“Ustad pergi dulu ya”
Pamit dengan anak murid dan guru-guru
yang lain untuk melakukan perjalanan menuju jakarta. Alhamdulillah mendapat
kesempatan untuk bisa menuntut ilmu kepenulisan langsung bersama Asma Nadia dan
beberapa penulis nasional serta produser film.
Persiapan dan keberangkatan yang
cukup mendadak membuat semuanya terjadi dalam sekejap mata. Sempat tidak
percaya bahwa akan benar-benar pergi terbang menuju pulau jawa dalam acara yang
tidak pernah terbayangkan.
Semua pasti ada bayarannya, meskipun
harus mengorbankan 10 hari untuk tidak bimbingan dan beberapa amanah lainnya,
semoga kebermanfaatan dari apa yang dilakukan, bisa menjadi hal yang baik untuk
banyak orang nantinya.
Jam 14.00 sudah di bandara dan
selesai check in. Kalau sesuai jadwal tiket seharusnya pesawat berangkat jam
14.15, namun karena ada pemberitahuan, pesawat ditunda satu jam. Duh sempat
menyesal, tahu begini ikut tahsin dulu. Tapi kita namanya manusia, tidak bisa
memprediksi apa yang akan terjadi.
Menunggu sejam, manfaatkan waktu
sambil mengoreksi ulangan latihan anak kelas tujuh di tempat mengajar, SMP IT
Khairunnas. Yah setidaknya ada yang dikerjakan. Meskipun saya pergi selama
beberapa hari, tetap harus menjalankan kewajiban. Tiga buku paket mata
pelajaran bahasa inggris anak SMP saya bawa untuk memberikan tugas selama tidak
masuk sekolah, sekaligus membuat soal UTS yang akan diadakan sebentar lagi.
Setelah satu jam lewat, dapat
pemberitahuan lagi bahwa pesawat kembali di undur, karena belum sampai dari
penerbangan jakartanya. Alhasil untuk mengganti kerugian waktu, kami diberikan
snack dan air minum oleh petugas. Yah lumayan buat ganjal perut nih, he.
Sampai jam setengah empat, belum ada
tanda-tanda para penumpang untuk masuk ke pesawat. Sampai jam empat kembali
pengumuman bahwa ada penundaan sekitar satu jam lagi. Sudah dua jam kami
menunggu, kembali satu jam ditambah. Eits, kata seorang bapak tetap bersyukur,
siapa tahu jika berangkat lebih cepat ternyata ada yang tidak beres dengan
pesawatnya. Sayapun tertegun dan mengiyakan.
Seperti kata bapak tadi, mengganti
kerugian waktu satu jam tambahan, kami para penumpang, diberikan nasi ayam
goreng, alhamdulillah jadi penambah isi perut yang sudah lama menunggu
keberangkatan. Belum lagi abi yang sudah sampai di bandara dan menunggu di
jakarta.
Pukul 16.30 seluruh ulangan anak
kelas satu sudah selesai dikoreksi, baca buku pak Isa Alamsyah 101 DOSA PENULIS
PEMULA juga sudah selesai beberapa bab. Bingung mau ngapain lagi, badanpun
mulai merasa ingin rehat.
Baru saja mata ingin terpejam, sebuah
pesawat yang ditunggu-tunggu mendarat. Lalu panggilan dari pihak bandara untuk
menaiki pesawat. Alhamdulillah. Tiga jam penantian akhirnya naik juga. Dengan
posisi badan yang cukup lelah, setelah menempati bangku sesuai nomor, mata
langsung perlahan dipejamkan.
Belum sampai setengah jam, setelah
pesawat lepas landas, saya terbangun. Pesawat sedikit tidak stabil, lampu tanda
daruratpun menyala. Saya melihat sekeliling. Seorang bapak paruh baya yang tadi
tidur membuka matanya. Seorang anak dan ibu yang duduk disamping sayapun mulai
sedikit cemas dari kerutan kening di wajahnya. Sang anak hanya menutup muka,
dan kaca jendela.
Sembari istighfar saya lihat cuaca
diluar kaca jendela yang memang cukup gelap seperti mendung. Mengingat musim
hujan yang cukup aktif dan badai beberapa hari ini dibengkulu, saya berpikir
hal yang wajar. Namun kecemasan tetap menghantui. Terbayang beberapa adegan
film dengan kondisi pesawat yang akan kecelakaan.
Saya coba untuk tetap memejamkan
mata, setelah beberapa saat pesawat kembali normal dan dalam keadaan stabil.
Berada pada ketinggian ideal, pesawat
terlihat tenang dan cuacapun cerah. Ingin melanjutkan tidur, namun badan
terjaga dan susah untuk rehat. Alhasil, membuka buku yang masih dipegang dan
baca beberapa lembar. Kantuk kembali menyerang ketika sudah membaca cukup
banyak. Melihat belum ada tanda-tanda mendarat, kembali mengambil posisi untuk
tidur.
Pesawat kembali tidak stabil,
sebagian besar penumpang kembali terjaga. Melihat kondisinya, pesawat sudah
memasuki daerah jakarta dan mengambil persiapan untuk mendarat, namun untuk
sesaat pesawat kembali naik ke atas awan untuk sebentar, lagi-lagi bayangan
akan beberapa adegan pesawat yang akan kecelakaan di film-film menyeruak di
tengah pikiran yang sedah bingung.
Setelah berputar-putar, pelan tapi
pasti pesawat menstabilkan kondisinya. Dalam hitungan menit, seluruh penumpang
turun dengan selamat meskipun pendaratan peawat tidak terlalu mulus.
Alhamdulillah lagi, semua pasti ada hikmahnya.
Pukul menunjukkan 19.00, empat belas
jam menuju pelatihan hari pertama kepenulisan Asma Nadia...
0 komentar:
Posting Komentar