Berbicara adalah hak setiap orang.
Apa yang dibicarakan juga tentu menjadi hak bagi orang yang berbicara. Namun tetap
saja berbicara yang baik menjadi prioritas atas apa yang seharusnya dilakukan.
Asal bicara bisa menjadi bumerang
bagi diri sendiri. Apalagi di zaman sekarang dengan semua yang serba mudah
untuk di manipulasi, sebuah omongan saja bisa menimbulkan dampak besar. Betapa
banyak hanya karena sebuah omongan sederhana efeknya luar biasa. Ada yang
menjadi tersiksa ada juga yang membuatnya bahagia.
Perkataan ringan bagi seorang yang
menyampaikan, bisa menjadi tertanam bagi orang yang mendengarkan, itulah kenapa
berbicara memiliki suatu pengaruh yangsangat besar dalam proses dan hasilnya.
Kemaren saja ketika duduk santai,
seorang mengatakan tentang apa yang saya sampaikan dulu. Sayapun terkejut. Yang
saya pahami itu hanya saya lakukan sendiri, tidak untuk diikuti, ternyata untuk
beberapa orang tertanam kuat apa yang saya katakan. Saya sendiri lupa kalo
pernah mengatakan di depannya.
Memang ada beberapa pepatah atau kata
bijak yang menyinggung tentang berbicara ini. Bahkan ada firman yang juga
secara tegas memperingatkannya. Seperti ‘Mulutmu Harimaumu’, ada juga ‘Diam itu
emas, Berbicara yang baik itu Perak, Banyak bicara itu sampah’, yang lainnya ‘Berbicaralah
yang baik atau diam’ dan firman yang paling saya ingat kurang lebih intinya
seperti ini ‘Sangat celaka/tercela bagi seseorang tidak melakukan apa yang
mereka katakan’.
Banyak sekali bukan hal yang
menyinggung tentang berbicara ini. Bahkan sampai hal-hal tidak bergunapun bisa
jadi perbincangan.
Contoh sederhana, hanya dari sebuah
nyanyian yang entah apa maksudnya, tapi menjadi viral karena menurut orang
menarik, PPAP. Tentu tahu dengan judul ini kan, seorang laki-laki paruh baya
menggenakan pakaian yang cukup jreng menyanyikan lagu dengan lirik yang hanya
sedikit. I have a pen, I have an Apple, dan
seterusnya.
Ada juga yang sekarang sangat meriah
menjadi pembicaraan seluruh dunia, ‘Om Telolet Om’ maknanya apa coba? Namun
karena hal ini memang menarik sehingga menjadi sebuah viral yang normal
dilakukan.
Pada dasarnya berbicara tentulah
harus memiliki kebermanfaatan yang baik, bagi sang pembicara, atupun yang
mendengarkan. Karena jika salah saja pesan yang disampaikan, lalu yang
menangkapnya menelan mentah-mentah akan mudah memicu kerusuhan dan
ketidakseimbangan dalam proses komunikasi yang terjalin.
Wah apakah berbicara serumit itu?
Tentu tidak, semua kembali ke kita. Kualitas seseorang juga terlihat dari apa
yang dibicarakan lho. Jika isi dari seseorang itu kebaikan, maka yang keluar
adalah sesuatu yang baik. Jika yang sering dilakukan sesuatu yang kurang baik,
itu juuga yang akan keluar darinya.
Semua kembali ke diri kita.
Hati-hatilah dengan pesan yang disampaikan kepada orang lain. Bisa jadi terlihat
sepele, namun sebenarnya berdampak besar. Jangan takut untuk mengatakan tidak
tahu, daripada terlihat menjadi sok tahu.
Sebuah susunan kalimat yang
menyinggung tentang apa yang dibicarakan ini bisa menjadi sebuah perenungan
bagi kita semua.
Setiap Kata Yang T’lah Terucap
Tak Akan Dapat kembali
Bila Telah Sakiti Hati
Tiada Mudah Tuk Terobati
Tak Akan Dapat kembali
Bila Telah Sakiti Hati
Tiada Mudah Tuk Terobati
Kepada Allah keampunan
Akan Selalu di raih
Pada Manusia kemaafan
Terasa Sulit Di Beri
Akan Selalu di raih
Pada Manusia kemaafan
Terasa Sulit Di Beri
Ingin Jujur Berkata Dalam Tiap Bicara
Namun Yang Ada Terkadang Hanya Dusta
ingin Lisan Selalu berhiaskan Hikmah
Namun Yang Ada terkadang Hanya Ghibah
Namun Yang Ada Terkadang Hanya Dusta
ingin Lisan Selalu berhiaskan Hikmah
Namun Yang Ada terkadang Hanya Ghibah
Sungguh Tiada Mudah Untuk merangkai
Kata
Yang Dapat mendamaikan Setiap Rasa
Yang Dapat mendamaikan Setiap Rasa
Salam kebaikan
0 komentar:
Posting Komentar