Minggu, 30 Oktober 2016

Sedikit Cerita dari Kelas Menulis P3m, (Pertemuan kedua)



Belajar dan berbagi itu perlu bahkan mengasyikkan. Dengan belajar kita akan banyak mendapat hal baru, dengan berbagi kita akan menambah teman baru. Namun tentunya tidak hanya itu, banyak hal lain lagi yang bisa didapatkan dari kedua hal tersebut.


Setelah di bagi kelompok dengan mentor masing-masing ada beberapa yang menjadi peserta dengan saya. Empat orang yang bersama saya dalam belajar kepenulisan hari ini mulai untuk menuangkan idenya. dengan ide yang berbeda-beda sebagai mentor saya juga ikut belajar. Dan lagi keempat orang yang berasal dari jurusan berbeda ini membuat saya mendapat banyak hal baru.

Ada Melda dari Biologi, Mushi dari Kimia, Rizky dari kedokteran, dan Wahyu dari teknik. Wah saya sendiri kaget ketika mengetahui mereka semua dalam ranah belajar yang berbeda. Dan lagi semuanya anak eksak yang dulu ketika sekolah bukan hal yang saya kuasai.

Saya anak IPS, kimia dan biologi saya pas-pasan. Belajar teknik? Kepala puyeng mah. Pernah sekali melihat buku modul kedokteran, baca beberapa istilah tak ada yang saya paham. Tapi sekarang dihadirkan empat menjadi satu di hadapan, tentu menjadi sebuah kenikmatan yang luar biasa.

Kebahagiaan lain yang juga menjadi sebuah pembelajaran, keempat orang yang dulu menjadi peserta menulis, lalu Akhir maret menerbitkan bukunya, sekarang sudah ikut menjadi mentor menulis bersama saya. Tentu hal ini juga menjadi tempat pembelajaran bagi saya, dan mereka sudah bisa naik kelas. Keken, Khoirunnisa, Panisia, dan Diana. Dengan memiliki mainty masing-masing mereka juga menebarkan ilmu menulisnya.

Setelah saling bertukar ide dengan empat orang yang menjadi peserta mentor saya, alhamdulillah ide yang ditawarkan menarik dan bagus. Saya tinggal menunggu eksekusi dari yang akan mereka tulis. Semoga target terbit tahun 2017 nanti tercapai aamiin.

Peserta yang menjadi mentoring saya khusus semuanya menulis pada tulisan non-fiksi.  Setelah sedikit materi dan pengantar di setengah jam pertama, mereka mulai mencari ide dan tulisan yang akan dibikinkan menjadi naskah utuh nantinya.

Salah satu peserta yang dari teknik sudah membuat kerangka komplit yang terstruktur. Dari isi dan ide yang ditawarkan terlihat sepertinya ini anak aktivis, apalagi judulnya yang menarik KERETA DAKWAH. Tidak lama setelah itu yang dari kedokteran juga menyetorkan judul serta kerangka idenya, naskahnya MAHASISWA SEPANJANG HAYAT. Saya semakin tertarik dan merasa mendapatkan suntikan baru dengan ide yang mereka tawarkan. Yang terakhir dari mahasiswi jurusan kimia, sebuah ide tentang rasa syukur dengan judul LANGIT TANPA BATAS.

Semoga apa yang sudah mereka rancang bisa terealisasi dan terbit. Dan tugas mereka sudah mulai untuk menulis. Minggu depan akan dicek dengan terget minimal 10 halaman, karena mereka akan menghasilkan 150 halaman dalam dua bulan.

Setelah selesai kelas menulis pada minggu ini, dua mentor Diana dan Khoirunnisa, menghampiri dan memberikan sesuatu yang cukup kaget sekaligus kagum. Menjadi mentor menumbuhkan rasa haus ilmu mereka yang lebih. Akhirnya mereka mengungkapkan ingin menulis lagi dengan bimbingan dan tekanan seperti yang saya berikan sebelumnya.

Diana dari buku pengembangan diri, beralih ke Novel. Khoirunnisa dari buku novel beralih ke buku motivasi. Sebuah tantangan baru yang mereka ambil dan membuat mereka untuk menaiki kelas yang lebih tinggi lagi.

Melihat mereka yang semangatpun saya tidak mau kalah. Empat naskah di laptop yang dua diantaranya sudah selesai, mau diproses untuk terbit, dan dua lagi untuk diselesaikan. Ah, tidak pernah terbayang sang pemilik tulisan cacing kepanasan ketika SD, menjadi seorang penulis yang ingin berkarya. Semoga meskipun pemula, tulisannya bisa bermanfaat dan berguna bagi orang banyak.

Salam kebaikan.

0 komentar:

Posting Komentar

 
;