Betapa sering kita berpikir dan
menginginkan banyak hal. Punya mimpi yang besar dan banyak sampai ditulis
dimana-mana. Terkadang harapan itu juga yang membuat kita berubah, entah itu
lebih baik atau lebih buruk.
Sekarang kemana harapan itu kita
labuhkan? Sudahkah ke tempat yang tepat, atau hanya berputar diam di tempat?
Teman-teman sekalian, memiliki
harapan yang baik tentu satu sandarannya hanyalah kepada Allah. hal paling
sederhana yang sering di lakukan, adalah doa. Namun sudah sebatas manakah doa
kita sehingga bisa sampai kepadaNya.
Kita tidak tahu harapan yang
digantungkan sudah tepat atau belum. Barangkali masih ada tempat bergantungnya
harapan lain yang sedang kita jalankan. Jimat, cincin, musik, gambar, ibadah,
dan tempat harapan lainnya di labukan bukanlah tempat yang tepat. Bahkan
menjadikannya tandingan sangatlah tidak dianjurkan. Hanya kepadaNyalah tempat
bergantung paling baik.
Kamu yang sedang menjadi pelajar atau
mahasiswa, segala yang sedang kamu lakukan labuhkanlah harapan paling tinggi
kepada Allah. jika sudah berusaha maksimal dalam ujian misalnya, tinggal berdoa
dan minta kepada Allah hasil terbaik.
Mungkin yang sedang dalam proses
menikah. Jangan sampai harapan kamu melenceng hanya karena syarat kecil atau
hal lain yang menjadikan tujuan menikahmu bukan karena Allah. jika sudah siap
dalam berproses, diterima atau tidak tentu menjadi keputusan Allah yang harus
diterima. Kalaulah hati suidah terpaut menjalankannya karena Allah, dengan
kuasanya hati kita akan tenang dengan apapun yang akan terjadi.
Dalam karir juga seperti itu. Ingin
bisa usaha maju, naik pangkat, dan lainnya, yang terutama sekali lagi
gantungkan harapan kepada Allah. jika yakin apa yang ditetapkan murni
karenaNya, maka yakin jugalah yang akan mengabulkannya juga Dia.
Teman-teman sholeh dan sholeha
sekalian, seringkali hati ini mudah tergoda dengan banyak tawaran yang
melenakan, bahkan sampai merenggut pikiran.
Allah banyak berjanji di dalam Buku
petunjuk yang dtinggalkannya untuk kita semua. Demi waktu, demi fajar, demi
matahari, demi waktu dhuha, dan lainnya, lantas jika Sang Maha Kuasa berjanji
apa mungkin akan mengingkari?
Coba renungkan betapa banyak nikmat
yang diberikan kepada kita. Bahkan sampai ada yang mengistilahkan, andai saja
kita celup jari kita ke dalam lautan lalu mengangkatnya kembali, sungguh air
yang menempel di jari itu ibarat nikmat yang bisa kita hitung.
Betapa luar biasa bukan? Masih ragu
dengan kuasaNya sehingga masih menggantungkan harapan kepada yang lain. Apalagi
kepada satu makhluk yang sama-sama diciptkan dari tanah.
Sedikitpun tak perlu ragu dengan apa
yang dijanjikanNya. Hanya dengan berharap kepadaNyalah hati akan menjadi
tenang, pikiran menjadi tenteram, dan rezeki menjadi lancar. Sekali berpaling
jangan heran semua yang kita dimiliki akan lenyap, atau kita hidup dalam
ketidaktenangan.
Semoga kita semua bisa terus istiqomah
dalam menjalani kehidupan dengan terus bersandar denganNya. Jika Dia bisa menciptakan
seluruh yang ada, bukan tidak mungkin jika Dia mampu mengabulkan harapan kita
seperti apapun bentuknya. Tetap
tersenyum dan ikhlas selalu dengan ketentuanNya.
Salam kebaikan.
0 komentar:
Posting Komentar