Senin, 10 Oktober 2016

Tiga Jam, (Menuju workshop Asma Nadia part 2)



“Ustad pergi dulu ya”

Pamit dengan anak murid dan guru-guru yang lain untuk melakukan perjalanan menuju jakarta. Alhamdulillah mendapat kesempatan untuk bisa menuntut ilmu kepenulisan langsung bersama Asma Nadia dan beberapa penulis nasional serta produser film.


Persiapan dan keberangkatan yang cukup mendadak membuat semuanya terjadi dalam sekejap mata. Sempat tidak percaya bahwa akan benar-benar pergi terbang menuju pulau jawa dalam acara yang tidak pernah terbayangkan.

Semua pasti ada bayarannya, meskipun harus mengorbankan 10 hari untuk tidak bimbingan dan beberapa amanah lainnya, semoga kebermanfaatan dari apa yang dilakukan, bisa menjadi hal yang baik untuk banyak orang nantinya.

Jam 14.00 sudah di bandara dan selesai check in. Kalau sesuai jadwal tiket seharusnya pesawat berangkat jam 14.15, namun karena ada pemberitahuan, pesawat ditunda satu jam. Duh sempat menyesal, tahu begini ikut tahsin dulu. Tapi kita namanya manusia, tidak bisa memprediksi apa yang akan terjadi.

Menunggu sejam, manfaatkan waktu sambil mengoreksi ulangan latihan anak kelas tujuh di tempat mengajar, SMP IT Khairunnas. Yah setidaknya ada yang dikerjakan. Meskipun saya pergi selama beberapa hari, tetap harus menjalankan kewajiban. Tiga buku paket mata pelajaran bahasa inggris anak SMP saya bawa untuk memberikan tugas selama tidak masuk sekolah, sekaligus membuat soal UTS yang akan diadakan sebentar lagi.

Setelah satu jam lewat, dapat pemberitahuan lagi bahwa pesawat kembali di undur, karena belum sampai dari penerbangan jakartanya. Alhasil untuk mengganti kerugian waktu, kami diberikan snack dan air minum oleh petugas. Yah lumayan buat ganjal perut nih, he.

Sampai jam setengah empat, belum ada tanda-tanda para penumpang untuk masuk ke pesawat. Sampai jam empat kembali pengumuman bahwa ada penundaan sekitar satu jam lagi. Sudah dua jam kami menunggu, kembali satu jam ditambah. Eits, kata seorang bapak tetap bersyukur, siapa tahu jika berangkat lebih cepat ternyata ada yang tidak beres dengan pesawatnya. Sayapun tertegun dan mengiyakan.

Seperti kata bapak tadi, mengganti kerugian waktu satu jam tambahan, kami para penumpang, diberikan nasi ayam goreng, alhamdulillah jadi penambah isi perut yang sudah lama menunggu keberangkatan. Belum lagi abi yang sudah sampai di bandara dan menunggu di jakarta.

Pukul 16.30 seluruh ulangan anak kelas satu sudah selesai dikoreksi, baca buku pak Isa Alamsyah 101 DOSA PENULIS PEMULA juga sudah selesai beberapa bab. Bingung mau ngapain lagi, badanpun mulai merasa ingin rehat.

Baru saja mata ingin terpejam, sebuah pesawat yang ditunggu-tunggu mendarat. Lalu panggilan dari pihak bandara untuk menaiki pesawat. Alhamdulillah. Tiga jam penantian akhirnya naik juga. Dengan posisi badan yang cukup lelah, setelah menempati bangku sesuai nomor, mata langsung perlahan dipejamkan.

Belum sampai setengah jam, setelah pesawat lepas landas, saya terbangun. Pesawat sedikit tidak stabil, lampu tanda daruratpun menyala. Saya melihat sekeliling. Seorang bapak paruh baya yang tadi tidur membuka matanya. Seorang anak dan ibu yang duduk disamping sayapun mulai sedikit cemas dari kerutan kening di wajahnya. Sang anak hanya menutup muka, dan kaca jendela.

Sembari istighfar saya lihat cuaca diluar kaca jendela yang memang cukup gelap seperti mendung. Mengingat musim hujan yang cukup aktif dan badai beberapa hari ini dibengkulu, saya berpikir hal yang wajar. Namun kecemasan tetap menghantui. Terbayang beberapa adegan film dengan kondisi pesawat yang akan kecelakaan.

Saya coba untuk tetap memejamkan mata, setelah beberapa saat pesawat kembali normal dan dalam keadaan stabil.

Berada pada ketinggian ideal, pesawat terlihat tenang dan cuacapun cerah. Ingin melanjutkan tidur, namun badan terjaga dan susah untuk rehat. Alhasil, membuka buku yang masih dipegang dan baca beberapa lembar. Kantuk kembali menyerang ketika sudah membaca cukup banyak. Melihat belum ada tanda-tanda mendarat, kembali mengambil posisi untuk tidur.

Pesawat kembali tidak stabil, sebagian besar penumpang kembali terjaga. Melihat kondisinya, pesawat sudah memasuki daerah jakarta dan mengambil persiapan untuk mendarat, namun untuk sesaat pesawat kembali naik ke atas awan untuk sebentar, lagi-lagi bayangan akan beberapa adegan pesawat yang akan kecelakaan di film-film menyeruak di tengah pikiran yang sedah bingung.

Setelah berputar-putar, pelan tapi pasti pesawat menstabilkan kondisinya. Dalam hitungan menit, seluruh penumpang turun dengan selamat meskipun pendaratan peawat tidak terlalu mulus. Alhamdulillah lagi, semua pasti ada hikmahnya.

Pukul menunjukkan 19.00, empat belas jam menuju pelatihan hari pertama kepenulisan Asma Nadia...

0 komentar:

Posting Komentar

 
;