Rabu, 10 Agustus 2016

Rosa tri melinda, Si kacamata yang bersembunyi, review Pelatihan ROT (Part 11)



Sudah memasuki bagian sebelas ya dalam review saya kali ini.

Berbicara tentang menulis dan berbicara sebuah kemampuan yang saling melengkapi dan bisa dilatih tentunya.

Rosa, sapaan akrabnya, ikut pelatihan public speaking dengan temannya. Dan baru saat itulah saya mengenalnya.

Dalam pelatihan angkatan kedua ini, ada 8 orang yang berpartisipasi. Rosa mendapat kesempatan yang pertama untuk menampilkan materinya.

Presentasi Materi Rosa
Di awal-awal katanya sih belum siap dan sempat gugup. Saya kan orangnya agak tegaan, he, tetap saja saya suruh mulai presentasinya. Meskipun membawa catatan melaui Hpnya, namun pembawaannya tidak ada keragu-raguan. Hanya detik-detik awal saja itu terjadi. Selanjutnya mengalir saja. Sampai waktu yang diberikan diawal, malah melebihi dari yang Rosa bawakan.

Setelah satu hari pelatihan public speaking, sorenya saya mengadakan pelatihan menulis lanjutan angkatan dua dari peserta yang menyusul. Ternyata Rosa dan temannya, yang mengetahui hal itu mengatakan ingin ikut juga. Akhirnya sore sampai menjelang maghrib materi pelatihan menulis pun dilahap mereka. Dalam satu hari dua materi.

Setelah pemberian materi, mulai ada pertemuan rutin seminggu sekali untuk evaluasi dan pengecekan naskah dari pelatihan menulis, dan Rosa salah satunya. Rosa termasuk salah satu peserta yang rajin karena selalu datang dalam pertemuan dan datang sebelum waktu pertemuan dimulai.

Setelah hampir dua bulan pelatihan dari 20 peserta yang menyelesaikan naskah tepat pada waktunya ada sekitar 15 orang. 5 orang lainnya menjalankan komitmen sesuai apa yang mereka janjikan. Rosa termasuk menjadi salah satu yang menyelesaikan naskahnya.

Novel Pertama Rosa
Ketika mulai proses untuk menerbitkan dan launching bersama beberapa penulis yang sudah siap ada beberapa kendala yang datang, begitu juga dengan Rosa. Antara ragu pasti dan tidak untuk menerbitkan.

Saya kira awalnya Rosa adalah orang yang tenang dengan kacamatanya dan pendiam serta serius. Ternyata dibalik itu semua ada hal yang lebih mengejutkan. Ternyata jika sudh feel dengan kondisinya, Rosa menjadi orang yang bisa menjadi provokator untuk bercanda, namun di saat yang lain meskipun tidak ditampakkannya kadang perasaan panik dirasakannya untuk hal-hal tertentu.

Setelah proses panjang, naskah yang Rosa  buat sselama dua bulan itu jadi untuk diterbitkan. Dan beberapa bulan lalu bersama enam orang lainnya yang mengikuti pelatihan menulis dan loloss proses, Rosa melaunchingkan karyanya dengan judul  NANTIKANKU DI BATAS WAKTU

0 komentar:

Posting Komentar

 
;