Sabtu, 24 Desember 2016

Gua Jurusan Apa Sih?



Jumat 23 desember 2016,

Lagi-lagi melakukan hal yang di luar kotak, rasanya tentu menyenangkan dan menantang. Setelah berjibaku dengan urusan sekolah yang alhamdulillah sudah bagi rapot beberapa hari lalu, kembali fokus dengan amanah yang masih dalam proses untuk diselesaikan.

Seharusnya jumat ini kembali mengajukan revisi dari seminar tiga minggu lalu. Karena beberapa kendala baru kali ini bisa menghadap, biarpun revisi sudah dilakukan seminggu setelah seminar. Tapi sebuah perjalanan hidup setiap harinya siapa yang tahu.

Pagi siap-siap ingin ikut kuliah tamu dengan dua dosen dari luar negeri. Awalnya ragu, ketika sampai di depan lokasi, tulisannya untuk program Pascasarjana IPA, lah gua siapa? Setelah tanya ternyata boleh untuk umum. memang pembahasan materinya juga tentang polusi udara dan lingkungan sih.

Setelah masuk, sempat berpikir ‘saya sendiri nih yang lain jurusan’ soalnya semua terlihat menggunakan almamater S2 IPA. Tidak lama kemudian dua orang adik tingkat dari jurusan yang sama dengan saya memasuki ruangan. Huh, nggak sendiri deh yang beda, he. Kerennya lagi ternyata moderator pemandu, adalah dosen pembimbing 1 saya. Sempat menelan ludah, kaget juga, yah if you know what I mean? Hehe.

Acara sudah hampir dimulai, seorang panitia menghampiri dan menanyakan untuk meminta kesediaan saya menjadi pembawa doa dalam acara pembukaan. Sempat bingung jangan-jangan disuruh pakai bahasa inggris, ternyata tidak hanya baca doa secara normal saja. Akhirnya ketika saya dipanggil membaca doa, pembimbing saya sempat menoleh ketika nama saya yang dipanggil. Huh, dag dig dug pasti, tapi lanjutin ajalah, modal bismillah.

Akhirnya lanjut materi. Meskipun kuliah yang saya ikuti kali ini bertolak belakang linearnya dengan jurusan yang saya tempuh, tapi tidak masalah, karena saya memang suka hal berbau ilmiah seperti ini. Masih ingat kalau dulu ingin jadi seorang ilmuwan, semua terhenti ketika Fisika berubah menjadi nilai merah di rapot SMA. Meskipun masih suka dengan kimia dan biologinya.  Oke skip, itu hanya maa lalu, hehe.

Saya selalu yakin mempelajari ilmu apapun akan ada manfaatnya jika ditempatkan dengan benar. Selain itu merasa teko ini sudah mau kering karena terus dituang tapi sudah jarang diisi, maka hal ini tidak bisa dilewatkan untuk menjadi santapan.

Materi pertama dari Prof. Corey Johnson, Ph.D beliau membahas tentang dampak lingkungan dari interaksi yang dilakukan oleh manusia. Hal baru yang menjadi ilmu darinya adalah tentang resource nexus. inshaAllah di internet bisa ditemukan tentang hal ini. Tapi ringkasnya, Resource Nexus adalah Sebuah pemanfaatan lingkungan yang saling berkaitan. Apa yang dilakukan pada satu bagian akan membuat rantai ke bagian yang lain. Entah itu makanan, udara, mineral, air, tumbuhan, semua memiliki keterkaitan dalam kegunaannya.

Hal lain yang ditekankan oleh Prof. Corey, tentang keseimbangan antara manusia dan lingkungan. Betapa manusia yang terlalu fokus dengan apa yang dilakukannya menimbulkan dampak yang tidak kecil bagi lingkungan. Seperti dijelaskan dalam beberapa contoh dalam penambangan, hal ini berefek menjadi sesuatu yang tidak baik pada keseimbangan tanah. Dengan digerusnya tanah untuk mendapatkan mineral, emas, minyak, dan lainnya bisa menjadikan kerusakan yang tidak terprediksi akibatnya.

Sebuah upaya perlahan mulai dilakukan untuk menyeimbangkan hal ini. Namun Prof. Corey mengatakan memang ada kerumitan dalam prosesnya. Selain itu tidak bisa secara langsung dilakukan. Perlu dukungan dari banyak pihak untuk membuatnya berhasil.

Dikatakan salah satu untuk bisa membuat sumberdaya yang ada seimbang dengan mengekspor dan mengimpor barang tertentu dari satu negara ke negara lainnya. Beberapa negara kurang memperhatikan hal ini. Alhasil ada negara yang terlalu banyak mengimpor sumber daya, ada juga yang terlalu sering mengekspor sumber daya. Salah satu caranya untuk bisa mengurangi pemakaian lahan dalam memproduksi sumber daya makanan, dengan menggunakan biofuels.

Dalam hasil yang ditampakkan oleh Prof. Corey Indonesia salah satu negara yang cukup seimbang. Dikarenakan selain mengimpor barang juga mengekspor barang secara rutin. Hal ini menyebabkan keseimbangan sumber daya yang diiliki oleh negara ini.

Sekitar 30 menit prof. Corey memberikan materi perkuliahannya dipandu Prof. Safnil, dosen bahasa inggris sekaligus pembimbing utama saya yang ternyata mampu menghasilkan lelucon cerdas di sela-sela materi. Sayapun cukup kaget dan takjub dengan hal itu. Dua pertanyaan awal semua berasal dari dosen yang dijawab dengan ringkas oleh Prof. Corey.

Selanjutnya materi dari Prof. Jay Lennartson, Ph.D tentang polusi udara. Tentunya kedua dosen ini menggunakan bahasa inggris karena memang berasal dari Amerika. Yang disampaikan oleh Dr. Jay tentang polusi udara dan berbagai hal yang berkaitan dengan hal tersebut.

Prof. Corey dengan gaya yang lebih formal, lain halnya dengan Prof. Jay yang gesture dengan lebih luwes. Ekspresi dan pergerakan tubuh Prof. Jay terlihat lebih fleksibel ketika menjelaskan materi.

Pada penjelasannya, menunjukkan bahwa udara yang ada disekitar kita belum tentu sehat dan baik. Memang dengan mata telanjang tidak akan bisa terlihat secara mendetail. Prof. Jay juga menjelaskan bahwa pemakaian masker tidak akan berdampak besar dengan polusi yang berkeliaran. Mungkin akan bisa menghalangi partikel yang besar tapi tidak dengan yang kecil.

Ada dua kategori yang disampaikan tentang ukuran partikel pada polusi udara. Yang pertama PM (Particular Metter) 10, yang kedua PM 2.5. jika diumpamakan, Prof. Jay menggambarkan dengan sehelai rambut, itulah PM 10, lalu PM 2.5 beberapa kali lebih kecil dari itu. Hm, bisa terbayangkan tidak? Mungkin bisa mencari lebih lengkapnya di internet ya...

Beberapa negara yang pernah memiliki polusi udara yang cukup parah ditampakkan oleh Prof. Jay. Ada China, salah Satu negara di Asia tenggara, Pekanbaru, yang beberapa penyebabnya seperti kebakaran hutan dan pabrik yang menghasilkan asap berlebih.

Kendaraan seperti Bus, Motor yang terlalu parah sehingga menghasilkan asap tebal juga salah satu penyebab polusi udara terjadi. Jadi kalo sedang berkendara di depan kita menghasilkan asap yang parah, boleh deh di peringatkan, karena itu menyumbang kerusakan lho...

Di penutup materinya Prof. Jay memperkenalkan sebuah alat yang digunakan untuk mengukur kebersihan udara dalam cakupan area yang sedang kita tempati. Alat ini bisa mudah di bawa dengan tangan, namun karena masih dalam tahap pengembangan barang ini masih tergolong baru dan belum tersebar luas. Harganya kurang lebih $ 200 atau sekitar Rp. 2.600.000, yah sama kayak harga smart phone kalian lah, hehe.

Dalam tabel penutup ini rentang angka yang menunjukkan seberapa bersih udara yang ada di sekitar kita. 0-50 Sangat bagus, 51-100 Bagus, 101-150 cukup Bagus, 151-200 kurang bagus, 201-300 buruk. Jadi jika angka udara sudah di atas 200 menunjukkan bahwa udara yang ada di sekitar sudah tidak baik untuk dikonsumsi. Dan tahun lalu ketika kebakaran di Riau, ternayata angka udara menunjukkan pada 983. Ini sudah pasti sangat buruk. Tentunya hal ini bisa berdampak besar untuk paru-paru dna jantung.

Kurang kebih itu deh ringkasan kuliah tamu S2 IPA jumat lalu. Berasa jadi anak IPA  setengah hari. Namun ketidakbiasaan hari itu tidak sebatas ini saja. Setelah jumat sudah siap untuk menghadap revisi lagi, eh sebuah hal yang tidak terduga kembali datang. Tentunya menolong orang lain tidak ada salahnya kan.


Mejadi moderator salah satu teman yang akan seminar hasil, tapi di Fakultas pertanian. Hehe langsung saja satu ruangan kembali beda sendiri. Di samping ada empat dosen pertanian yang rata-rata bergelar Insinyur. Di depan muka duduk manis para mahasiswa yang 90persen dari jurusan Agrotek.

Akhirnya membuka sampai menutup dalam seminar hasilnya Mas Rendi Rahman. Jadi gambaran juga untuk diri sendiri, hehe. Akhirnya dalam waktu satu jam lebih, ikut belajar singkat tentang keong mas, pemanfaatan kulit jengkol menjadi pesisida, anakan padi dan beberapa rumus dalam penelitian yang dilakukan.

Yah menjadi pengetahuan umum tidak masalah toh, kan belajar dimana saja dan apa saja. Yang baik dan bagaimana menggunakannya kembali kepada diri sendiri kan. Yang salah jika menghalangi orang untuk belajar seakan-akan yang lain itu salah kecuali dia.

Oke itu ringkasan ilmu yang bisa dibagikan pada kesempatan kali ini. Menunngu-nunggu siapa tahu ada ilmu lain yang menunggu untuk diserap lagi. Baik ilmu dunia apalagi ilmu agama.

Semangat Kebaikan.

0 komentar:

Posting Komentar

 
;