Bagaimana hari ini? Masih bertahan
untuk melakukan sesuatu yang sudah lama dipertahankan, atau malah menyerah
dengan keadaan.
Komitmen dan konsisten memang bukan
hal yang mudah, tapi jika bisa bertahan dengan hal itu semuanya akan menjadi
lebih indah. Banyak sekali hal yang tidak pernah di duga sebelumnya terjadi
begitu saja. Terkadang di titik tertinggi kesungguhan di uji.
Mahasiswa yang sedang skripsi,
penulis pemula yang ingin menyelesaikan naskah, pebisnis yang sedang mulai
merintis, dan banyak hal lainnya menjadi perjalanan hidup yang harus
dijalankan. Mau tidak mau harus bisa tahan dengan semua itu.
Tidak sedikit yang ditengah
perjalanannya dalam melakukan malah berhenti dan menyerah. Jika memang tidak
ingin dilakukan mending tidak usah dari awal kan?
Harus ditanamkan seperti itu, jika
tidak semua akan mudah untuk mengatakan menyerah. Jika menyerah ditengah jalan
coba lihat betapa banyak waktu terbuang untuk melakukan hal yang tidak
diselesaikan. Tenaga, pikiran, uang, waktu, semua sudah diusahakan untuk
melakuakn perlahan, tapi di penghujung penyelesaian dengan mudahnya kita
tinggalkan.
Coba berpikir sejenak, berapa banyak
hal seperti ini kita lakukan? Alasan-alasan yang diberikan untuk menjadikannya
alibi dalam hal ini juga sederhana dan tidak terlalu penting.
Misal seorang yang baru mulai untuk
belajar menulis dan ingin menyelesaikan naskah pertamanya, setelah beberapa
bulan menulis, menyerah karena tidak sanggup. Padahal yang sudah memutuskan
untuk melakukan dari awal, adalah orang itu sendiri. Jika tidak ingin menyelesaikannya
kenapa melakukannya?
Tentu setiap dari kita sudah tahu apa
konsekuensi dan resiko yang di ambil dari melakukan sesuatu yang sudah
diputuskan sejak awal. Hadapi dan jalani. Tidak ada sebuah tingkat yang lebih
tinggi yang akan diraih oleh seseorang selain menaklukkan tingkat bawahnya.
Pernah mendengar bahwa ujian
seseorang sesuai dengan tingkat keimanannya. Jika saja kita ambil kalimat ini
menjadi rujukan seberapa jauh level diri kita, lihat apa halangan yang menimpa
di hadapan diri. Jika selama lima tahun sibuk berkutat masalah hati yang galau
karena lawan jenis, berarti tidak ada usaha perubahan untuk meningkatkan
kualitas diri.
Kembali dengan apa yang dibahas
diawal. Jika memang sudah ragu untuk bisa melakukan sesuatu untuk di
selesaikan, mending sedini mungkin menghentikannya. Memang ada beberapa kasus
yang menjadi pengecualian dalam beberapa hal. Tapi, disini kita kaitkan dengan
diri masing-masing saja seberapa jauh sudah menghargai diri dalam berproses.
Nah, bertahanlah sampai benar-benar
lelah. Memang tidak sedikit hal yang terjadi di luar keinginan. Akan ada
prioritas dan fokus yang mengalihan, namun tidak ada salahnya untuk bertahan.
Selesaikan apa yang sudah dimulai,
jika berakhir dengan kurang baik itu adalah proses dari pembelajaran. Namun
jika sudah menyerah itu tandanya bahwa diri ini memang tidak memantaskan diri
untuk bisa menjalankan sebuah proses.
Tidak ada ilmu yang sia-sia, dan
setiap perbuatan dengan niat baik pasti bermanfaat. Maka lakukanlah dengan niat
yang tulus dan hati yang jernih. Setelah maksimal melakukan sesuatu, jangan
lupa meminta tolong dengan sang maha atas terjadinya segala sesuatu dengan senjata
paling mujarab, doa.
Salam, kebaikan.



0 komentar:
Posting Komentar