Senin, 31 Oktober 2016 0 komentar

Tulisan Terakhir


Alhamdulilllah, bulan ini bisa menyelesaikan 31 tulisan. Melakukan one day one post memang perjuangan. Terkadang jika ada hari yang bolong harus membayar di hari berikutnya. Tapi ini menjadi tulisan terakhir dibulan ini dan tepat sudah menyelesaikan tantangan atas diri sendiri.

Nah pada tulisan terakhir bulan ini saya akan bercerita sedikit humor yang mungkin kamu semua sudah banyak tahu. Cerita ini dulu pernah saya dengar atau baca, tapi sudah sangat lama sekali, semoga berkenan.

Ada tiga pemuda yang ingin melamar seorang anak perempuan dari seorang kyai terkenal di kampungnya. Mereka sering mendengar kabar bahwa sudah banyak yang mencoba untuk menaklukkan hati sang kyai namun belum ada yang berhasil, karena sang kyai sering mengadakan test untuk semua yang datang.

Tiga pemuda ini sahabat lama. Mereka sepakat siapa saja yang lolos nanti tidak masalah, yang penting mereka ingin menaklukkan sang kyai.

Pada hari yang disepakati datanglah Thoriq, Mulki, dan Imran.

Setelah mengetuk pintu rumah lantai dua sang kyai, mereka dipersilahkan masuk satu persatu. Pertama yang masuk si Thoriq. Mulki dan Imran  mencoba menguping dari balik jendela.

“Siapa nama kamu nak?” Tanya sang kyai sambil memegang janggutnya yang panjang sampai ke depan dada.

“Nama saya, Tho...Thoriq pak.” Dengan detak jantung tak menentu Thoriq hanya bisa menunduk berhadapan dengan sang kyai.

“Wah, nama yang bagus. Bisa saya minta tolong satu hal?” Kali ini nada pak Kyai semakin serius.

“Iya pak” Jawab thoriq singkat. Bulir keringat mulai merembes belakang bajunya sampai basah.

“Sesuai dengan nama kamu, coba kamu bacakan surat Ath-Thoriq” Kali ini nada Pak Kyai lebih seperti sebuah permintaan.

“Baiklah pak” tidak perlu lama-lama sekitar sepuluh menit, Thoriq mampu melakukan tugas pertama yang diminta oleh pak Kyai.

Setelah selesai membacakan surat yang diminta, Thoriq keluar dan menyuruh Mulki gantian masuk.

Setelah salam dan saling tanya, sama seperti sebelumnya, Mulki diminta melantunkan surat Al-Mulk, sesuai namanya. Sekitar lima belas menit, Mulki selesai membacakan surat yang diminta oleh pak Kyai dan keluar dengan nafas lega.

Sekarang giliran Imran yang masuk. Setelah dia menguping apa yang diminta kepada teman-temannya Imran berpikir keras tentang kemungkinan yang terjadi pada dirinya. Dia takut disuruh membacakan surat Ali-Imran sesuai namanya. Itu tentu lebih panjang dari Ath-Thoriq dan Al-Mulk. Setelah berpikir keras, Imran sudah menyiapkan sebuah jawaban yang dia harap ampuh.

“Siapa nama kamu nak?” Pak kyai kembali menanyakan nama seperti yang dilakukan sebelumnya.

Inilah saat-saat yang ditunggu Imran. Dia menyiapkan diri, mengambil nafas dalam dan memberikan waktu yang tepat untuk mengatur nada bicaranya.

“Hey, ditanya malah diam saja. Nama kamu siapa?” Sekali lagi pak Kyai bertanya kepada Imran.

Dengan lantang dan percaya diri Imran menjawab pertanyaan Pak Kyai,

“Nama saya Imran pak, tapi keluarga, tetangga, dan teman-teman  biasa memanggil saya pak Annas”

Imran langsung lari keluar setelah menjawab pertanyaan itu, diikuti Thoriq dan Mulki meninggalkan Pak Kyai yang sudah siap melempar gelas di tangannya.

Semoga sedikit terhibur dengan tulisan penutup bulan ini. Dan jangan lupa untuk tetap berkarya setiap hari. Semangat untuk tulisannya.

Sedikit tips agar bisa menulis terus. 

- tulislah apapun, bahkan ketika bingung menulis saja
- agar bisa banyak menulis, harus banyak membaca, juga banyak mendengar
- jangan malu untuk bertanya, minta tolong teman yang mau bantu menilai tulisan
- menulislah, menulis, dan menulis. tak ada cara terbaik untuk membuat sebuah tulisan utuh kecuali dengan menulis.
Salam berkarya.
0 komentar

Niatnya Bikin Cerpen, Yang Menarik Malah ‘Rok Celana’


gambar dari google / tokopedia.com

Kemaren saya mencoba menuliskan cerita ringan tanpa judul, karena memang tidak tahu mau dikasih judul apa, hehe.

Sekitar satu jam empat lembar cerita ringan terselesaikan. Memang sih tidak ada poin yang terlalu penting dalam ceritanya, namanya juga mengarang bebas. Hanya sebuah tulisan untuk memaksa ide berkembang dan tetap konsisten untuk terus menulis.

Cerita ini ditulis karena tidak ada ide, sama seperti cerita sebelumnya juga karena tidak ada ide. Akhirnya menuliskan seorang tokoh yang ingin membuat cerita tapi tidak punya ide. Hayo muter-muter kan, he.

Intinya ketika tidak punya ide untuk menulis, tuliskan saja apa yang ada dipikiran, kita tidak pernah tahu bagian mana dalam tulisan yang akan menjadi bagus.

Bisa jadi tulisan saya memang jelek dan tidak bagus, karena memang tidak bisa mengharapkan menulis dengan sempurna setiap saat. Yang dilarang adalah jika berhenti untuk menulis. Seperti yang saya tulis saat ini, mungkin ngawur dan muter tidak jelas, tapi poin pentingnya adalah tetap menulis.

Kembali ke cerita saya sebelumnya.cerita ini saya posting di dua grup menulis, salah satunya grup besar Komunitas bisa Menulis. Nah setelah menuliskannya ada respon yang tidak biasa, malah bukan membahas tentang isi cerita yang saya tulis, melainkan tentang ‘Rok Celana’ pada salah satu adegan yang saya tunjukkan.

Jika yang belum baca ini ceritanya.

“Ah, pusing, satu kata pun tidak muncul, deadlinenya tiga hari lagi pula”

Kembali aku mengutuki diri. Sudah dua jam ingin menuliskan cerpen yang sudah dikonsepkan dengan matang, tapi microsoft word laptop Acerku masih kosong melompong. Padahal sudah tergambar dengan jelas untuk membuat ceritanya.

Kumatikan laptop dan beranjak keluar. Mungkin dengan mencari udara segar bisa menenangkan pikiran dan mendapatkan ide yang lebih baik.

Angkot hijau B2 berhenti di depanku.

“Prapto mang?” Aku bertanya memastikan Angkot ini akan ke arah tujuan.

Setelah satu anggukan cepat dan mantap dari sang supir, langsung saja meloncat ke dalam bagian angkot. Karena pakai rok Celana, jadi langkah kaki masih bisa agak lebar, dibandingkan pakai rok biasa.

Hanya ada satu penumpang di dalam angkot yang sedang kutumpangi ini. Seorang laki-laki dengan kacamata minus dan rambut klimisnya terlihat serius membaca sebuah buku. Entah itu Novel atau bukan, karena terlihat cukup tebal.

Setelah duduk dengan mantap di bagian ujung kursi, angkot mulai berjalan. Hari minggu tidak terlalu ramai kegiatan Kota Bengkulu. Bahkan beberapa tempat fotocopyan dan konter pulsa masih tutup. Berbekal tas sandang kecil di lengan kanan, aku ingin ke toko buku menambah referensi untuk tulisan. Semoga ada yang mencerahkan.

Lima belas menit perjalanan Angkot B2 yang kutumpangi sudah berhenti di depan MegaMall Bengkulu. Ketika aku turun, ternyata laki-laki yang duduk di pojokan juga ikut turun, tujuannya sama. Ketika duduk memang tidak terlihat, namun setelah turun barulah jelas, ternyata dia sedang menggunkan gamis selutut. Wah berani juga dia dalam kondisi yang seperti ini. Sedikit batinku mengomentari pakaiannya.

Setelah membayar, langsung sedikit berlari menuju Gramdia di lantai dua MegaMall. Dengan sepatu sport dan rok celana yang kukenakan, membuat gerakan menjadi lebih mudah dan lincah. Meskipun tidak sepadan dengan kemeja panjang biru, dan jilbab segiempat pink yang kukenakan.

Satu jam berkeliling, tak ada yang menarik mata untuk membeli satu bukupun. Hingga akhirnya ada satu buku yang terpajang di barisan buku motivasi muslimah dengan judul GUE BERJILBAB MASALAH BUAT LOE?.

Waw, judulnya menantang banget, aku jadi tertarik ingin membelinya, pas sekali dengan lomba cerpen yang sedang aku ikuti bertema hijab. Setelah membaca sinopsis dan testimoni bukunya, dengan mantap kuambil buku itu.

Segera tanpa pikir panjang menuju kasir untuk membayarnya. Melihat hari masih jam setengah sebelas, langusng ingin pulang dan cepat-cepat baca buku yang baru saja dibeli.

Mencari lagi angkot B2 untuk kembali pulang ke Unib Belakang, gang melati, arah kost.an tempat ku tinggal. Ketika mendapat angkot dan langsung masuk kedalam, lagi-lagi bertemu dengan si kacamata tadi. Kali ini dia sedang melantunkan firman tuhan dengan suaranya yang pelan namun terdengar oleh telingaku.

Hm, merdu juga

Langsung cepat-cepat aku istighfar karena memperhatikannya. Duh ini akibat angkot yang tidak ada isi yang lain. Tapi sudah keburu berjalan mau bagaimana lagi.

Kukeluarkan buku berwarna pink tadi dan membuka bungkusnya. Ketika melihat halaman pertama, tertulis nama penulis yang singkat dan pendek. AL. Tidak ada kepanjangan yang lain. Aku jadi sedikit penasaran dengan penulisnya, laki-laki atau perempuan nih.

“Halo, assalamualaikum”  Suara laki-laki yang tadi membaca firman tuhan dengan merdu itu mengagetkanku.

Saat aku menoleh dan ingin menjawab salamnya, teryata dia sedang menelpon. Malu aku sempat GeEr dengan apa yang terjadi barusan. Untung saja tidak ada yang lihat.

Langsung balik aku membaca buku yang tadi dibeli.

“Mengisi bedah buku dimana?”

Kembali suara sang laki-laki terdengar, wah sepertinya dia orang penting ya.

“Oke, tapi aku sedang kehabisan stok, minta kirimkan lagi oleh penerbit buku SATU LANGKAH, dan bawa juga buku GUE BERJILBAB MASALAH BUAT LOE?, untuk dijadikan door prize ya”

Kali ini aku merasa benar-benar kaget. Buku ini apa jangan-jangan dia yang tulis ya. Setelah selesai menelpon kuberanikan diri untuk bertanya dengannya.

“Mas, maaf apa mas penulis buku ini ya?” sambil menunjukkan buku di depan matanya aku sedikit menunduk.

Orang yang aku ajak bicara sedikit terkejut, lalu menjawab dengan santai.

“Ah iya mbak, mabk baru beli ya, boleh minta komentarnya ya mbak” sebuah senyum manis terukir setelah membenarkan apa yang menjadi pertanyaan barusan.

Aku hanya diam tanpa kata. Sepanjang perjalanan  hanya bisa istighfar, sesekali curi pandang kepada sosok di depanku.

masyaAllah ternyata beliau penulis dan lagi pinter baca quran.

Lagi-lagi batinku berkomentar. Dan saat itu juga aku langsung istighfar dengan suara yang lantang. Supir dan pemuda itu merasa terkaget. Nabila tahan dirimu, jangan langsung salting gitu. Aku menyemangati dan mengomentari diri sendiri.

Setelah sampai kostan, aku kembali mencoba menekuni  ide yang ingin ditiulis untuk cerpen yang akan dilombakan. Akhirnya aku hanya menulis kejadian singkat yang kualami hari ini. Tentunya karakter dan setiing tempat sedikit diubah. Lalu aku beri judul JILBAB PENGHUBUNG TAKDIR.

Bisa dilihatkan bagian yang mengatakan tentang Rok Celana hanyalah satu paragraf di awal dan ditengah cerita, setelah itu tidak ada lagi.

Well, intinya menulislah dengan tulisan yang kamu bisa. Jangan memikirkan mau menulsi apa, tapi tulislah apa yang ada dipikiran. Kita tidak tahu bagian tulisan yang akan menjadi sebuah keajaiban.

Salam Berkarya.
Minggu, 30 Oktober 2016 0 komentar

Tilawahmu ODOJ, Menulismu ODOP, Hafalanmu ODOA, Membacamu ODOB



Ini cerita tentang orang lain yang membuat hidupnya produktif. Jangan kalian tanya saya, diantara judul itu belum ada yang saya lakukan secara penuh, saya hanya akan bercerita tentang orang lain saat ini.


Tentu semua sudah banyak mengenal kebanyakan istilah di atas. Singkatan One Day One ... yang menunjukkan setiap harinya ada yang dilakukan dengan kebaikan. Mengaji, menulis, membaca, menghafal. Empat kegiatan yang saling berkaitan.

Mungkin pernah terbersit dalam benak kita melakukan itu semua sangatlah sulit. Banyak alasan yang dikemukakan. Waktu yang tidak ada, kesibukan yang menumpuk, mengatai diri belum pantas dan sebagainya. Semua alasan itu sejatinya bukan hal untuk membuat kita tidak bisa, itu hanyalah pengalihan dari diri kita untuk tidak melakukannya.

Mulai dari Tilawah. Pasti sudah sangat sering mendengar program One Day One Juz. Setiap hari membaca satu juz Al-Quran sehingga mampu mengkhatamkannya dalam satu bulan. Faktanya banyak sekali teman saya yang mampu melakukannya. Di kampus saja mungkin ada lebih dari lima puluh orang yang melakukannya. Saya yakin mereka semua adalah orang hebat.

Apalagi diluar kota, semakain banyak dan gencar kegiatan ini dilakukan. Tidak hanya anak muda bahkan sampai orang tua pun mengikutinya.  Buat kita yang masih belum mampu, dimana letak kesusahannya? Ternyata hanyalah sebuah kemalasan. Bukankah tidak harus menyelesaikannya dengan sekali duduk satu juz. Bisa dicicil minimal sehabis sholat.

Semoga mereka yang terus istiqomah dimudahkan Allah. dan kita yang belum disegerakan untuk memulai dan mengikutinya.

Lalu menulis. Mungkin dari empat bagian di atas bagian inilah yang cukup baik saya lakukan, meskipun belum tentu. Karena yang saya lakukan hanyalah menulis bebas tanpa tema yang pasti. Menulis kegiatan menarik yang saya jumpai, ataupun hanya sekedar kalimat motivasi dan cerita serta puisi.

Banyak penulis lain yang lebih baik dan lebih hebat tulisannya. Salah satu yang pasti saya ikuti adalah tulisan dari blog Bang Syaiha. Beliau inilah yang membuat saya terpacu untuk membiasakan diri dalam menulis. Meskipun tidak bisa gabung dalam komunitasnya One Day One Post, saya melawan diri sendiri untuk melakukannya.

Berikutnya tentang Hafalan. Jangan tanya saya berapa hafalan yang saya punya, masih sangat sedikit tentunya. Lagi-lagi kali ini saya ganya menceritakan orang lain yang menjadi inspirasi. Tentu One Day One Ayat itu sedikit, tapi faktanya kita masih banyak yang belum bisa melakukannya. Masih sulit hanya untuk sekedar membuka Mushaf sebentar dan membaca satu ayat.

Saya kagum dengan mereka yang mampu menghafal Al-Quran dengan cepat, bahkan ada yang mampu satu bulan. Tidak usah jauh-jauh, disekitar saya saja banyak dalam satu – dua tahun sudah mampu hafal Al-Quran. Tentu perlu pengorbanan untuk mendapatkan seuatu yang lebih baik. Semoga kita semua dimudahkan lidah untuk menghafalnya juga aamiin.

Yang terakhir membaca. Pada bagian ini membaca buku. Alhamdulillah saya sudah mulai bisa untuk membaca buku atau membaca tulisan apapun setiap harinya meskipun masih sedikit. Mereka yang hebat dikatakan yang mampu membaca minimal 30 menit sehari. Sangat sedikit sebenarnya jika dibandingkan dengan kita yang asyik bermain dimedia sosial dan nonton berjam-jam.

Andai kita rangkai semua kegiatan di atas dalam satu hari rasanya bisa jika benar-benar niat dengan tulus dan yakin untuk melakukannya.

Tilawah satu juz, cukup setiap habis sholat dua lembar, itu hanya sekitar 15-20 menit paling lama. Jika yang sudah lancar mungkin 10 menit. Jika di total paling lama untuk tilawah 20 menit di kali lima waktu sama dengan 100 menit.

Lalu untuk menulis. Membuat tulisan artikel 500 – 1000 kata, paling tidak membutuhkan waktu paling lama dua jam, atau 120 menit. Lalu menghafal satu ayat perhari, rasa-rasanya satu jam itu sudah waktu yang lama untuk melakukannya. Hanya satu ayat lho ya, kecuali memang ada beberapa ayat yang panjang. Berarti memerlukan waktu 60 menit.

Terakhir untuk membaca. Baiklah tidak usah berat seperti buku yang memiliki ketebalan 500 halaman lebih. Artikel ringan atau cerpen saja cukup. Rasanya untuk 5-10 lembar satu jam juga selesai ya. Jadi hanya butuh waktu 60 menit.

Jika kita jumlahkan waktu semua empat kegiatan tadi dalam sehari  totalnya hanya 340 menit, itu hanya sekitar 6 jam dari total waktu kita sehari. Bahkan kalau sudah terbiasa melakukannya akan lebih cepat lagi. Dan kita masih memiliki 18 jam waktu lainnya untuk melakukan berbegai aktivitas.

Semoga kita semua dimudahkan untuk terus melakukan kebaikan, aamiin.
(Sumber Tulisan : Anonim, Pejuang Dakwah)

Salam kebaikan.
0 komentar

2 – 6 – 5

Bulan ini adalah bulan produktif bagi saya. Banyak hal baru yang saya dapatkan dan bagikan. Meskipun belum menjadi orang yang hebat seperti mereka yang sudah mendunia, namun hal kecil ini menjadikan sebuah warna tersendiri bagi saya.

DUA SEMINAR


Diawali dengan mencari ilmu secara langsung. Yang saya maksud disini adanya seminar kegiatan yang baru berhubungan dengan ilmu yang saya tekuni. Tanggal 2 dan 9 oktober lalu. Dua seminar pelatihan dengan tujuh pemateri yang berbeda sekaligus. Hal ini tentunya membawa angin baru untuk menambah kotak ide dan ilmu saya.

Seperti yang sudah saya bahas pada tulisan yang lalu, pemateri pertama dalam pelatihan ini adalah Asma Nadia. Seorang penulis yang menjadi idola semenjak kelas dua sma ketika mulai suka membaca. Lalu berikutnya oleh suaminya sendiri, Pak Isa Alamsyah. Memberikan ilmu tentang menulis dan pendekatan yang ada. Dengan tips-tips baru bagi saya membuat hal ini menjadi lebih banyak pilihan untuk melakukan kegiatan menulis.

Lalu ada mas Guntur dan mas Agung. Produser dan penulis buku dengan pengemasan yang unik. Ilmu baru yang di dapatkan tentu menambah semangat yang ingin segera saya tularkan. Yang awalnya mengejar satu poin malah mendapatkan banyak poin dari berbagai hal.

Di tanggal 9 nya, materi dimulai oleh Bunda Helvy Tiana rosa. Menceritakan banyak kisah tentang kepenulisan, berbagi pengalaman dalam dunia menulis, bahkan membongkar cerita dibalik kepenulisan Mas Gagah Pergi, yang membuat saya dan seluruh peserta takjub. Hilman sang penulis buku Lupus pun Hadir. Dengan gayanya yang pemalu ternyat penulis yang produktif. Bayangkan saja sehari beliau bisa menulis bahkan sampai 65 lembar.

Terakhir ilmu paling baru dalam dunia yang saya geluti, yaitu pembuatan script film. Disini Mas Alim Sudio, memberikan materinya dengan sangat apik dan menarik. Dengan pembawaan yang lugas dan langsung, saya menjadi semangat dan mengetahui sedikit dari proses pembuatan film dan beberapa hal lainnya.

Nah, dua seminar ini yang menjadi pembuka ilmu yang saya ambil di awal oktober ini.

ENAM BUKU

Tentu tidak perlu saya jelaskan panjang lebar ya. Tulisan tentang buku ini sudah saya review sebelumnya, jika anda lihat disamping bagian top post ini, ada disana.



Love Sparks In Korea. Ini buku pertama yang saya baca di awal bulan ini. Membelinya langsung di acara pelatihan Asma Nadia, membuat saya lebih semnagat untuk membaca karena selain langsung ditandatangani oleh penulisnya, fotopun tak ketinggalan. Buku ini saya selesaikan dalam dua hari.

No Excuse. Buku kedua yang bergenre motivasi ini berbarengan saya beli bersama dengan buku Asma Nadia sebelumnya. Karya Pak Isa Alamsyah ini memberikan saya lecutan untuk menghilangkan semua alasan dalam melakukan sesuatu. Dengan menghadirkan kisah-kisah yang menarik dari perjalanan orang terkenal, membuat saya yakin dan menambah asupan materi dalam perjalanan kehidupan yang ditempuh.

Gara-Gara Indonesia. Buku ketiga ini berisi tentang hal yang tidak biasa. Sebuah sejarah apik Indonesia ditampilkan disini. Istimewanya buku ini tetap terus menjadi hal yang mengenakkan untuk dibaca. Meskipun yang dibahasnya adalah sejarah, namun apa yang dihadirkan tidak seperti kita membaca sejarah. Sangat menarik dan nyaman untuk dibaca sampai lembar terakhir. Mas Agung telah sukses menuliskan sejarah dengan sudut pandang berbeda.

Humortivasi, buku keempat. Kali ini kembali ke buku Pak Isa Alamsyah. Yah buku humor yang tidak biasa, karena tujuan dan esensinya adalah untuk memotivasi. Beberapa humor di dalamnya sudah saya bawakan ke dalam acara-acara yang saya isi dan sangat membumi. Banyak hikmah dari sebuah kelucuan, jika bisa membawakannya dengan baik dan elegan.

Masih Ada. Buku kelima ini Novel dari seorang penulis yang luar biasa Bang Syaiha. Saya yang mengikuti blognya selama kurang lebih empat bulanan ini sangat terinspirasi dengan tulisan beliau. Selain itu, novel yang dihadirkannya bukanlah sebuah cerita biasa yang remeh temeh. Perjalanan kehidupan yang bahkan membuat saya semangat untuk mengerjakan tugas akhir, hehe.

Speak To Change. Buku terakhir yangsaya baca bulan ini, dari seorang motivator trainer Jamil Azzaini. Buku ini beberapa waktu lalu saya incar ketika sedang cuci mata di Gramedia. Setelah melihat harganya menimbang-nimbang dan menyisihkan isi kantong untuk membelinya.

Setelah membeli buku ini, Alhamdulillah dua undangan mengisi materi menyusul. Tepat setelah memahami konsepnya ini waktu yang bagus untuk mempraktekkannya. Meskipun belum sempurna dan maksimal jika dibandingkan Pak Jamil yang membawakan, saya mulai memahami hal baru dalam berbicara di depan umum. Kembali belajar dan belajar.

LIMA ACARA

Selain produktif mencari alhamdulillah diberi kesempatan juga untuk berbagi. Namun terbukti bahwa untuk bisa berbagi banyak harus mengisi diri sendiri dengan lebih banyak.

Mindset Sukses, SLE Kelas 5. Tanggal 15, Acara pertama ini, saya diberi kesempatan untuk membawakan materi tentang mindset sukses. Secara penuh tulisan ini sudah pernah saya tuliskan, silahkan dilihat-lohat blognya, hehe.

Pada kesempatan kali ini, saya langsung berbagi ilmu dengan buku yang baru saja saya beli sebelumnya, No Excuse. Dengan menjelasakan secara singkat 10 alasan yang tidak boleh dibangun ketika ingin menjadi sukses, tidak hanya peserta, saya pun menjadikannya pelajaran untuk diri sendiri.

Pelatihan menulis P3M. Acara kedua yang saya lakukan tanggal 15-16. Kepenulisan ini berjalan dua bulan dalam mentoringnya, namun untuk menyamakan suhu, semua peserta akan menjalani pelatihan teori awal selama dua hari. Di hari pertama tidak ada satupun laki-laki yang mengikuti. Sampai sekarang terus menjadi pertanyaan, ada apa dengan hal ini. Barulah di hari kedua, ada satu orang laki-laki yang alhamdulillah sampai berjalannya kelas sekarang dirinya tetap aktif mengikuti.

Potensi Diri, SLE Kelas 2. Acara ketiga yang saya isi bulan ini, tanggal 22. Yang bikin saya cukup kaget adanya peserta yang luar biasa banyak. Saya harus ekstra tenaga untuk bisa menyampaikan materi dengan baik. Meskipun akhirnya tetap saja saya tidak bisa menghandle semuanya, beberapa respon yang diberikan membuat saya terus berbagi dengan apa yang dipunya.

Peluang, SLE Kelas 1. Acara keempat ini menjadi hal spesial tersendiri bagi saya. Tanggal 29 kemaren bertempat di gedung GB2, untuk minggu ke tiga saya berbagi di hadapan mahasiswa SLE. Tidak pernah terbayang sekalipun akan melakukan hal ini. Dengan orang yang berbeda, peserta yang berbeda, dan materi yang berbeda pula, saya mencoba terus berbagi dengan banyak hal. Pas sekali pada kegiatan ini saya sudah menyelesaikan sebagian buku terakhir dari enam buku yang sudah saya baca, dan salah satunya membahas tentang materi yang saya bawakan.

Manajemen Organisasi, PMO Bahasa Inggris. Nah inilah acara kelima yang tadi siang saya lakukan. Berbicara tentang organisasi, tentunya hal ini adalah pembicaraan yang cukup memiliki bibit. Saya sendiri juga harus belajar lagi tentang ini. Setidaknya yang bisa saya bagikan adalah pengalaman saya ketika mengikuti organisasi dulunya.

Alhamdulillah diberi kemudahan untuk melakukan semuanya. Bagaimana dengan bulan depan, kita lihat saja, semoga Allah memudahkan langkah saya untuk terus berkembang. Setidaknya sudah ada satu buku yang saya incar, semoga tidak habis di beli orang lain, hehe.

Salam Berkarya, Salam kebaikan.
0 komentar

Sedikit Cerita dari Kelas Menulis P3m, (Pertemuan kedua)



Belajar dan berbagi itu perlu bahkan mengasyikkan. Dengan belajar kita akan banyak mendapat hal baru, dengan berbagi kita akan menambah teman baru. Namun tentunya tidak hanya itu, banyak hal lain lagi yang bisa didapatkan dari kedua hal tersebut.


Setelah di bagi kelompok dengan mentor masing-masing ada beberapa yang menjadi peserta dengan saya. Empat orang yang bersama saya dalam belajar kepenulisan hari ini mulai untuk menuangkan idenya. dengan ide yang berbeda-beda sebagai mentor saya juga ikut belajar. Dan lagi keempat orang yang berasal dari jurusan berbeda ini membuat saya mendapat banyak hal baru.

Ada Melda dari Biologi, Mushi dari Kimia, Rizky dari kedokteran, dan Wahyu dari teknik. Wah saya sendiri kaget ketika mengetahui mereka semua dalam ranah belajar yang berbeda. Dan lagi semuanya anak eksak yang dulu ketika sekolah bukan hal yang saya kuasai.

Saya anak IPS, kimia dan biologi saya pas-pasan. Belajar teknik? Kepala puyeng mah. Pernah sekali melihat buku modul kedokteran, baca beberapa istilah tak ada yang saya paham. Tapi sekarang dihadirkan empat menjadi satu di hadapan, tentu menjadi sebuah kenikmatan yang luar biasa.

Kebahagiaan lain yang juga menjadi sebuah pembelajaran, keempat orang yang dulu menjadi peserta menulis, lalu Akhir maret menerbitkan bukunya, sekarang sudah ikut menjadi mentor menulis bersama saya. Tentu hal ini juga menjadi tempat pembelajaran bagi saya, dan mereka sudah bisa naik kelas. Keken, Khoirunnisa, Panisia, dan Diana. Dengan memiliki mainty masing-masing mereka juga menebarkan ilmu menulisnya.

Setelah saling bertukar ide dengan empat orang yang menjadi peserta mentor saya, alhamdulillah ide yang ditawarkan menarik dan bagus. Saya tinggal menunggu eksekusi dari yang akan mereka tulis. Semoga target terbit tahun 2017 nanti tercapai aamiin.

Peserta yang menjadi mentoring saya khusus semuanya menulis pada tulisan non-fiksi.  Setelah sedikit materi dan pengantar di setengah jam pertama, mereka mulai mencari ide dan tulisan yang akan dibikinkan menjadi naskah utuh nantinya.

Salah satu peserta yang dari teknik sudah membuat kerangka komplit yang terstruktur. Dari isi dan ide yang ditawarkan terlihat sepertinya ini anak aktivis, apalagi judulnya yang menarik KERETA DAKWAH. Tidak lama setelah itu yang dari kedokteran juga menyetorkan judul serta kerangka idenya, naskahnya MAHASISWA SEPANJANG HAYAT. Saya semakin tertarik dan merasa mendapatkan suntikan baru dengan ide yang mereka tawarkan. Yang terakhir dari mahasiswi jurusan kimia, sebuah ide tentang rasa syukur dengan judul LANGIT TANPA BATAS.

Semoga apa yang sudah mereka rancang bisa terealisasi dan terbit. Dan tugas mereka sudah mulai untuk menulis. Minggu depan akan dicek dengan terget minimal 10 halaman, karena mereka akan menghasilkan 150 halaman dalam dua bulan.

Setelah selesai kelas menulis pada minggu ini, dua mentor Diana dan Khoirunnisa, menghampiri dan memberikan sesuatu yang cukup kaget sekaligus kagum. Menjadi mentor menumbuhkan rasa haus ilmu mereka yang lebih. Akhirnya mereka mengungkapkan ingin menulis lagi dengan bimbingan dan tekanan seperti yang saya berikan sebelumnya.

Diana dari buku pengembangan diri, beralih ke Novel. Khoirunnisa dari buku novel beralih ke buku motivasi. Sebuah tantangan baru yang mereka ambil dan membuat mereka untuk menaiki kelas yang lebih tinggi lagi.

Melihat mereka yang semangatpun saya tidak mau kalah. Empat naskah di laptop yang dua diantaranya sudah selesai, mau diproses untuk terbit, dan dua lagi untuk diselesaikan. Ah, tidak pernah terbayang sang pemilik tulisan cacing kepanasan ketika SD, menjadi seorang penulis yang ingin berkarya. Semoga meskipun pemula, tulisannya bisa bermanfaat dan berguna bagi orang banyak.

Salam kebaikan.
Sabtu, 29 Oktober 2016 0 komentar

Ini baru GILA (Gali Ilmu Langsung Action)


Hari ini secara tiga minggu berturut saya mengisi di SLE (Student Leadership Education) yang diselenggarakan oleh BEM KBM UNIB. Sebuah hal yang tidak pernah disangka sebelumnya karena acara bergengsi tingkat universitas ini tidak sembarang orang bisa menjadi pengisi materinya. Atas kesempatan yang diberikan ini tentu menjadi pengalaman dan pembelajaran baru bagi diri saya.

Hal yang menarik untuk saya pada mengisi materi kali ini, karena tepat saya menyelesaikan enam buah buku dalam bulan ini. Kamu bisa baca reviewnya dan megklik ini. GARA-GARA INDONESIA akhirnya HUMORTIVASI MASIH ADA kesempatan untuk SPEAK TO CHANGE


Buku terakhir yang saya baca tentang bagaimana berbicara dapat mengubah seseorang. Jadi berbicara bukan hanya sekedar asal saja, ada perhitungan atas semuanya. Buku SPEAK TO CHANGE dari Pak Jamil Azzaini benar-benar membantu saya untuk membawa materi hari ini, meskipun tentu saja yang saya sampaikan masih sedikit dan belum ada apa-apanya bila dibandingkan dengan pemateri lain.

Saya ingat sekali pesan Pak Jamil di bukunya untuk bisa menjadikan audience sebagai raja dan pemeran utama dalam sebuah acara training atau sejenisnya. Meskipun belum maksimal, saya masih mencoba untuk melakukannya. Mengedarkan pandangan mata ke semua audience tentu bukanlah hal yang gampang, namun itu perlu di lakukan.

Hari ini kembali saya mendapatkan pelajaran dari para peserta yang berhubungan dengan buku Pak Jamil yang saya baca. Memang menceritakan dengan apa yang dialami oleh diri sendiri menjadi lebih mengena dan berbekas.

Pada materi story telling tentu saja langsung saya praktekkan. Alhamdulillah, ada respon yang mengenakkan. Dan pada bagian akhir saya tutup dengan menjawab pertanyaan dengan sebuah lirik lagu yang dimodifikasi. Bukan berarti menyanyikannya.

Jika dihitung-hitung bulan oktober ini bulan produktif bagi saya. Karena ilmu, berbagi, dan mencari semuanya banyak terjaring di bulan ini. Memang apa yang saya lakukan tidak setara dengan orang hebat lainnya di sekitar saya, apalagi di luar sana, namun harapan dari hal kecil inilah yang semoga nantinya akan menjadi besar.

Ketika kembali ke sekolah, bertemu dengan seorang yang luar biasa juga dalam kepenulisan. Baru saja berbagi, saya sudah dituntut untuk mencari. Karena memang untuk bisa banyak menyampaikan, harus mampu banyak makan (bukan makan makanan ya).

Setelah itu sebuah target yang tidak terduga menjadikan saya sebagai salah satu fasilitatornya. Semoga hal itu akan menjadi kenyataan di pertengahan bulan Februari nanti aamiin.

Lagi-lagi jangan pernah puas dengan apa yang dipunya. Teruslah mencari meskipun banyak yang mencaci-maki. Selama itu masih dalam lingkup hal kebaikan jangan ragu dan sungkan. Bertanyalah kepada mereka yang lebih tahu. Belajaralah kepada mereka yang lebih pintar. Dengarkanlah bicara mereka yang lebih bijak.

Kita tidak pernah tahu ilmu dan amal datangnya darimana. Pun tak pernah nampak dosa yang diperbuat akan berdampak apa. Dengan menggunakan kesempatan sebanyak mungkin untuk melakukan kebaikan yang ada, semoga mampu membuat kita menjadi manusia yang berguna untuk diri sendiri dan sekitar.

Salam Kebaikan
Jumat, 28 Oktober 2016 0 komentar

Ini Kamu Banget...


Eits, melihat judulnya bukan berarti saya ingin beralay ria ya. Dalam kesempatan kali ini, hanya sebuah tulisan sederhana dengan apa yang kita punya.


Pernah mendapat ungkapan dari orang lain seperti yang di atas?

Ini Loe Banget,

Wah gaya kamu sekali ya...

Ungkapan lainnya yang sejenis? Pernah?

Jika kamu mendapatkan ungkapan seperti ini, itu menunjukkan kamu sudah punya sesuatu yang khas. Menjadi unik sangat perlu untuk membuat diri kita tidak biasa dari yang lain. Dengan begitu, orang akan mengenal dengan apa yang kita lakukan.

Contoh teladan paling hebat menurut saya, Nabi Muhammad SAW. Empat sifat yang melekat pada dirinya adalah Shidiq, Amanah, Tabligh, dan Fathonah. Betapa empat sifat mulia ini bukan hanya melekat pada diri Rasulullah, bahkan menjadi rujukan dan contoh tuntunana bagi seluruh manusia.

Selain menjadi manusia biasa yang memiliki akhlak yang baik, beliau sekaligus menjadi utusan Allah yang mulia. Jadi mengikutinya bukanlah sebuah pilihan, namun sebuah keharusan bukan? Jangan sampai hal-hal yang dilarangnya bahkan dikecam, malah kita lakukan. Itu sama saja tidak mengakui akhlaknya yang bagus dan mengabaikannya sebagai seorang yang menjadi Utusan Allah.

Bagaimana dengan kamu, punya branding atau ciri khas sendiri?

Saya Alhamdulillah mulai merasakan itu. Orang dsekitar yang sudah terbiasa membaca tulisan saya pernah mengatakan bahwa gaya tulisan ini, gaya saya banget. Saat itu saya meminta pendapatnya tentang sebuah naskah yang sudah di rampungkan.

Semenjak itu saya mulai berpikir, memang gaya saya itu seperti apa ya?

Lalu dalam hal lain, saya pun mulai dijuluki beberapa panggilan berbeda. Bahkan sebagai mentor, saya terkenal sebagai seorang yang ekstrim terutama dalam bidang kepenulisan. Hal ini juga menjadi evaluasi diri, bagaimana tidak merubah sesuatu yang sudah di punya, apalagi yang berhubungan dengan kebaikan.

Memang tidak mudah menemukan gaya atas diri sendiri, maka dari itu kita perlu berkomunikasi dan silaturahim dengan orang lain. Jika tidak bisa tahu apa yang kita punya, tanya orang lain apalagi teman terdekat untuk menggalinya.

Apapun yang melekat pada diri kita semua jadikanlah hal itu yang baik dan bagus untuk diingat. Jangan sampai julukan-julukan yang ada adalah sesuatu yang tidak mengenakkan apalagi berupa sindiran, hal ini tentu akan membuat diri sendiri merasa tidak enak.

Namun julukan yang paling baik jika penilainya adalah Allah. bagaimana agar menjadi nampak baik dalam penilaian Allah, tentunya mengikuti apa yang ada di Kitabnya dan sunnah Rasulnya. Jangan Sampai mengaku hambaNya, tapi hanya mengikuti yang enaknya saja, dan mengabaikan menjalankan yang memberatkan hawa nafsu.

Semoga kita semua bisa saling mengingatkan dan terus berada pada kebaikan.

Salam kebaikan.
2 komentar

Semua Ini Gara-Gara Bang Syaiha



Siapa yang tidak kenal penulis Blog dan Novel satu ini? Tapi gara-gara mengikuti beliau saya malah melakukan sesuatu yang tidak biasa dan ini sungguh tidak bagus jika dihentikan.

Mengikuti blog beliau, awalnya karena ada sebuah postingan seseorang di facebook. Belum terlalu lama memang, saya rutin membaca tulisan beliau baru tiga bulan ini. Salah satu hal yang membuat tertarik adalah ketika adanya sebuah program One Day One Post.

Di awal saya hanya memperhatikan saja. Lama-kelamaan mulai banyak yang saya pelajari dari beliau. Menulis setiap hari di blog, pasti tidak mudah, awalnya berpikir begitu. Lalu sempat tertarik ingin mengikuti pelatihan dan event yang beliau adakan. Tapi sayang, syaratnya harus memiliki WA, dan saya tidak memilikinya. Urung untuk ikut.

Setelahnya saya masih terus mengikuti tulisan dan blog Bang Syaiha. Sampailah pada akhirnya saya mengikuti tulisannya tentang sebuah kebiasaan menulis. Disini mulai menjadi ketertarikan bagi diri sendiri.

Semakin hari saya ikuti ternyata baru sadar, laki-laki yang murah senyum ini (sepertinya, he) menulis setiap hari. Saya coba untuk copy paste ke dalam word untuk mengecek jumlah kata yang ditulisnya setiap hari. Ternyata lumayan juga bisa 2-3 lembar paling sedikit yang dia tuliskan.

Saya mulai mencoba mengikutinya. Awalnya tidak terpikir hasil dari mengikuti ini berdampak besar. 7 agustus 2016, saya mulai untuk menulis One Day One Post. Dengan semangat menggebu ingin mencoba mengejar tulisan teman-teman yang juga memiliki blog dan sudah memiliki tulisan yang sangat banyak, sedangkan saya belum ada.

Alhasil dibulan Agustus saya mencoba mengeluarkan batas diri yang dipunya, diakhir bulan saya mampu menulis lebih dari 30 tulisan. Wah ini akibat mengikuti Bang Syaiha nih. Saya sempat berpikir begitu. Ternyata jika sudah dirutinkan, menulis sebanyak itu tidak sesulit yang di bayangkan. Dan sekarang berjalan menuju tiga bulan tulisan saya sudah mencapai 133 postingan di blog.

Efeknya terasa sekarang, dengan membiasakan menulis, saya menjadi mudah dan cepat untuk menulis. Untuk tulisan 200-300 kata, cukup dengan waktu 15 menit. Bahkan pernah belum lama ini ketika mencoba membuat cerpen dengan mengalirnya dalam waktu satu jam mampu menulis sebanyak lima lembar. Wah ini hal yang dulu tidak mungkin saya lakukan.

Tentunya saya tahu hal yang saya lakukan ini belumlah apa-apanya dibandingkan kamu dan yang lainnya. Saya masih sangat baru dalam menulis, dan sampai sekarang masih belajar seperti kamu dan para penulis hebat lainnya.


Nah tulisan ini hasil dari lima belas menit juga alhamdulillah. Sekarang Novel Bang Syaiha yang sudah saya lahap dalam waktu kurang lebih 12 jam ini juga menjadi santapan yang nikmat. Karena sudah terbiasa dengan tulisan Bang Syaiha, saya jadi mulai paham dengan gaya tulisan beliau.

Hal pertama yang membuat saya senang dan sangat menikmati membacanya -hingga menyelesaikan buku empat ratusan halaman ini dalam waktu kurang dari 12 jam- karena saya yang juga berasal dari Bengkulu dan dua tahun lalu pernah ke kalimantan barat selama satu bulan.

Ketika membaca setting pertama daerah Sambas, teringat ketika dulu pernah makan bubur sambas di Kalimantan barat. Uh, jadi kangen dan pengen makan bubur itu lagi. Dimana bubur itu disebut bubur pedas. Hanya bisa di buat di daerah asalnya, karena ada bumbu yang tidak ada di tempat lain. Begitu kata teman yang berasal dari Sambas yang menyuguhkannya dulu.

Benar-benar secara sekilas saya ingat pengalaman dua tahun lalu di Kalimantan karena buku ini. Bang Syaiha harus tanggung jawab karena membuka kenangan lama saya, hehe. apalagi kondisi dalam cerita buku ini hampir mirip, dimana Khalid posisinya sedang pengabdian, saya saat ke Kalimantan Barat itu juga sedang melakukan KKN (Kuliah Kerja Nyata).

Terimakasih Bang, karena dirimu saya jadi seperti ini. Menjadikan blog sebagai melatih diri dalam menulis, yang belum pernah terpikir sebelumnya.

Mencari guru yang baik bisa melalui apapun, tempatnya dimanapun, dan waktunya kapanpun, tentunya dengan siapapun.

Salam berkarya.
 
;