Menyambung tulisan sebelumnya.
Jam 9.00 acara dimulai, Bunda Asma
dan Pak Isa memasuki ruangan. Acara dimulai dengan sedikit perkenalan dan
pengecekan naskah. Langsung saja sekitar setengah jam.an Bunda Asma dan Pak Isa
mengomentari naskah peserta yang sudah dikirimkan lewat email.
Di sela-sela materi Bunda Asma yang
sekaligus istrinya Pak Isa sering saling lempar gombalan, dan Pak Isa yang
lebih sering terdiam kena gombalan dari Bunda Asma. Ternyata lebih supel dari
yang saya kira. Membuat suasana workshop menjadi cair dan penuh tawa.
Bunda Asma dan Pak Isa saling Gombal,hehe |
Materi pertama kembali dengan
motivasi dan mindset penulis. Hal ini juga yang biasa saya lakukan ketika
melakukan pelatihan kepenulisan.
Sembari dihubungkan dengan buku Pak
Isa yang cukup menampar siapa saja yang melemahkan dirinya NO EXCUSE! Seluruh
peserta semakin tertegun dan semangat untuk menulis. Hal baru yang saya pahami
dalam materi awal, ternyata menulis tidak hanya cukup dengan SUKA tapi juga
mesti ada unsur HARUS. (Selengkapnya nanti akan saya bagikan materinya secara
langsung dalam pelatihan di bengkulu)
Sedikit persentase yang diberikan
oleh Pak Isa dalam menulis adalah 5% bakat, 5% keberuntungan, dan 90% kerja
keras. Jadi jangan salahkan diri dan merendahkannya dengan tidak ada bakat dan
beruntung. Dalam buku Pak Isa ini dijelaskan langsung dengan contoh yang nyata.
(Akan saya bagikan juga nanti ya secara langsung)
Lalu mulai membahas bagaimana
mengolah tulisan, dan menarik ide agar muncul dan mudah diolah. Ternyata mudah
dan banyak sekali untuk bisa membuat dan emmunculkan ide dari manapun.
Alhamdulillah, beberapa diantaranya pernah saya lakukan. Dari judul kembali
dengan beberapa naskah peserta yang tadi juga sudah mulai dikoreksi. Yang tadi
terlihat supel, sekarang Bunda Asma mulai melihatkan sisi ‘kejamnya’ dalam
memberikan penilaian kepenulisan.
Sebagian besar judul banyak yang
dikatakan BIASA oleh Bunda Asma. Hanya sedikit yang dikatakan LUMAYAN, apalagi
BAGUS. Wah ini menjadi pembelajaran lagi jika naskah atau tulisan ingin bisa
untuk dilirik oleh beliau.
Memasuki bagian opening semakin
banyak yang dikoreksi. Membuat opening menarik memang tidak mudah. Dari sana
mulai memasuki materi lagi dari Pak Isa membahas tentang bagaimana membuat
opening. Lalu contoh secara langsung tentang opening yang menarik.
Berlanjut terus sampai siang menuju
coffe break. Bunda Asma dan pak Isa kembali saling lempar gombalan dalam selipan
materi yang dibawakan. Beberapa kali Pak Isa yang memegang mic dalam posisi
kurang ideal, sebanyak itu juga bunda Asma menaikkan micnya melalui tangan Pak
Isa, ciee, hehe.
Yey, Buku Temen-temen Bengkulu Nyampe ke Bunda Asma, Maaf Buat Imel, Panisia n Cana, buku kalian habis nggak sensei pegang lagi, Karena pergi mendadak, jadi nggak sempat mau mintain satu-satu, hiks. |
Lalu di penutup sebelum istirahat,
saya menyempatkan untuk berpoto dengan buku-buku para penulis Bengkulu yang
sudah saya bawa, mendadak sih. Sayang buku saya sendiri tidak ada, hehe.
Alhamdulillah Bunda Asma merespon dengan sangat baik, meskipun penulis
nasional, beliau tidak ragu minta tanda tangan atas buku-buku penulis pemula.
Menemui Pak Isa menanyakan ide novel
yang sedang saya garap, dan sudah sampai 70.an halaman. Sebuah respon baik, dan
saya bisa menjawab semua alasan dari pertanyaan Pak Isa atas setiap detail dari
cerita yang dibuat. Rasanya seperti sedang bimbingan dan bisa menjawab semua
pertanyaan dosen, ups, pulang dari sini harus langsung bimbingan lagi, hehe.
Ke Bunda Asma, saya menanyakan buku
motivasi yang sudah lama tertulis, namun masih dipendam. Dengan memasukkan 10
kisah tentang perjalanan berhijab dari muslimah di Bengkulu. Kata Bunda Asma
tidak masalah seorang laki-laki menulis tentang jilbab, yang penting
pengemasannya. Teringat felix Siauw pun memiliki buku tentang berhijab kan?
Terakhir mengatakan tentang judul
yang saya usulkan, kata Bunda Asma, “Sedikit songong sih tapi bagus” judulnya
yaitu... (nanti tunggu terbit ya, hehe)
Langsung saja saya mencari info salah
satu penerbit yang menerima naskah seperti ini. Ketika melihat persyaratannya
minimal 150 halaman. Saya sempat ragu dengan halamannya karena masih sedikit.
Lalu ketika membuka naskahnya lagi dan mencocokkan dengan syarat penerbitnya
Alhamdulillah, ternyata sudah 185 halaman. Bismillah, Desember InshaAllah sudah
bisa diajukan nih.
Oke break makan siang dan Dzuhur dulu
ya, ...
0 komentar:
Posting Komentar