Alhamdulillah akhirnya bisa
tertuliskan.
Kali ini berbagi ilmu yang juga saya
dapatkan ilmunya dari orang lain. Semoga bisa menjadi sama-sama pembelajaran ya...
Sabtu 10 Desember 2016, tidak pernah
terpikir akan mendapatkan ilmu yang luar biasa padat dan bermanfaat. Karena hal
ini menjadi rutinitas yang akan dijumpai sehari-hari.
Ketika pagi telat datang kesekolah
karena badan yang masih belum terlalu pulih, melihat semua guru sedang
berkumpul di satu ruangan. Ternyata pelajaran tahsin (belajar baca quran) oleh ustadz Hartanto khusus untuk para guru
sudah dimulai. Awalnya takut untuk masuk, lalu ada guru yang juga baru mau
gabung dan ikut masuk.
Nah saya kira awalnya sebentar,
ternyata tidak. Materi ini benar-benar seharian, bahkan rasanya kurang.
Sepertinya malah kayak sebuah pelatihan. Nah yang saya akan bahas disini
materi-materi yang disampaikan oleh beliau, yuk check this out.
Di awal membahas bagaimana sikap guru
yang harus dimiliki untuk mengajar tahsin kepada murid-murid. Selain itu
poin-poin penting agar apa yang dilakukan menjadi lancar dan terarah.
Beberapa poin yang menjadikan tahsin
berjalan dengan baik secara umum sebagai berikut (sesuai apa yang tercatat nih
ya :
-
Buku
Mutqin yang diajarkan harus dengan konsep yang baik
- Penulisan
huruf yang jelas (Dari kanan ke kiri)
- Tidak
mengenalkan huruf melalui pendekatan dengan sesuatu, kecuali darurat atau
terpaksa (contohnya menunjukkan huruf ‘Kha’ dengan umpama seperti orang
mendengkur atau buang dahak. Ini penafsiran yang salah kaprah dan tidak ada di dalam
kaidah)
- Membaca
buku panduan melalui kanan ke kiri, kecuali jika memang ada tanda kolom ke
bawah
-
Contoh
dalam pembelajaran langsung di aplikasikan di dalam mushaf Al-quran
Kurang lebih itu beberapa poin
yangperlu diperhatikan.
Selain itu khusus untuk guru, perlu
agar bisa menulis huruf arab yang baik dan benar, sesuai dengan kaidah dan
ketentuannya.
Setelah selesai penjelasan mengenai
rambu-rambu dalam mengajar tahsin, mulai masuk bab-bab dalam buku mutqin yang
menjadi acuan dalam pembelajaran tahsin. (sebelumnya maaf jika nanti banyak
yang tidak bisa dituliskan dengan bahasa arab langsung apa yang dijelaskan,
karena kemampuan alat yang kurang support untuk melakukannya)
Bab I tentang huruf berharokat
Pada bagian ini, di fokuskan untuk
mengenal bagaimana penempatan dan pengucapan harokat Fat-hah, Kasrah, dan
dhammah.
Ketika kita mulai belajar pada bagian
awal ini, baik guru ataupun murid (terutama murid) harus fokus ke papan tulis
untuk melihat cara menulis huruf yang benar. Lalu tuliskan satu bentuk hamzah
beserta harokat fat-hah di papan tulis.
Jelaskanlah bunyi hamzah itu adalah
‘A’. Di posisi manapun hamzah dibaca ‘A’. Lalu berikutnya tuliskan hamzah di
atas ‘Ya’ dan ‘Waw’. Poin penting penekanannya adalah dimanapun berada apapun
huruf yang ditungganginya, huruf hamzah tetap dibaca ‘A’.
Mungkin kita pernah membaca huruf
‘Ya’ di atasnya ada huruf hamzah. Apakah pernah membacanya tetap ‘Ya’ ataupun
‘Wa’ ketika hruuf ‘Waw’ yang mejadi tunggangan huruf hamzah. Jika ternyata
masih segera rubah. Karena intinya dimanapun berada hamzah tetap dibaca ‘A’.
Nah sebenarnya banyak materi yang
disampaikan. Tapi jika semuanya saya sampaikan dalam bahasa latin takut menjadi
kesalah pahaman, jadi beberapa materi yang sering kita keliru saja ya. Kalau
mau lebih jelas tentu sangat baik jika langsung belajar secara mandiri untuk
tahsin ini dan memperbaiki bacaan Al-Quran selama ini. Salah satunya bisa
mendaftar dan belajar langsung baik kelompok atau privat di lingkar barat
yayasan Khairunnas, hehe promosi.
Berikutnya tentang Hamzah Washal.
Mungkin beberapa dari kita masih agak
baru mendengar hamzah washal. Di beberapa Al-Quran yang mengikuti kaidah yang
baik, biasanya ada tanda ini. Berbentuk huruf ‘Shad’ kecil, namun bagi yang
belum mengetahuinya biasa terbaca menjadi harakat dhammah ‘U’.
Tentu jika kita asal baca dengan
dhammah tanpa tahu hukum sebenarnya bisa menjadi hal yang fatal. Selain dari
tatacara baca, juga bisa mengubah makna dan arti dari kata yang dibaca
tersebut. Hamzah washal ini berada pada huruf alif.
Nah, beberapa hal sederhana yang bisa
kita pelajari tentang hamzah washal yaitu :
Pertama, jika posisinya berada pada
tengah kalimat maka hamzah washal tidak dibaca. Jadi ketika sedang membaca ayat
yang ditengah-tengahnya kita temukan hamzah washal, langsung lewati dan masuk
ke huruf berikutnya.
Kedua, jika setelah tanda hamzah
washal di atas huruf alif dan huruf setelahnya adalah ‘lam’ maka hamzah washal
menjadi dibaca dengan harakat Fat-hah. Berikutnya ketika ada hamzah washal dan
huruf ketiganya berharakat dhammah maka dibaca dhammah. Dan terakhir jika huruf
ketiga setelah hamzah washal berharakat kasrah atau Fat-hah, maka dibaca
kasrah.
Mungkin sedikit bingung tanpa praktek
dan hanya melihat tulisan ini ya, yaudah makanya belajar langsung yuk biar
paham, hehe.
Yang terakhir tentang mad. Yang tidak
kenal dengan istilah mad, biasanya kita menyebutnya selendang. Sebuah garis
panjang yang berada di atas huruf atau harakat. Nah beberapa ada yang tidak
tahu apa fungsinya. Ada juga yang tahu tapi tidak menggunakannya secara benar.
Mad ini digunakan untuk menentukan
panjang harakat dalam membaca Al-Quran. Ada tiga tanda seberapa panjang harakat
yang dibaca ketika bertemu dengan huruf yaang ada mad/selendang di atasnya.
Pertama, ketika mad bertemu dengan
huruf setelahnya adalah hamzah maka panjang harakatnya adalah 4 sampai 5
harakat. Ketika huruf yang bertanda mad bertemu dengan huruf yang bertasydid
atau bersyaddah, panjang harakat huruf yang dibaca adalah 6 harakat. Terakhir
ketika huruf bertanda mad bertemu dengan huruf setelahnya bertanda sukun,
panjang membaca huruf nya 6 harakat.
Mungkin pada bignung bagaimana
menentukan panjang harakatnya, sekali lagi memang pembelajaran tidak akan
terasa jika hanya dengan teori saja. Praktekkan dan lakukan, apalagi ini
terkait dengan bacaal Al-Quran kan?
Nah itu tentang materi pertama dari
ilmu yang saya dapat di hari sabtu. Memang tidak semuanya bisa dituliskan.
Semoga yang sedikit ini bisa bermanfaat. Jika kebenaran datangnya dari Allah,
jika ada kesalahan murni dari jin dan saya.
Nah Tulisan berikutnya ilmu di hari
minggu...
Yuk ikutin tulisannya
0 komentar:
Posting Komentar