Minggu, 16 Oktober 2016

Pelatihan Kepenulisan Inovatif P3M, Hari pertama



Setelah mengisi materi tentang Mindset Sukses di SLE, langsung bergerak ke GB 2. Alhamdulillah tidak perlu jalan kaki, karena ada yang mengantar. Lumayan soalnya membawa 70.an buku bacaan di dalam tas.
Sesampainya di GB 2 Ruang 3, sudah ada beberapa peserta yang hadir. Yah memang tidak mungkin berada di dua tempat dalam waktu yang bersamaan. Telat hampir setengah jam, merasa diri ini sudah gagal dalam mendisiplinkan diri. Setelah menunggu lima belas menit akhirnya acara dimulai dengan pembukaan dari panitia.

Setelah pembukaan, moderator mengambil alih acara dan memanggil saya untuk mengisi materi. Dengan peserta sebanyak dua puluh orang pertama, memulai materi dengan mindset menulis. Modul yang saya adaptasi dari pelatihan Asma Nadia di Jakarta beberapa waktu lalu, menjadi bahan pegangan para peserta untuk mengikuti materi. Meskipun yang menyampaikan bukan Asma Nadia, inshaAllah ilmunya sama.


Di awal langsung saya buka dengan semangat menulis. Foto Zahra salah satu peserta di pelatihan Asma Nadia saya tampilkan kepada mereka. Yang menjadi penyemangat dimana beliau dengan kondisi fisik yang tidak sempurna, bahkan ketika datang ke pelatihan menggunakan kursi roda, tapi bukunya sudah ada tiga yang diterbitkan.

Lalu ada juga foto mas Rama. Salah satu peserta pelatihan sama dengan saya di Jakarta. Meskipun memiliki kekurangan dalam penglihatan, apa yang dihasilkannya adalah luar biasa. Desember ini buku kelimanya akan terbit. Bayangkan saja mereka berdua yang dalam kondisi kurang menurut kita mampu menembus batas diri. Bagaimana dengan kita yang lengkap dengan semuanya?

Setelah membahas tentang meindset menulis, kembali membahas kelemahan dan syarat yang diperlukan sebagai penulis pemula. Tidak lupa menguatkan niat mereka semua kenapa ingin menjadi penulis.

Barulah kita mulai masuk ke dalam materi kepenulisan. Yang pertama adalah bagian ide. Bersumber dari materi Pak Isa, 101 Dosa Penulis pemula, saya dan para peserta mengungkap dan membahas bagaimana menghilangkan kesalahn ide dan membuatnya menjadi ide yang menarik.

Setelah satu materi langsung mencoba praktek simulasi untuk membuat ide tulisan secara sederhana. Kita juga praktek menulis buruk. Masih ingat materi yang disampaikan oleh Mbak helvy Tiana Rosa, bagaimana untuk membangun kebiasaan kita perlu menulis buruk. Bukan berarti tulisan yang ditulis buruk, tapi disini yang penting menulis. Tidak usah pikirkan bagaimana isi dan makna atau sebagus apa tulisan kamu, yang penting menulis, seperti tulisa-tulisan di blog ini yang menjadikan diri saya terbiasa dengan menulis.

Masuk materi berikutnya pada bagian judul. Sebelum memulai membahas kesalahan yang ada pada judul, semua peserta termasuk saya langsung mencoba membuat judul selama kurang lebih satu menit. Saya hanya mampu membuat tujuh judul. Ada para peserta yang selesai juga membuat sepuluh judul.

Semua judul mulai dibacakan satu-satu, tidak sedikit judul yang menarik yang bisa diolah menjadi tulisan yang bagus. Banyak potensi yang ternyata bisa digali. Salah satunya ada spesialis yang membuat banyak judul dengan satu kata. Meskipun ini penuh resiko, namun yang ditulisnya memberikan ketertarikan sendiri.

Setelah selesai mmebahas bagian judul, kita masuk ke materi opening-konflik-ending. Meskipun terpotong waktu dzuhur setelah materi opening, semua tetap berjalan dengan baik. Setiap sudah bahasan materi pada setiap bagian, langsung simulasi dan sama-sama koreksi. Ada satu orang yang bahkan sudah memilii cerpen yang sangat bagus.

Setelah ashar, sedikit tanya-jawab tentang materi hari ini, lalu persiapan dan instruksi untuk apa yang dilakukan besok. Peserta yang antusias, membuat semangat juga menjadi enak, dan menantikan riset serta pembagian kelompok besoknya.

0 komentar:

Posting Komentar

 
;