Sudah memasuki bagian sebelas ya dalam review saya kali ini.
Berbicara tentang menulis dan berbicara sebuah kemampuan
yang saling melengkapi dan bisa dilatih tentunya.
Rosa, sapaan akrabnya, ikut pelatihan public speaking dengan
temannya. Dan baru saat itulah saya mengenalnya.
Dalam pelatihan angkatan kedua ini, ada 8 orang yang
berpartisipasi. Rosa mendapat kesempatan yang pertama untuk menampilkan
materinya.
Presentasi Materi Rosa |
Di awal-awal katanya sih belum siap dan sempat gugup. Saya
kan orangnya agak tegaan, he, tetap saja saya suruh mulai presentasinya.
Meskipun membawa catatan melaui Hpnya, namun pembawaannya tidak ada
keragu-raguan. Hanya detik-detik awal saja itu terjadi. Selanjutnya mengalir
saja. Sampai waktu yang diberikan diawal, malah melebihi dari yang Rosa
bawakan.
Setelah satu hari pelatihan public speaking, sorenya saya
mengadakan pelatihan menulis lanjutan angkatan dua dari peserta yang menyusul.
Ternyata Rosa dan temannya, yang mengetahui hal itu mengatakan ingin ikut juga.
Akhirnya sore sampai menjelang maghrib materi pelatihan menulis pun dilahap
mereka. Dalam satu hari dua materi.
Setelah pemberian materi, mulai ada pertemuan rutin seminggu
sekali untuk evaluasi dan pengecekan naskah dari pelatihan menulis, dan Rosa
salah satunya. Rosa termasuk salah satu peserta yang rajin karena selalu datang
dalam pertemuan dan datang sebelum waktu pertemuan dimulai.
Setelah hampir dua bulan pelatihan dari 20 peserta yang
menyelesaikan naskah tepat pada waktunya ada sekitar 15 orang. 5 orang lainnya
menjalankan komitmen sesuai apa yang mereka janjikan. Rosa termasuk menjadi
salah satu yang menyelesaikan naskahnya.
![]() |
Novel Pertama Rosa |
Ketika mulai proses untuk menerbitkan dan launching bersama
beberapa penulis yang sudah siap ada beberapa kendala yang datang, begitu juga
dengan Rosa. Antara ragu pasti dan tidak untuk menerbitkan.
Saya kira awalnya Rosa adalah orang yang tenang dengan
kacamatanya dan pendiam serta serius. Ternyata dibalik itu semua ada hal yang
lebih mengejutkan. Ternyata jika sudh feel
dengan kondisinya, Rosa menjadi orang yang bisa menjadi provokator untuk
bercanda, namun di saat yang lain meskipun tidak ditampakkannya kadang perasaan
panik dirasakannya untuk hal-hal tertentu.
Setelah proses panjang, naskah yang Rosa buat sselama dua bulan itu jadi untuk
diterbitkan. Dan beberapa bulan lalu bersama enam orang lainnya yang mengikuti
pelatihan menulis dan loloss proses, Rosa melaunchingkan karyanya dengan
judul NANTIKANKU DI BATAS WAKTU
0 komentar:
Posting Komentar