Minggu, 01 Januari 2017

12 Orang di LPTIK



Hujan mengguyur Bengkulu, Cerita ini terjadi kurang lebih dua bulan lalu

Pukul 08.13, dua belas orang secara tidak sengaja masuk ke dalam ruang LPTIK karena derasnya hujan yang tak kunjung reda dan mendadak.

Dengan memakai baju merah aku duduk di pinggir pintu menanti hujan reda. Tak ada yang terjadi.  Empat orang di sebelah kananku bukan wajah yang dikenal. Mereka mengobrol dengan asyiknya. Begitupun dengan dua orang di sebelah kiri, keduanya asyik memainkan gadgetnya.

Aku masih menunggu hujan deras yang tiba-tiba datang. Seorang adik tingkat jurusan menghampiri. Ternyata dia seroang yang dari tadi berada di depanku.

Sebuah ruangan berkubah dengan beberapa kursi panjang permanen dan meja tempat mahasiswa sering berdiskusi tersusun di dalam ruangan dengan rapi.

Tiba-tiba mataku menangkap sebuah bayangan aneh dari atas kubah. Sebuah kilatan cahaya aneh berkedip beberapa kali. Awalnya ku kira hanya kilat dari petir yang biasa menemani hujan. Setelah diperhatikan lagi cahaya itu terus datang dan membuat suara seperti orang batuk.

Dengan penasaran ku buka pintu kaca depan, kali ini cahaya yang lebih besar menyinari kubah dan kami berdua belas langsung melihat pemandangan hijau yang indah.

Aku yang kaget terdiam beberapa saat.

Tiba-tiba suara teriakan di belakangku menyadarkan lamunan yang baru saja terbentuk. Sebelas orang yang tadi masuk bersama ke dalam ruang LPTIK berkumpul di satu tempat. Sebuah pohon besar berbentuk aneh. Seperti beringin tapi bukan. Ranting-rantingnya terbuat dari kapas namun kuat. Dan daunnya terbentuk dari gelembung sabun yang tidak pecah.

“Target kali ini adalah Singa rajawali, dengan membunuhnya permainan berakhir, gunakan alat yang ada di saku kalian, selamat bermain dan jangan sampai terbunuh”

Sebuah suara menggema terngiang jelas di kepalaku. Sepertinya sebelas orang lainnya mengalami hal yang sama.

Setelah memerisa kantong ada satu kotak seukuran kotak cincin pernikahan berisi seratus kapsul kecil ukuran pil. Setiap kapsul memiliki fungsi tersendiri, dengan begitu kami memiliki 100 jenis senjata.

Sebuah darah muncrat tiba-tiba membasahi seluruh mukaku. Saat menoleh kebelakang lima orang sudah tampak tidak beraturan. Isi perut mereka keluar dan kepalanya pun sudah terputus dari tubuhnya.Enam orang yang lain terluka. Empat diantaranya sudah kehilangan kaki kanan.

Seekor singa bersayap burung rajawali  mengaum keras di hadapanku. Dalam sepersekian detik kepalaku langsung mencerna semua kejadian yang barusan terjadi. Sebuah kelogisan meyakinkan diri atas apa yang sedang terpampang di depan mata. Tanpa pikir panjang kuambil asal satu kapsul dari kotak yang ada di kantong dan melemparkan kedepan singa rajawali.

Setelah menghindar dari cakaran yang melayang di baju badan, sebuah gas langsung membuat sang singa terjatuh. Lagi-lagi sebuah suara muncul, “Gas bius gajah sudah di keluarkan”

Pil yang tadi aku lempar ternyata sebuah senjata bius, yang bahkan sebenarnya bertujuan untuk membius gajah. Setelah melihat sang Singa terkapar, aku bersama enam orang yang masih selamat langsung bergegas menjauh meninggalkan sang Singa.

0 komentar:

Posting Komentar

 
;