinggi untuk bisa kamu gengsikan. Jika kamu bisa menjadi orang yang bersahabat saja untuk orang disekitarmu, itu akan lebih tinggi harganya dari harga diri yang kamu tahan.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar