1
januari 2017, kembali menghitung ajal yang makin dekat ya.
Kita flashback
beberapa jam sebelumnya sebentar saja. Saya hanya akan bercerita apa yang
terlihat di kota saya. Kalau kota Anda silahkan ceritakan sendiri ya. Kalo mau
di bantu publishkan disini juga boleh kok, hehe.
Feeling
saya akan hari pergantian tahun akan tidak beda jauh seperti sebelumnya. Ya seperti
itu saja sih juga tidak ada kemajuan. Kembang api, bakar-bakar (apapun yang
bisa di bakar), dan terompet, serta ‘ritual’ lain yang dianggap perlu.
Namun sedikit
lebih baik yang saya rasakan, beranda facebook saya lebih banyak berisi ajakan
untuk tidak merayakan tahun baru, beberapa dalil tentang pertentangannya,
pendapat para ulama yang di bagikan, dan banyak hal lain lagi. Saya sendiri
secara dunia maya merasa cukup bersyukur akan adanya itu. Sehingga yang banyak
terbaca adalah dalil dan ajakan kebaikan.
Namun,
pergerakan malam tadi membuat saya tidak bisa berdiam diri di rumah. Saya hrus
keluar mengantar adek yang sedang liburan. Tentunya bukan untuk ikut merayakan.
Luar biasa,
kota sepi ini menjadi macet dan ramai dalam semalam. Tapi apa yang saya rasakan
hanya melihat sekumpulan manusia yang melakukan kegiatan atas dasar ikut-ikutan
dan rame-ramean, tidak ada sedikitpun sebuah semangat dalam kemacetan ataupun
perkumpulan yang terjadi di depan mata.
Saya lihat
terompet-terompet dan petasan yang dijual tidak terlalu laris dari apa yang
terlihat. Mungkin orang sudah kurang tertarik untuk hal itu. Niup terompet
bekas mulut penjual, duduh. Petasan buat apa juga? Bikin jantungan. Yang agak
modern pakai speaker besar lalu hidupin lagu kencang.
Alhamdulillah
menjelang jam sebelas, hujan mulai membasahi bumi. Tidak terlalu deras memang
namun saya menikmati. Terlihat semua pengendara yang awalnya ingin menuju
tempat entah kemana dengan dandanan necis berbocengan pria dan wanita, yang
semoga mereka bersaudara. Semuanya menepi untuk berteduh. Tampak sekali
semangat tahun barunya hanya sekedar saja. Sama hujan saja takut kan...
Akhirnya
jalanan macet menjadi kembali lenggang. Yah niat kita mah sama adek yang sedang
datang liburan, jadi hujan mah dinikmati aja sambil baca doa turun hujan. Semoga
karena hujan tadi malam tidak ada yang mengumpat ya.
Sampai di
rumah, dapet rezeki ikan bakar utuh plus kuahnya. Alhamdulillah, tanpa harus
pake raya-rayaan pun bisa bakar ikan dan bakar jagung kapanpun kan. Kalo mau
merayakan yang meriah tuh udah dikasi waktu yang paling baik. Hari raya idul
Fitri dan Idul Adha.
Nah,
semoga shubuh nggak kelewat, dan dhuha masih sempat ya. Nggak perlu sok-sokan
tahun baru kalo skripsi belum kelar, naskah belum selesai, status masih
sendiri, dan uang pun masih minta mami-papi.
Berbenah
diri itu setiap hari, bukan setiap tahun. Berubah menjadi lebih baik bahkan
setiap saat, bukan Cuma pergantian malam yang sekali lewat. Tidak ada manusia
yang benar-benar baik, pun tidak ada manusia yang teramat buruk. Saling mengingatkan
agar terhindar dari kemaksiatan.
Salam
Kebaikan.
0 komentar:
Posting Komentar