Eits, melihat judulnya bukan berarti
saya ingin beralay ria ya. Dalam kesempatan kali ini, hanya sebuah tulisan
sederhana dengan apa yang kita punya.
Pernah mendapat ungkapan dari orang
lain seperti yang di atas?
Ini Loe Banget,
Wah gaya kamu sekali ya...
Ungkapan lainnya yang sejenis?
Pernah?
Jika kamu mendapatkan ungkapan
seperti ini, itu menunjukkan kamu sudah punya sesuatu yang khas. Menjadi unik
sangat perlu untuk membuat diri kita tidak biasa dari yang lain. Dengan begitu,
orang akan mengenal dengan apa yang kita lakukan.
Contoh teladan paling hebat menurut
saya, Nabi Muhammad SAW. Empat sifat yang melekat pada dirinya adalah Shidiq,
Amanah, Tabligh, dan Fathonah. Betapa empat sifat mulia ini bukan hanya melekat
pada diri Rasulullah, bahkan menjadi rujukan dan contoh tuntunana bagi seluruh
manusia.
Selain menjadi manusia biasa yang
memiliki akhlak yang baik, beliau sekaligus menjadi utusan Allah yang mulia.
Jadi mengikutinya bukanlah sebuah pilihan, namun sebuah keharusan bukan? Jangan
sampai hal-hal yang dilarangnya bahkan dikecam, malah kita lakukan. Itu sama
saja tidak mengakui akhlaknya yang bagus dan mengabaikannya sebagai seorang
yang menjadi Utusan Allah.
Bagaimana dengan kamu, punya branding
atau ciri khas sendiri?
Saya Alhamdulillah mulai merasakan
itu. Orang dsekitar yang sudah terbiasa membaca tulisan saya pernah mengatakan
bahwa gaya tulisan ini, gaya saya banget.
Saat itu saya meminta pendapatnya tentang sebuah naskah yang sudah di
rampungkan.
Semenjak itu saya mulai berpikir,
memang gaya saya itu seperti apa ya?
Lalu dalam hal lain, saya pun mulai
dijuluki beberapa panggilan berbeda. Bahkan sebagai mentor, saya terkenal
sebagai seorang yang ekstrim terutama dalam bidang kepenulisan. Hal ini juga
menjadi evaluasi diri, bagaimana tidak merubah sesuatu yang sudah di punya,
apalagi yang berhubungan dengan kebaikan.
Memang tidak mudah menemukan gaya
atas diri sendiri, maka dari itu kita perlu berkomunikasi dan silaturahim
dengan orang lain. Jika tidak bisa tahu apa yang kita punya, tanya orang lain
apalagi teman terdekat untuk menggalinya.
Apapun yang melekat pada diri kita
semua jadikanlah hal itu yang baik dan bagus untuk diingat. Jangan sampai
julukan-julukan yang ada adalah sesuatu yang tidak mengenakkan apalagi berupa
sindiran, hal ini tentu akan membuat diri sendiri merasa tidak enak.
Namun julukan yang paling baik jika
penilainya adalah Allah. bagaimana agar menjadi nampak baik dalam penilaian
Allah, tentunya mengikuti apa yang ada di Kitabnya dan sunnah Rasulnya. Jangan
Sampai mengaku hambaNya, tapi hanya mengikuti yang enaknya saja, dan
mengabaikan menjalankan yang memberatkan hawa nafsu.
Semoga kita semua bisa saling
mengingatkan dan terus berada pada kebaikan.
Salam kebaikan.
0 komentar:
Posting Komentar