Jumat, 16 Desember 2016

Rihlah, Studi Wisata SMP IT Khairunnas Bengkulu



Dua hari yang melelahkan, oke tulisan panjang kali ini meringkas perjalanan studi wisata dari keluarga SMP IT Khairunnas Bengkulu.

Kamis 15 Desember 2016

Hari ini adalah program yang sudah di rencanakan dari satu bulan yang lalu. Sebuah perjalanan dalam rangkaian acara classmeeting yang diperuntukkan terutama bagi para siswa. Dengan tiga tempat tujuan yang diharapkan mampu menambah wawasan sekaligus pelepas penat setelah masa Ujian Akhir semester.
 
Pembukaan Sebelum berangkat rihlah rombongan Talamit (baca : laki-laki)

Pembukaan sebelum berangkat rihlah, rombongan tilmidzat (baca : perempuan)

Jam tujuh lima belas, semua siswa sudah berkumpul di SMP untuk siap-siap berangkat. Pembukaan di lakukan dengan sederhana.

Pembacaan surat Al-Mulk oleh Nadya Nur Afifah menjadi awal keberkahan acara. Lalu pengarahan langsung oleh kepala sekolah yang nantinya juga akan ikut menemani studi wisata ini, Ustadzah Yemmy. Ditutup doa untuk keselamatan selama perjalanan hingga pulang, oleh Wisnu.

Empat puluh satu siswa yang berangkat terdiri dari anak kelas 7, 8, dan 9. Ditambah dengan sepuluh orang guru sekaligus staff yang mendampingi.

Sekitar jam 08.15 perjalanan dimulai berangkat langsung dari Sekolah menuju ke lokasi pertama yaitu kantor BMKG kepahiang.

Sekitar dua jam perjalanan di habiskan untuk sampai ke lokasi pertama. Banyak kejadian yang ada di jalan selama di bus. Dari yang muntah, supir berhenti mendadak, jalan yang berkelok-kelok dan bahkan berlubang.

Mendengarkan juga percakapan yang terjadi diantara para siswa, lucu juga. Ada yang sibuk membahas tentang game, ada yang film anime, tidak sedikit juga yang memilih mendengarkan sesuatu melalu hpnya dan juga yang tidur.

Setengah sebelas sampai di lokasi, seluruh siswa berbaris rapi dan langsung masuk ke aula BMKG untuk mendapatkan materi awal. Setelah pembukaan dari pihak BMKG oleh Pak Hilman, langsung dilanjutkan materi tentang Klimatologi, Meteorologi, dan geofisika oleh Bapak Alexander.
 
Persiapan penyampaian materi dari BMKG Kepahiang

Mulai pemberian materi dari pihak BMKG Kepahiang

Dari awal banyak yang dijelaskan oleh Pak alexander ini. Seperti perkuliahan 1 SKS lah. Meringkas semuanya dalam tiga materi.

Berawal dari penjelasan tentang cuaca yang ada di bumi. Lalu masuk ke bagian-bagian atmosfer. Lempengan-lempengan yang juga menjadi sebuah pergerakan yang tidak diketahui bahwa setiap tahunnya lempengan di bumi ini bergerak sebanyak 7 milimeter. Memang sepertinya ukuran yang kecil, tapi jika di hitung dari pertama kali bumi ada dengan ilmiahnya, berarti sudah banyak pergerakan dan pergeseran yang dilakukan oleh bumi itu sendiri.

Dikenalkan juga tentang gempa dan tsunami, bagaimana itu bisa terjadi, cara pencegahan dan penanggulangannya jika gempa terjadi entah itu akan disusul tsunami ataupun tidak.

Setelah setengah jam materi yang diberikan oleh Pak Alexander. Dua murid bertanya sebelum akhirnya melihat alat-alat sesuai di materi yang diterangkan sebelumnya yang langsung ada di BMKG.

Pertama Ada Faris murid kelas 9, yang bertanya tentang peringatan tsunami dan bagaimana tandanya. Ternyata sirine tsunami memang kencang dan bisa sampai terdengar dalam radius jarak 2 KM. Selain itu ketika akan tsunami, air laut menyusut dari pinggiran pantai, tapi poin pentingnya adalah tidak akan terjadi tsunami selama pusat gempa tidak berada di bagian laut. Berikutnya ada Hanisyah yang juga murid kelas 9. Bertanya tentang gunung laut yang katanya akan aktif sewaktu-waktu. Ternyata hal ini tidak ada kepastiannya, karena apa yang ada di laut hanyalah gundukan atau bukit yang berbentuk seperti gunung. Wallahu’alam.
 
Tilmidzat berada di ruang monitor pengawasan gempa
Setelah selesai semua materi para siswa di ajak untuk melihat langsung proses kerja para staff dalam mengawasi semua hal yang berkaitan dengan cuaca, curah hujan, kecepatan angin, dan gempa. Seluruh Tilmidzat (Baca : siswa perempuan) masuk ke dalam ruang monitor yang berisi tentang pengawasan deteksi gempa. Semua yang ada disana memakai alat digital yang di pantau melalui monitor
 
Talamit ketika mendengar penjelasan tentang alat pengukur curah hujan

Alat pengukur curah hujan

Sedangkan para talamit (Baca : Siswa laki-laki) melihat alat yang digunakan untuk mengukur curah hujan dan kecepatan angin. Beberapa alat yang ada di dalam penjelasan materi sebelumnya ada semua di tempat tersebut, sehingga membuat para siswa mampu merasakan langsung tanpa hanya mendengarkan teorinya.

Sekitar jam setengah dua belas, kunjungan di BMKG pun berakhir dengan sesi photo pihak BMKG dengan seluruh warga sekolah. Perjalanan berikutnya menuju ke tempat kedua Pabrik Hanun.



Tidak terlalu lama, sekitar jam dua belas sampai di Pabrik Hanun. Cukup dalam memasuki sebuah gang yang berkelok yang menjadi satu-satunya jalan untuk menuju pabrik hanun.

Setelah sampai di depan pabrik, ternyata bertepatan dengan masuk waktu dzuhur. Setelah pengkondisian, laki-laki dan perempuannya memutuskan untuk sholat secara bergantian di mushola pabrik.

Sebuah hal yang menyegarkan ketika kami berwudhu langsung di aliran sungai mata airnya. Beberapa siswa termasuk saya sempat terpleset dan membasahi sebagian celana. Airnya benar-benar segar dan sangat dingin.

Setelah semuanya selesai sholat, semua ustadz dan ustdzah serta para siswa mulai mendapatkan sosialisasi tentang pabrik Hanun. Di mulai dengan sambutan oleh Pak Kohani selaku ketua, sekaligus menjelaskan tentang air yang baik pada tubuh manusia. Menjelaskan juga apa standar air yang baik untuk dikonsumsi.
 
Hasil uji kelayakan air dalam kemasan, Hanun yang berwarna putih

Mesin di dalam pabrik Hanun

Mesin di dalam pabrik Hanun


Penjelasan tentang proses pengolahan mesin


Lalu bersama para staff ahli pabrik, mengadakan uji coba tingkat kelayakan konsumsi dengan menggunakan tiga produk air kemasan yang beredar dan air Hanun. Hasilnya sangat mengejutkan, karena air yang mungkin salah satunya sering kita konsumsi karena berpikir bahwa itu murah, memiliki kandungan yang tidak baik. Terbukti ketika pengujian kandungan mineral, salah satu air kemasan itu menjadi hitam seperti comberan.

Setelah selesai pengujian air dengan alat khusus, enam orang perwakilan, Varissa, Syifa, ustadzah Sukma, Ustadz Anas, Arya, dan Nanda masuk ke dalam pabrik untuk melihat mesin-mesin pengolahan air Hanun. Karena ruang yang terbatas, dan juga harus steril, maka dari itu jumlah orang yang bisa masuk dibatasi.

Beberapa penjelasan dan hasil dari air Hanun sendiri juga membuat menarik. 10% dari setiap keuntungan disumbangkan untuk yayasan pondok Al-Fida. Selain itu juga satu hal unik yang terjadi dalam proses pembuatan dan pengolahan air Hanun ini, adalah dalam pembuatannya dihidupkan murottal Al-Quran. Pantas saja terdengar sayup dari dalam pabrik seperti orang mengaji ketika kami baru sampai.

Setelah sekitar satu jam studi wisata kami di Pabrik Hanun, bersiap berangkat untuk makan siang dan menuju lokasi terakhir, tempat pemeliharaan sapi perah.

Lumayan panjang perjalanan menuju peternakan sapi perah ini, sekitar setengah jam lebih menggunakan bus, akhirnya kami sampai di lokasi tempat Peternakan Sapi Perah. Sesampainya disana, semua langsung menuju tempat di mana sapi di pelihara. Terlihat ekspresi wajah yang berbeda dari dua tempat sebelumnya. Mungkin karena ini berhubungan langsung dengan makhluk hidup.

Baik talamit ataupun tilmidzat menikmati kegiatan mereka berjumpa dengan para sapi. Semua talamit bersemangat untuk saling memberikan makan rumput kepada para sapi. Sedangkan para tilmidzat sibuk beselfie ria dengan para sapi. Seneng ketemu saudara jauh kali ya, hehe.



Setelah puas bermain dengan sapi, semua berkumpul di satu rumah, dan mendengarkan penjelasan tentang sapi perah oleh salah satu pengelola. Banyak hal yang menjadi pelajaran baru bagi kami semua.

mendengarkan tentang sapi perah
Sapi perah ini sudah berdiri cukup lama, lebih dari sepuluh tahun. Susu hasil dari perahan dari sapi pun dibuat bermacam-macam. Ada yang yoghurt, es krim, susu kemasan, namun untuk saat ini hanya menjadi susu kemasan karena beberapa kendala teknis untuk melakukannya. Selain susu yang menjadi pemanfaatan sapi, kotorannya pun menjadi hal yang bisa di gunakan. Seperti pupuk dan bio gas untuk kebutuhan rumah tangga.

Di karenakan waktu yang sudah cukup sore, maka tidak sempat untuk melihat mesin pengolahan secara menyeluruh dan mendalam, hanya secara sekilas saja.

Di akhir semua membeli hasil produk susu sapi perah, ada yang berbentuk es, ada juga yang menjadi susu kemasan. Harganya pun terjangkau, dengan harga 1000 rupiah dan 3000 rupiah.

Setelah menyelesaikan kunjungan studi wisata terakhir, kamipun langsung menuju pulang ke Bengkulu. Di sepanjang perjalanan di daerah kabawetan ini, mata kami di manjakan dengan hamparan kebun teh yang menyegarkan. Kabutpun mulai menyelinap emnandakan waktu akan menjadi gelap.

Nikmat tuhan yang mana lagikah yang kamu dustakan? Bersyukur atas semua karunianya dengan apa yang dihamparkan di langit dan di bumi. Melihat kuasanya dengan menggunakan kemampuan kita untuk berpikir.

Salam kebaikan.

1 komentar:

Unknown mengatakan...

hemm.. memories..

Posting Komentar

 
;