Jam delapan, Bengkulu kembali di
guyur hujan yang cukup sabar membahasi setiap jengkal tanah dan aspal yang ada.
Tidak terlalu lama, sebelum jam sembilan rintik air dari langit sudah berhenti
dengan tangisannya.
Kembali siap-siap untuk melakukan
pelatihan kepenulisan P3M. Berbagi ilmu yang sudah saya dapatkan belum lama
ini. Hari kedua, agenda awal saya bersama para peserta dan panitia mengunjungi
toko buku Gramedia Bengkulu.
09.30 saya tepat sampai di depan
minimarket RK di depan gerbang UNIB Belakang. Sudah ada dua orang peserta yang
terlihat menunggu duduk di sana. Sembari menunggu peserta lain, saya berdiri
melihat sekeliling dan terus menangkap hal-hal yang mungkin menarik untuk
dijadikan tulisan.
Lima belas menit waktu berjalan
datang lagi dua orang peserta yang ikut duduk bersama yang lainnya. Setelah itu
ada seorang laki-laki yang bertanya,
“Mas, nunggu pelatihan P3M juga ya?”
Dengan sedikit nampak kebingungan pertanyaan itu dilontarkannya ragu.
Saya mengiyakan. Lalu terjadilah
obrolan diantara kami. Dari saling menanyakan jurusan, prodi, Fakultas dan lainnya.
Akhirnya mulai bertanya tentang pelatihan kepenulisan yang ada. Bertanya
bagaimana peserta dan pelatihan hari pertama kemaren. Apa saja yang dilakukan,
dan berbagai macam lainnya. Pada titik ini saya tidak mengatakan bahwa sayalah
pemateri. Dengan memakai baju batik dan celana dasar, terlihat seperti seorang
peserta yang juga menunggu, membuatnya tidak berpikir bahwa sayalah pemateri
dari pelatihan.
Peserta yang lain pun hanya tersenyum
melihat apa yang saya lakukan. Yah yang penting terjalin komunikasi yang baik.
Tepat jam 10, kami naik angkot dan
memulai perjalanan ke Gramedia Bengkulu. Sekitar sepuluh menit perjalanan,
sampailah di bagian belakang MegaMall Bengkulu.
Terlihat kendaraan yang sepi dan
aktifitas yang tidak terlalu ramai di dalam Mall. Tanpa banyak keliling
langsung menuju lantai dua dimana Toko Buku berada. Ketika menitipkan barang
terlihat salah satu panitia yang menyusul langsung dari rumahnya sudah hadir
dan melambaikan tangannya kepada kami sambil menelpon.
Langsung berpencar memasuki toko buku
dan mulai cuci mata dengan buku-buku yang ada. Instruksi dari bagian pertama
ini kami mencari buku-buku yang sesuai dengan genre yang akan ditulis untuk
diselesaikan menjadi naskah nantinya. Judul, Sinopsis, Penerbit adalah tiga
point utama untuk riset yang dilakukan pada kesempatan kali ini.
Sekitar satu setengah jam kami
berkeliling, dan pulang beberapa ada yang membeli buku. Termasuk saya. Jalanan
ternyata cukup macet ketika menuju kampus UNIB untuk melanjutkan pelatihan. Pas
ketika sampai di lokasi pelatihan adzan dzuhur berkumandang. Tandanya kami akan
istirahat dulu untuk makan dan sholat.
Sekitar jam setengah dua pelatihan
dilanjutkan. Laki-laki yang tadi mengobrol dengan saya cukup kaget. Mukanya
sempat terlihat sedikit shock ketika saya akan mulai mengisi materi, karena
ternyata saya yang sedari tadi berbicara dengannya, adalah pemateri.

Pertama ada Keken Cana, nama dari
buku yang diterbitkannya, Stoples Pelangi Ayasofya. Bercerita bagaimana
perjalanan menulisnya. Ketika harus menyelesaikan naskahnya dalam waktu
sebulan, dan hampir tidak bisa menyelesaikannya dengan tepat waktu. Keken
sendiri – panggilan akrab teman-temannya – adalah salah satu peserta pelatihan
menulis angkatan pertama yang saya adakan.

Para peserta cukup termotivasi dengan
cerita semuanya. Sesekali saya pun menambahkan cerita mereka menjadi lebih
menarik.
Setelah ashar melanjutkan pada
komitmen. Setelah semua materi, disinilah saatnya menguatkan komitmen mereka
atas apa yang mereka pilih jalan untuk menjadi penulis. Target yang disepakati
untuk tulisan yang mereka bikin menjadi naskah adalah sebanyak 150 halaman.
Dengan tujuan bisa mengikuti standar pada umumnya. Semuanya akan diselesaikan
pada waktu dua bulan, yang berarti per harinya harus menulis minimal 2,5
halaman.
Lalu punishment yang akan mereka
jalankan berbeda dari pelatihan yang saya adakan sebelumnya. Kali ini saya yang
menentukan hukuman untuk disamakan. Jadi tiga hukuman bagi yang tidak
menyelesaikan tulisannya adalah : 1. Menuliskan tulisan dalam karton, lalu
dijadikan kalung dan dipakai; 2. Menggunakan alas kaki yang berbeda kiri-kanan;
3. Menggunkan asoy hitam untuk membawa barang apapun ketika keluar rumah. Semua
itu dilakukan terhitung ketika pengumpulan naskah, jika tidak selesai terus
dilakukan sampai naskahnya selesai.
Alhamdulillah pada jam lima lewat
lima belas menit pelatihan pun selesai. Banyak komentar dari para peserta. Ada
yang mengatakan materinya terlalu lama, ada juga yang terlalu cepat. Tapi
secara keseluruhan, ilmunya menjadi hal baru bagi mereka dan bermanfaat. Semoga
hal ini bisa menjadi batu loncatan menjadi lebih baik, aamiin.
Salam berkarya #P3MBERKARYA
0 komentar:
Posting Komentar