Rabu, 14 Desember 2016

Satu Hari di Hari Sabtu



Alhamdulillah akhirnya bisa tertuliskan.

Kali ini berbagi ilmu yang juga saya dapatkan ilmunya dari orang lain. Semoga bisa menjadi  sama-sama pembelajaran ya...
 
Penyampaian materi oleh ustad Hartanto
Sabtu 10 Desember 2016, tidak pernah terpikir akan mendapatkan ilmu yang luar biasa padat dan bermanfaat. Karena hal ini menjadi rutinitas yang akan dijumpai sehari-hari.

Ketika pagi telat datang kesekolah karena badan yang masih belum terlalu pulih, melihat semua guru sedang berkumpul di satu ruangan. Ternyata pelajaran tahsin (belajar baca quran) oleh ustadz Hartanto khusus untuk para guru sudah dimulai. Awalnya takut untuk masuk, lalu ada guru yang juga baru mau gabung dan ikut masuk.

Nah saya kira awalnya sebentar, ternyata tidak. Materi ini benar-benar seharian, bahkan rasanya kurang. Sepertinya malah kayak sebuah pelatihan. Nah yang saya akan bahas disini materi-materi yang disampaikan oleh beliau, yuk check this out.

Di awal membahas bagaimana sikap guru yang harus dimiliki untuk mengajar tahsin kepada murid-murid. Selain itu poin-poin penting agar apa yang dilakukan menjadi lancar dan terarah.

Beberapa poin yang menjadikan tahsin berjalan dengan baik secara umum sebagai berikut (sesuai apa yang tercatat nih ya :
-         
      Buku Mutqin yang diajarkan harus dengan konsep yang baik
-         Penulisan huruf yang jelas (Dari kanan ke kiri)
-     Tidak mengenalkan huruf melalui pendekatan dengan sesuatu, kecuali darurat atau terpaksa (contohnya menunjukkan huruf ‘Kha’ dengan umpama seperti orang mendengkur atau buang dahak. Ini penafsiran yang salah kaprah dan tidak ada di dalam kaidah)
-           Membaca buku panduan melalui kanan ke kiri, kecuali jika memang ada tanda kolom ke bawah
-            
       Contoh dalam pembelajaran langsung di aplikasikan di dalam mushaf Al-quran

Kurang lebih itu beberapa poin yangperlu diperhatikan.

Selain itu khusus untuk guru, perlu agar bisa menulis huruf arab yang baik dan benar, sesuai dengan kaidah dan ketentuannya.

Setelah selesai penjelasan mengenai rambu-rambu dalam mengajar tahsin, mulai masuk bab-bab dalam buku mutqin yang menjadi acuan dalam pembelajaran tahsin. (sebelumnya maaf jika nanti banyak yang tidak bisa dituliskan dengan bahasa arab langsung apa yang dijelaskan, karena kemampuan alat yang kurang support untuk melakukannya)

Bab I tentang huruf berharokat

Pada bagian ini, di fokuskan untuk mengenal bagaimana penempatan dan pengucapan harokat Fat-hah, Kasrah, dan dhammah.

Ketika kita mulai belajar pada bagian awal ini, baik guru ataupun murid (terutama murid) harus fokus ke papan tulis untuk melihat cara menulis huruf yang benar. Lalu tuliskan satu bentuk hamzah beserta harokat fat-hah di papan tulis.

Jelaskanlah bunyi hamzah itu adalah ‘A’. Di posisi manapun hamzah dibaca ‘A’. Lalu berikutnya tuliskan hamzah di atas ‘Ya’ dan ‘Waw’. Poin penting penekanannya adalah dimanapun berada apapun huruf yang ditungganginya, huruf hamzah tetap dibaca ‘A’.

Mungkin kita pernah membaca huruf ‘Ya’ di atasnya ada huruf hamzah. Apakah pernah membacanya tetap ‘Ya’ ataupun ‘Wa’ ketika hruuf ‘Waw’ yang mejadi tunggangan huruf hamzah. Jika ternyata masih segera rubah. Karena intinya dimanapun berada hamzah tetap dibaca ‘A’.

Nah sebenarnya banyak materi yang disampaikan. Tapi jika semuanya saya sampaikan dalam bahasa latin takut menjadi kesalah pahaman, jadi beberapa materi yang sering kita keliru saja ya. Kalau mau lebih jelas tentu sangat baik jika langsung belajar secara mandiri untuk tahsin ini dan memperbaiki bacaan Al-Quran selama ini. Salah satunya bisa mendaftar dan belajar langsung baik kelompok atau privat di lingkar barat yayasan Khairunnas, hehe promosi.

Berikutnya tentang Hamzah Washal.

Mungkin beberapa dari kita masih agak baru mendengar hamzah washal. Di beberapa Al-Quran yang mengikuti kaidah yang baik, biasanya ada tanda ini. Berbentuk huruf ‘Shad’ kecil, namun bagi yang belum mengetahuinya biasa terbaca menjadi harakat dhammah ‘U’.

Tentu jika kita asal baca dengan dhammah tanpa tahu hukum sebenarnya bisa menjadi hal yang fatal. Selain dari tatacara baca, juga bisa mengubah makna dan arti dari kata yang dibaca tersebut. Hamzah washal ini berada pada huruf alif.

Nah, beberapa hal sederhana yang bisa kita pelajari tentang hamzah washal yaitu :

Pertama, jika posisinya berada pada tengah kalimat maka hamzah washal tidak dibaca. Jadi ketika sedang membaca ayat yang ditengah-tengahnya kita temukan hamzah washal, langsung lewati dan masuk ke huruf berikutnya.

Kedua, jika setelah tanda hamzah washal di atas huruf alif dan huruf setelahnya adalah ‘lam’ maka hamzah washal menjadi dibaca dengan harakat Fat-hah. Berikutnya ketika ada hamzah washal dan huruf ketiganya berharakat dhammah maka dibaca dhammah. Dan terakhir jika huruf ketiga setelah hamzah washal berharakat kasrah atau Fat-hah, maka dibaca kasrah.

Mungkin sedikit bingung tanpa praktek dan hanya melihat tulisan ini ya, yaudah makanya belajar langsung yuk biar paham, hehe.

Yang terakhir tentang mad. Yang tidak kenal dengan istilah mad, biasanya kita menyebutnya selendang. Sebuah garis panjang yang berada di atas huruf atau harakat. Nah beberapa ada yang tidak tahu apa fungsinya. Ada juga yang tahu tapi tidak menggunakannya secara benar.

Mad ini digunakan untuk menentukan panjang harakat dalam membaca Al-Quran. Ada tiga tanda seberapa panjang harakat yang dibaca ketika bertemu dengan huruf yaang ada mad/selendang di atasnya.

Pertama, ketika mad bertemu dengan huruf setelahnya adalah hamzah maka panjang harakatnya adalah 4 sampai 5 harakat. Ketika huruf yang bertanda mad bertemu dengan huruf yang bertasydid atau bersyaddah, panjang harakat huruf yang dibaca adalah 6 harakat. Terakhir ketika huruf bertanda mad bertemu dengan huruf setelahnya bertanda sukun, panjang membaca huruf nya 6 harakat.

Mungkin pada bignung bagaimana menentukan panjang harakatnya, sekali lagi memang pembelajaran tidak akan terasa jika hanya dengan teori saja. Praktekkan dan lakukan, apalagi ini terkait dengan bacaal Al-Quran kan?

Nah itu tentang materi pertama dari ilmu yang saya dapat di hari sabtu. Memang tidak semuanya bisa dituliskan. Semoga yang sedikit ini bisa bermanfaat. Jika kebenaran datangnya dari Allah, jika ada kesalahan murni dari jin dan saya.

Nah Tulisan berikutnya ilmu di hari minggu...

Yuk ikutin tulisannya

0 komentar:

Posting Komentar

 
;