Rabu, 10 Agustus 2016

Aneh sih, Cocoknya bukan saya, Tapi Nikmatin Aja.



Jika mengingat masa lalu selalu ada yang lucu. Tinggal memaknainya dengan senyum dan menyenangkan.

Sampai sekarang ada dua hal aneh menurut saya yang pernah saya lakukan dan alami

Hal pertama ketika saat kelas 2 SMA, kurang lebih 7 tahun lalu.

Saya yang saat itu ketika SMA berada di jurusan IPS tidak pernah terpikirkan untuk bisa mengikuti lomba apapun. Meskipun aktif di tiga organisasi, yang saya lakukan lebih kepada untuk meningkatkan rasa percaya diri dan berani akan suatu hal.

Saat itu sedang ada lomba dalam pelajaran biologi, yang bertemakan tentang bioma kalau tidak salah.  Dan ada beberapa macam lomba yang diadakan oleh Universitas di kota Bengkulu. SMA saya yang berada di bagian utara  Kota bengkulu, atau kurang lebih satu setengah jam perjalanan, sering mengirimkan delegasinya dari tahun ke tahun. Dan pada kali ini generasi saya yang berkesempatan ikut dalam lomba tersebut.

Saat itu istirahat jam pertama, saya tiba-tiba dipanggil ke depan kantor guru, bersama beberapa teman yang lain, namun yang saya lihat, semua teman yang ikut itu adalah anak-anak Jurusan IPA, saya jadi bertanya-tanya apa yang terjadi.

Keluarlah guru Biologi yang memanggil kami, dan menjelaskan bahwa semua yang sekarang dipanggil akan ikut dalam perlombaan di Universitas di Kota Bengkulu, dan semua yang ada disini sudah dimasukkan dalam SK utusan sekolah. Hah? Tentu saja saya menjadi kaget. Tidak salah nih anak IPS ikut lomba biologi.

Setelah saya telisik ternyata yang saya ikuti adalah lomba akustik dan saya menjadi pemain jinbe. Yah tidak terlalu terkejut sih, tapi tetap saja tema lombanya, dan saya membawakan syair tentang metamorfosis kupu-kupu.

Sebenarnya ada dua tim yang mengikuti perwakilan dari sekolah saya, dan tim satunya lumayan beragam anak ips dan ipanya.

Ketika pengumuman ternyata tim kami yang menang dari perwakilan sekolah, dan menjadi juara 2 se provinsi. Dengan lomba yang saya ikuti saya biasa saja, tapi ketika pengumuman penghargaan dari sekolah menjadi hal yang aneh dan bikin saya tertawa dalam hati.

Setiap upacara senin  jika ada sebuah pencapaian yang dibawa sekolah selalu saja diumumkan dan hari itu kami yang akan dipanggil. Entah memang skenario atau kebetulan. Ketika pemanggilan satu persatu siswa yang mewakili sekolah, semua teman yang jurusan IPA sudah dipanggil, dan semua biasa saja.

Terakhir ketika nama saya yang dipanggil sebagian besar kakak tingkat dan siswa jurusan IPA yang lain menoleh kepada saya. Jelas saja, pemanggilan pemenang lomba bioma biologi, yang dipanggil anak IPS, dan sempat menjadi perbincangan, namun kelasku malah berteriak senang, karena kelas kami yang biasa menjadi berandal dipanggil perwakilan prestasi di depan sekolah.

Ada sih yang mengatakan, “Kayak nggak ada anak IPA lain aja”. Saya hanya bisa tersenyum saja, ya namanya juga ditunjuk.

Pengalaman kedua yang lebih aneh lagi menurutku ketika kurang lebih 2 tahun lalu diminta mengisi motivasi untuk anak SMA.

Awalnya ayuk tingkat yang mengajak menemani mengisi motivasi siswa di SMA 5 Bengkulu. Setelah beberapa lama tidak ada konfirmasi akan kelanjutan acaranya, lalu tiba-tiba dihubungi lagi untuk mengisi, saya iyakan saja.

Mendekati hari acara saya diberitahu tema dan ternyata itu adalah kegiatan Forum Annisa, Forum Akhwat (perempuan) ROHIS sebengkulu. Wah, sontak saja saya kaget. Jujur saja saya masih kadang gugup dan grogi jika di hadapkan dengan perempuan, apalagi yang belum kenal.

Akhirnya karena sudah fix saya tetap memenuhi permintaan tersebut. Lucu saja seorang laki-laki menjadi pemateri dengan seluruh peserta perempuan.

Ketika hari H, ada sekitar 90 peserta akhwat tingkat SMP dan SMA yang berada di lokasi. Dan ternyata dari 4 pemateri yang diundang saya laki-laki sendiri, haha, tertawa aneh saja di dalam hati.

Ketika ingin mulai mengisi panitia sempat menawarkan “bagaimana kak, mau pakai hijab (pembatas) atau tidak?”

Saya berpikir sejenak. Bukankah lucu dan sulit nantinya, kalau mengisi materinya tidak kelihatan, dan juga masih pada SMP dan SMA, bismillah saja, saya katakan tidak perlu. Dan saya mengisi mengalir saja dengan materi “Perempuan Muslimah di Pandangan Laki-Laki”.

Di sesi akhir saya mengadakan sesi putus pacar. Meskipun anak ROHIS ada aja sih yang sembunyi-sembunyi PACARAN. Saya tidak memarahi, hanya memberi sedikit penyadaran dan akhirnya secara masal di acara tersebut hampir sebagian yang mengaku pacaran memutuskan pacarnya melalui SMS, sesuai tuntunan saya.

Lucu jika mengingatnya, dua hal yang sekarang aneh bagi saya. Dua sisi yang semuanya bertolak belakang, tapi  yah, sudah dilakukan. Menurut saya yang terpenting apapun yang dilakukan selama itu bermanfaat itu tidak masalah. Keluar dari Zona Nyaman siapa takut, yang penting jangan salah langkah.

0 komentar:

Posting Komentar

 
;