Dua hari yang melelahkan, oke tulisan
panjang kali ini meringkas perjalanan studi wisata dari keluarga SMP IT
Khairunnas Bengkulu.
Kamis 15 Desember 2016
Hari ini adalah program yang sudah di
rencanakan dari satu bulan yang lalu. Sebuah perjalanan dalam rangkaian acara
classmeeting yang diperuntukkan terutama bagi para siswa. Dengan tiga tempat
tujuan yang diharapkan mampu menambah wawasan sekaligus pelepas penat setelah
masa Ujian Akhir semester.
Pembukaan sebelum berangkat rihlah, rombongan tilmidzat (baca : perempuan) |
Jam tujuh lima belas, semua siswa
sudah berkumpul di SMP untuk siap-siap berangkat. Pembukaan di lakukan dengan
sederhana.
Pembacaan surat Al-Mulk oleh Nadya
Nur Afifah menjadi awal keberkahan acara. Lalu pengarahan langsung oleh kepala
sekolah yang nantinya juga akan ikut menemani studi wisata ini, Ustadzah Yemmy.
Ditutup doa untuk keselamatan selama perjalanan hingga pulang, oleh Wisnu.
Empat puluh satu siswa yang berangkat
terdiri dari anak kelas 7, 8, dan 9. Ditambah dengan sepuluh orang guru
sekaligus staff yang mendampingi.
Sekitar jam 08.15 perjalanan dimulai
berangkat langsung dari Sekolah menuju ke lokasi pertama yaitu kantor BMKG
kepahiang.
Sekitar dua jam perjalanan di
habiskan untuk sampai ke lokasi pertama. Banyak kejadian yang ada di jalan
selama di bus. Dari yang muntah, supir berhenti mendadak, jalan yang
berkelok-kelok dan bahkan berlubang.
Mendengarkan juga percakapan yang
terjadi diantara para siswa, lucu juga. Ada yang sibuk membahas tentang game,
ada yang film anime, tidak sedikit juga yang memilih mendengarkan sesuatu
melalu hpnya dan juga yang tidur.
Setengah sebelas sampai di lokasi,
seluruh siswa berbaris rapi dan langsung masuk ke aula BMKG untuk mendapatkan
materi awal. Setelah pembukaan dari pihak BMKG oleh Pak Hilman, langsung
dilanjutkan materi tentang Klimatologi, Meteorologi, dan geofisika oleh Bapak
Alexander.
Mulai pemberian materi dari pihak BMKG Kepahiang |
Dari awal banyak yang dijelaskan oleh
Pak alexander ini. Seperti perkuliahan 1 SKS lah. Meringkas semuanya dalam tiga
materi.
Berawal dari penjelasan tentang cuaca
yang ada di bumi. Lalu masuk ke bagian-bagian atmosfer. Lempengan-lempengan
yang juga menjadi sebuah pergerakan yang tidak diketahui bahwa setiap tahunnya
lempengan di bumi ini bergerak sebanyak 7 milimeter. Memang sepertinya ukuran
yang kecil, tapi jika di hitung dari pertama kali bumi ada dengan ilmiahnya,
berarti sudah banyak pergerakan dan pergeseran yang dilakukan oleh bumi itu
sendiri.
Dikenalkan juga tentang gempa dan
tsunami, bagaimana itu bisa terjadi, cara pencegahan dan penanggulangannya jika
gempa terjadi entah itu akan disusul tsunami ataupun tidak.
Setelah setengah jam materi yang
diberikan oleh Pak Alexander. Dua murid bertanya sebelum akhirnya melihat
alat-alat sesuai di materi yang diterangkan sebelumnya yang langsung ada di
BMKG.
Pertama Ada Faris murid kelas 9, yang
bertanya tentang peringatan tsunami dan bagaimana tandanya. Ternyata sirine
tsunami memang kencang dan bisa sampai terdengar dalam radius jarak 2 KM.
Selain itu ketika akan tsunami, air laut menyusut dari pinggiran pantai, tapi
poin pentingnya adalah tidak akan terjadi tsunami selama pusat gempa tidak
berada di bagian laut. Berikutnya ada Hanisyah yang juga murid kelas 9.
Bertanya tentang gunung laut yang katanya akan aktif sewaktu-waktu. Ternyata
hal ini tidak ada kepastiannya, karena apa yang ada di laut hanyalah gundukan
atau bukit yang berbentuk seperti gunung. Wallahu’alam.
Setelah selesai semua materi para
siswa di ajak untuk melihat langsung proses kerja para staff dalam mengawasi
semua hal yang berkaitan dengan cuaca, curah hujan, kecepatan angin, dan gempa.
Seluruh Tilmidzat (Baca : siswa perempuan) masuk ke dalam ruang monitor yang
berisi tentang pengawasan deteksi gempa. Semua yang ada disana memakai alat
digital yang di pantau melalui monitor
Alat pengukur curah hujan |
Sedangkan para talamit (Baca : Siswa
laki-laki) melihat alat yang digunakan untuk mengukur curah hujan dan kecepatan
angin. Beberapa alat yang ada di dalam penjelasan materi sebelumnya ada semua
di tempat tersebut, sehingga membuat para siswa mampu merasakan langsung tanpa
hanya mendengarkan teorinya.
Sekitar jam setengah dua belas, kunjungan
di BMKG pun berakhir dengan sesi photo pihak BMKG dengan seluruh warga sekolah.
Perjalanan berikutnya menuju ke tempat kedua Pabrik Hanun.
Tidak terlalu lama, sekitar jam dua
belas sampai di Pabrik Hanun. Cukup dalam memasuki sebuah gang yang berkelok
yang menjadi satu-satunya jalan untuk menuju pabrik hanun.
Setelah sampai di depan pabrik,
ternyata bertepatan dengan masuk waktu dzuhur. Setelah pengkondisian, laki-laki
dan perempuannya memutuskan untuk sholat secara bergantian di mushola pabrik.
Sebuah hal yang menyegarkan ketika
kami berwudhu langsung di aliran sungai mata airnya. Beberapa siswa termasuk
saya sempat terpleset dan membasahi sebagian celana. Airnya benar-benar segar
dan sangat dingin.
Setelah semuanya selesai sholat, semua
ustadz dan ustdzah serta para siswa mulai mendapatkan sosialisasi tentang
pabrik Hanun. Di mulai dengan sambutan oleh Pak Kohani selaku ketua, sekaligus
menjelaskan tentang air yang baik pada tubuh manusia. Menjelaskan juga apa
standar air yang baik untuk dikonsumsi.
Mesin di dalam pabrik Hanun |
Mesin di dalam pabrik Hanun |
Penjelasan tentang proses pengolahan mesin |
Lalu bersama para staff ahli pabrik,
mengadakan uji coba tingkat kelayakan konsumsi dengan menggunakan tiga produk
air kemasan yang beredar dan air Hanun. Hasilnya sangat mengejutkan, karena air
yang mungkin salah satunya sering kita konsumsi karena berpikir bahwa itu
murah, memiliki kandungan yang tidak baik. Terbukti ketika pengujian kandungan
mineral, salah satu air kemasan itu menjadi hitam seperti comberan.
Setelah selesai pengujian air dengan
alat khusus, enam orang perwakilan, Varissa, Syifa, ustadzah Sukma, Ustadz
Anas, Arya, dan Nanda masuk ke dalam pabrik untuk melihat mesin-mesin
pengolahan air Hanun. Karena ruang yang terbatas, dan juga harus steril, maka
dari itu jumlah orang yang bisa masuk dibatasi.
Beberapa penjelasan dan hasil dari
air Hanun sendiri juga membuat menarik. 10% dari setiap keuntungan disumbangkan
untuk yayasan pondok Al-Fida. Selain itu juga satu hal unik yang terjadi dalam
proses pembuatan dan pengolahan air Hanun ini, adalah dalam pembuatannya
dihidupkan murottal Al-Quran. Pantas saja terdengar sayup dari dalam pabrik
seperti orang mengaji ketika kami baru sampai.
Setelah sekitar satu jam studi wisata
kami di Pabrik Hanun, bersiap berangkat untuk makan siang dan menuju lokasi
terakhir, tempat pemeliharaan sapi perah.
Lumayan panjang perjalanan menuju
peternakan sapi perah ini, sekitar setengah jam lebih menggunakan bus, akhirnya
kami sampai di lokasi tempat Peternakan Sapi Perah. Sesampainya disana, semua
langsung menuju tempat di mana sapi di pelihara. Terlihat ekspresi wajah yang
berbeda dari dua tempat sebelumnya. Mungkin karena ini berhubungan langsung
dengan makhluk hidup.
Baik talamit ataupun tilmidzat
menikmati kegiatan mereka berjumpa dengan para sapi. Semua talamit bersemangat
untuk saling memberikan makan rumput kepada para sapi. Sedangkan para tilmidzat
sibuk beselfie ria dengan para sapi. Seneng ketemu saudara jauh kali ya, hehe.
Setelah puas bermain dengan sapi,
semua berkumpul di satu rumah, dan mendengarkan penjelasan tentang sapi perah
oleh salah satu pengelola. Banyak hal yang menjadi pelajaran baru bagi kami
semua.
mendengarkan tentang sapi perah |
Sapi perah ini sudah berdiri cukup
lama, lebih dari sepuluh tahun. Susu hasil dari perahan dari sapi pun dibuat
bermacam-macam. Ada yang yoghurt, es krim, susu kemasan, namun untuk saat ini
hanya menjadi susu kemasan karena beberapa kendala teknis untuk melakukannya. Selain
susu yang menjadi pemanfaatan sapi, kotorannya pun menjadi hal yang bisa di
gunakan. Seperti pupuk dan bio gas untuk kebutuhan rumah tangga.
Di karenakan waktu yang sudah cukup
sore, maka tidak sempat untuk melihat mesin pengolahan secara menyeluruh dan
mendalam, hanya secara sekilas saja.
Di akhir semua membeli hasil produk
susu sapi perah, ada yang berbentuk es, ada juga yang menjadi susu kemasan. Harganya
pun terjangkau, dengan harga 1000 rupiah dan 3000 rupiah.
Setelah menyelesaikan kunjungan studi
wisata terakhir, kamipun langsung menuju pulang ke Bengkulu. Di sepanjang
perjalanan di daerah kabawetan ini, mata kami di manjakan dengan hamparan kebun
teh yang menyegarkan. Kabutpun mulai menyelinap emnandakan waktu akan menjadi
gelap.
Nikmat tuhan yang mana lagikah yang
kamu dustakan? Bersyukur atas semua karunianya dengan apa yang dihamparkan di
langit dan di bumi. Melihat kuasanya dengan menggunakan kemampuan kita untuk
berpikir.
Salam kebaikan.
1 komentar:
hemm.. memories..
Posting Komentar