Pernah ingin agar orang akan melakukan sesuatu yang kamu inginkan?
Ketika itu terpikir apa yang pertama
kali kamu lakukan? Memaksa? Menyuruh? Atau melakukan sesuatu agar bisa ditiru?
Sedikit cerita yang bisa kita jadikan
contoh untuk semuanya di ambil dari buku Humortivasi.
Seekor anak kura-kura memanjat tebing
dengan susah payah. Ketika dirinya sampai di atas, ia langsung loncat sambil
mengepak-ngepakkan kedua kaki depannya.
Ia lalu jatuh dan menggelinding ke
bawah.
Tak lama kemudian, ia kembali mencoba
naik, loncat, dan jatuh lagi, terus begitu ia coba sampai berkali-kali.
Sepasang burung melihat perilaku
kura-kura kecil dengan hati yang pilu.
Lalu si burung betina berkata kepada
burung jantan, yang tidak lain adalah suaminya,
“Sayang, rasanya kini saat yang tepat
untuk mengatakan pada kura-kura mungil kita bahwa ia adalah anak adopsi.”
INGAT, SETIAP KITA ADALAH TELADAN.
TINGGAL BAGAIMANA KITA MENJADI TELADAN YANG BAIK ATAU BURUK?
Meniru adalah imitasi adalah proses
penting dalam pertumbuhan dan perkembangan. Apalagi bagi seorang anak.
Tidak hanya anak, bahkan karyawan,
murid, bawahan, banyak mengikuti posisi yang berada di atasnya untuk
menjadikannya contoh dalam bersikap dan melakukan sesuatu.
Dalam bulan ini terutama beberapa
minggu ini saya mulai mencoba membawa buku bacaan. Pada suatu waktu saya
mengajak beberapa anak smp tempat saya mengajar menghadiri sebuah acara dimana
saya menjadi pengisinya.
Setelah selesai mereka tertarik
dengan salah satu buku yang saya promosikan ketika di acara. Tidak hanya itu,
setelah di sekolahpun mereka mulai memesan buku lainnya. Beberapa dari mereka
terutama anak kelas tiganya mulai senang untuk membaca dan meminjam buku yang
saya punya.
Tadi pun terjadi lagi, ketika buku
saya yang tertinggal di meja guru di baca oleh salah satu anak murid. Dirinya
meminjam dan mengajak baca temannya yang lain, dan akhirnya beberapa dari
mereka tertarik dan suka.
Buku motivasi yang bertema dan berisi
ringan membuat mereka tidak terasa membaca buku yang berisi berat. Alhasil
ketika saya ingin pulang, salah seorang murid kelas satu, menghampiri saya dan
ingin meminjam salah satu buku yang dipunya. Bukankah ini menjadi salah satu
jalan kita untuk mengajarkan banyak hal kepada mereka?
Akhlak, moral, pemikiran, dan lainnya
bisa saya berikan tanpa harus menggurui melalui buku yang saya punya. Bisa
berbentuk motivasi, cerita pendek, atau bahkan novel. Disesuaikan tentunya
dengan bacaan untuk ukuran mereka.
Hal ini menjadi renungan sendiri bagi
saya. Berarti dengan membiasakan kebiasaan positif yang kita bisa bawakan
dengan diri sendiri, akan ada masanya berpengaruh kepada orang lain, bahkan
seorang anak atau murid sekalipun.
Jangan pernah lelah melakukan hal
kebaikan sekecil apapun, bukankah janjiNya pada surat Al-Zalzalah, ayat 7-8
sudah jelas. Jadi beranilah melakukan sesuatu yang bisa membuat kebaikan pada
diri sendiri, siapa tahu aka berdampak pada sekitar juga.
Meskipun beberapa sifat jahil saya
masih kelepasan ketika berhadapan dengan anak-anak, namun kesukaan sekaligus
kebutuhan sederhana saya akan membaca dan menulis menular kepada beberapa
murid. Pada bagian lainnya saya sedang menggali anak-anak yang bisa berbicara
dengan baik di depan umum.
Karena tidak pernah tahu dimana
kebaikan akan berlabuh, jadi jangan pernah tinggalkan sedikit pun kebaikan ,
meskipun kondisi sedang rapuh.
Salam Kebaikan.
0 komentar:
Posting Komentar