Sabtu, 31 Desember 2016

Tahun Baru, Terus Kenapa, Masalah Buat Gue?



1 januari 2017, kembali menghitung ajal yang makin dekat ya.


Kita flashback beberapa jam sebelumnya sebentar saja. Saya hanya akan bercerita apa yang terlihat di kota saya. Kalau kota Anda silahkan ceritakan sendiri ya. Kalo mau di bantu publishkan disini juga boleh kok, hehe.

Feeling saya akan hari pergantian tahun akan tidak beda jauh seperti sebelumnya. Ya seperti itu saja sih juga tidak ada kemajuan. Kembang api, bakar-bakar (apapun yang bisa di bakar), dan terompet, serta ‘ritual’ lain yang dianggap perlu.

Namun sedikit lebih baik yang saya rasakan, beranda facebook saya lebih banyak berisi ajakan untuk tidak merayakan tahun baru, beberapa dalil tentang pertentangannya, pendapat para ulama yang di bagikan, dan banyak hal lain lagi. Saya sendiri secara dunia maya merasa cukup bersyukur akan adanya itu. Sehingga yang banyak terbaca adalah dalil dan ajakan kebaikan.

Namun, pergerakan malam tadi membuat saya tidak bisa berdiam diri di rumah. Saya hrus keluar mengantar adek yang sedang liburan. Tentunya bukan untuk ikut merayakan.

Luar biasa, kota sepi ini menjadi macet dan ramai dalam semalam. Tapi apa yang saya rasakan hanya melihat sekumpulan manusia yang melakukan kegiatan atas dasar ikut-ikutan dan rame-ramean, tidak ada sedikitpun sebuah semangat dalam kemacetan ataupun perkumpulan yang terjadi di depan mata.

Saya lihat terompet-terompet dan petasan yang dijual tidak terlalu laris dari apa yang terlihat. Mungkin orang sudah kurang tertarik untuk hal itu. Niup terompet bekas mulut penjual, duduh. Petasan buat apa juga? Bikin jantungan. Yang agak modern pakai speaker besar lalu hidupin lagu kencang.

Alhamdulillah menjelang jam sebelas, hujan mulai membasahi bumi. Tidak terlalu deras memang namun saya menikmati. Terlihat semua pengendara yang awalnya ingin menuju tempat entah kemana dengan dandanan necis berbocengan pria dan wanita, yang semoga mereka bersaudara. Semuanya menepi untuk berteduh. Tampak sekali semangat tahun barunya hanya sekedar saja. Sama hujan saja takut kan...

Akhirnya jalanan macet menjadi kembali lenggang. Yah niat kita mah sama adek yang sedang datang liburan, jadi hujan mah dinikmati aja sambil baca doa turun hujan. Semoga karena hujan tadi malam tidak ada yang mengumpat ya.

Sampai di rumah, dapet rezeki ikan bakar utuh plus kuahnya. Alhamdulillah, tanpa harus pake raya-rayaan pun bisa bakar ikan dan bakar jagung kapanpun kan. Kalo mau merayakan yang meriah tuh udah dikasi waktu yang paling baik. Hari raya idul Fitri dan Idul Adha.

Nah, semoga shubuh nggak kelewat, dan dhuha masih sempat ya. Nggak perlu sok-sokan tahun baru kalo skripsi belum kelar, naskah belum selesai, status masih sendiri, dan uang pun masih minta mami-papi.

Berbenah diri itu setiap hari, bukan setiap tahun. Berubah menjadi lebih baik bahkan setiap saat, bukan Cuma pergantian malam yang sekali lewat. Tidak ada manusia yang benar-benar baik, pun tidak ada manusia yang teramat buruk. Saling mengingatkan agar terhindar dari kemaksiatan.

Salam Kebaikan.

0 komentar:

Posting Komentar

 
;