Selasa, 27 Desember 2016

Yang Penting Bicara atau Bicara Yang Penting



Berbicara adalah hak setiap orang. Apa yang dibicarakan juga tentu menjadi hak bagi orang yang berbicara. Namun tetap saja berbicara yang baik menjadi prioritas atas apa yang seharusnya dilakukan.


Asal bicara bisa menjadi bumerang bagi diri sendiri. Apalagi di zaman sekarang dengan semua yang serba mudah untuk di manipulasi, sebuah omongan saja bisa menimbulkan dampak besar. Betapa banyak hanya karena sebuah omongan sederhana efeknya luar biasa. Ada yang menjadi tersiksa ada juga yang membuatnya bahagia.

Perkataan ringan bagi seorang yang menyampaikan, bisa menjadi tertanam bagi orang yang mendengarkan, itulah kenapa berbicara memiliki suatu pengaruh yangsangat besar dalam proses dan hasilnya.

Kemaren saja ketika duduk santai, seorang mengatakan tentang apa yang saya sampaikan dulu. Sayapun terkejut. Yang saya pahami itu hanya saya lakukan sendiri, tidak untuk diikuti, ternyata untuk beberapa orang tertanam kuat apa yang saya katakan. Saya sendiri lupa kalo pernah mengatakan di depannya.

Memang ada beberapa pepatah atau kata bijak yang menyinggung tentang berbicara ini. Bahkan ada firman yang juga secara tegas memperingatkannya. Seperti ‘Mulutmu Harimaumu’, ada juga ‘Diam itu emas, Berbicara yang baik itu Perak, Banyak bicara itu sampah’, yang lainnya ‘Berbicaralah yang baik atau diam’ dan firman yang paling saya ingat kurang lebih intinya seperti ini ‘Sangat celaka/tercela bagi seseorang tidak melakukan apa yang mereka katakan’.

Banyak sekali bukan hal yang menyinggung tentang berbicara ini. Bahkan sampai hal-hal tidak bergunapun bisa jadi perbincangan.

Contoh sederhana, hanya dari sebuah nyanyian yang entah apa maksudnya, tapi menjadi viral karena menurut orang menarik, PPAP. Tentu tahu dengan judul ini kan, seorang laki-laki paruh baya menggenakan pakaian yang cukup jreng menyanyikan lagu dengan lirik yang hanya sedikit. I have a pen, I have an Apple, dan seterusnya.

Ada juga yang sekarang sangat meriah menjadi pembicaraan seluruh dunia, ‘Om Telolet Om’ maknanya apa coba? Namun karena hal ini memang menarik sehingga menjadi sebuah viral yang normal dilakukan.

Pada dasarnya berbicara tentulah harus memiliki kebermanfaatan yang baik, bagi sang pembicara, atupun yang mendengarkan. Karena jika salah saja pesan yang disampaikan, lalu yang menangkapnya menelan mentah-mentah akan mudah memicu kerusuhan dan ketidakseimbangan dalam proses komunikasi yang terjalin.

Wah apakah berbicara serumit itu? Tentu tidak, semua kembali ke kita. Kualitas seseorang juga terlihat dari apa yang dibicarakan lho. Jika isi dari seseorang itu kebaikan, maka yang keluar adalah sesuatu yang baik. Jika yang sering dilakukan sesuatu yang kurang baik, itu juuga yang akan keluar darinya.

Semua kembali ke diri kita. Hati-hatilah dengan pesan yang disampaikan kepada orang lain. Bisa jadi terlihat sepele, namun sebenarnya berdampak besar. Jangan takut untuk mengatakan tidak tahu, daripada terlihat menjadi sok tahu.

Sebuah susunan kalimat yang menyinggung tentang apa yang dibicarakan ini bisa menjadi sebuah perenungan bagi kita semua.

Setiap Kata Yang T’lah Terucap
Tak Akan Dapat kembali
Bila Telah Sakiti Hati
Tiada Mudah Tuk Terobati

Kepada Allah keampunan
Akan Selalu di raih
Pada Manusia kemaafan
Terasa Sulit Di Beri

Ingin Jujur Berkata Dalam Tiap Bicara
Namun Yang Ada Terkadang Hanya Dusta
ingin Lisan Selalu berhiaskan Hikmah
Namun Yang Ada terkadang Hanya Ghibah

Sungguh Tiada Mudah Untuk merangkai Kata
Yang Dapat mendamaikan Setiap Rasa

Salam kebaikan

0 komentar:

Posting Komentar

 
;