Siapa yang tidak kenal penulis Blog
dan Novel satu ini? Tapi gara-gara mengikuti beliau saya malah melakukan
sesuatu yang tidak biasa dan ini sungguh tidak bagus jika dihentikan.
Mengikuti blog beliau, awalnya karena
ada sebuah postingan seseorang di facebook. Belum terlalu lama memang, saya
rutin membaca tulisan beliau baru tiga bulan ini. Salah satu hal yang membuat
tertarik adalah ketika adanya sebuah program One Day One Post.
Di awal saya hanya memperhatikan
saja. Lama-kelamaan mulai banyak yang saya pelajari dari beliau. Menulis setiap
hari di blog, pasti tidak mudah, awalnya berpikir begitu. Lalu sempat tertarik
ingin mengikuti pelatihan dan event yang beliau adakan. Tapi sayang, syaratnya
harus memiliki WA, dan saya tidak memilikinya. Urung untuk ikut.
Setelahnya saya masih terus mengikuti
tulisan dan blog Bang Syaiha. Sampailah pada akhirnya saya mengikuti tulisannya
tentang sebuah kebiasaan menulis. Disini mulai menjadi ketertarikan bagi diri
sendiri.
Semakin hari saya ikuti ternyata baru
sadar, laki-laki yang murah senyum ini (sepertinya, he) menulis setiap hari.
Saya coba untuk copy paste ke dalam word untuk mengecek jumlah kata yang
ditulisnya setiap hari. Ternyata lumayan juga bisa 2-3 lembar paling sedikit
yang dia tuliskan.
Saya mulai mencoba mengikutinya.
Awalnya tidak terpikir hasil dari mengikuti ini berdampak besar. 7 agustus
2016, saya mulai untuk menulis One Day One Post. Dengan semangat menggebu ingin
mencoba mengejar tulisan teman-teman yang juga memiliki blog dan sudah memiliki
tulisan yang sangat banyak, sedangkan saya belum ada.
Alhasil dibulan Agustus saya mencoba
mengeluarkan batas diri yang dipunya, diakhir bulan saya mampu menulis lebih
dari 30 tulisan. Wah ini akibat mengikuti Bang Syaiha nih. Saya sempat berpikir
begitu. Ternyata jika sudah dirutinkan, menulis sebanyak itu tidak sesulit yang
di bayangkan. Dan sekarang berjalan menuju tiga bulan tulisan saya sudah
mencapai 133 postingan di blog.
Efeknya terasa sekarang, dengan
membiasakan menulis, saya menjadi mudah dan cepat untuk menulis. Untuk tulisan
200-300 kata, cukup dengan waktu 15 menit. Bahkan pernah belum lama ini ketika
mencoba membuat cerpen dengan mengalirnya dalam waktu satu jam mampu menulis
sebanyak lima lembar. Wah ini hal yang dulu tidak mungkin saya lakukan.
Tentunya saya tahu hal yang saya
lakukan ini belumlah apa-apanya dibandingkan kamu dan yang lainnya. Saya masih
sangat baru dalam menulis, dan sampai sekarang masih belajar seperti kamu dan
para penulis hebat lainnya.
Nah tulisan ini hasil dari lima belas
menit juga alhamdulillah. Sekarang Novel Bang Syaiha yang sudah saya lahap
dalam waktu kurang lebih 12 jam ini juga menjadi santapan yang nikmat. Karena
sudah terbiasa dengan tulisan Bang Syaiha, saya jadi mulai paham dengan gaya
tulisan beliau.
Hal pertama yang membuat saya senang
dan sangat menikmati membacanya -hingga
menyelesaikan buku empat ratusan halaman ini dalam waktu kurang dari 12 jam- karena
saya yang juga berasal dari Bengkulu dan dua tahun lalu pernah ke kalimantan
barat selama satu bulan.
Ketika membaca setting pertama daerah
Sambas, teringat ketika dulu pernah makan bubur sambas di Kalimantan barat. Uh,
jadi kangen dan pengen makan bubur itu lagi. Dimana bubur itu disebut bubur
pedas. Hanya bisa di buat di daerah asalnya, karena ada bumbu yang tidak ada di
tempat lain. Begitu kata teman yang berasal dari Sambas yang menyuguhkannya
dulu.
Benar-benar secara sekilas saya ingat
pengalaman dua tahun lalu di Kalimantan karena buku ini. Bang Syaiha harus tanggung jawab karena membuka kenangan lama saya, hehe. apalagi kondisi dalam cerita buku ini hampir mirip, dimana Khalid posisinya sedang pengabdian, saya saat ke Kalimantan Barat itu juga sedang melakukan KKN (Kuliah Kerja Nyata).
Terimakasih Bang, karena dirimu saya
jadi seperti ini. Menjadikan blog sebagai melatih diri dalam menulis, yang belum pernah terpikir sebelumnya.
Mencari guru yang baik bisa melalui
apapun, tempatnya dimanapun, dan waktunya kapanpun, tentunya dengan siapapun.
Salam berkarya.
2 komentar:
Waw, keren banget, mas... Bisa selesai dalam 12 jam... salut... hehehe
Semoga nanti, pas saya mudik ke Bengkulu, bisa bertemu yaa... Syukur2 kalau diadakan pelatihan sekalian, saya isi, gratis...
Alhamdulillah Bang, habisnya jadi merasa flashback ke Kalimantan Barat dua tahun lalu pak, hhe, jadi keenakan Bang bacanya, he.
Wah, Amiin iya bang, tapi jangan kecewa jika peminatnya nggak banyak, sekarang lagi menggerakkan anak muda bengkulu untuk menulis, bang, Semoga istiqomah.
Posting Komentar