Senin, 05 Desember 2016

Siapa Bilang Tampil ke depan mudah?



Minggu lalu adalah saatnya ujian praktek di SMP tempat saya mengajar. selasa, Rabu, dan Kamis adalah praktek bahasa inggris. Banyak hal lucu dan mengejutkan dalam praktek kali ini. Meskipun praktek yang mereka lakukan, bukanlah hal yang biasa dikerjakan di kelas. Tapi dari praktek ini nampak apa yang sebenarnya mereka mampu dan tidak.

Selasa hari pertama praktek bahasa inggris dimulai dari kelas delapan. Dari tiga pilihan yang diberikan untuk mereka bawakan, yang tidak terpilih hanya storry telling. Paling banyak di antara anak murid memilih speech dan pembacaan puisi.

Dari awal sudah nampak mana yang siap dan yang tidak.

Penampilan pertama dimulai oleh sang ketua kelas, Salman. Saya melihat dirinyalah yang paling siap diantara yang lain. Pidato yang sudah dibiikin rangkap dan di press, serta membawakan pidato tanpa teks sama sekali.

Meskipun di awal sempat terbata-bata, namun Salman tetap memberikan penampilan yang terbaik darinya. Lalu ketika penampilan kedua, Salman tampil lebih baik dengan gesture dan pembawaan yang lebih santai.
 
Zaky-Fatur-Raka Praktek perbaikan
Lalu penampilan kedua oleh Fatur. Setelah Salman mebawakan pidato, berganti Fatur yang membawakan puisi. Mungkin karena grogi di awal, sempat membuat Fatur kebingungan untuk membawakan. Yang membuat lucu, karena Fatur memiliki nada bicara yagng datar, jadi puisinya kurang terasa. Memang diketahui murid yang memiliki warna kulit putih ini, lebih suka dengan hal yang di belakang layar.

Berikutnya dari bagian Tilmidzat (baca = perempuan). Fadella Apriyani, remaja muslim yang suka istighfar ini membawakan pidato. Tema dan isi pidatonya bagus, tapi karena karakternya yang cukup sulit tampil di depan umum dalam kondisi formal, membuatnya banyak melihat teks, dan hampir menutup muka dengan teks yang ada tersebut.

Setelah penampilan ulang, Della mampu menampilkan dengan pembawaan yang lebih baik, meskipun tetap saja fokus ke teksnya masih dominan. Sehingga membuatnya kurang tampak akan apa yang dibawakan.

Kembali lagi di bagian laki-laki, kali ini wisnu yang tampil dengan bahannya. Awalnya saya kira akan membawakan storry telling, karena penasaran. Banyak yang mengatakan kalau dirinya bagus dalam melakukan storry telling. tapi ternyata dirinya tidak membawakan itu. Kalau tidak salah Wisnu membawakan puisi, yang bikin lucu adalah nada gaya datarnya.

Masih ada beberapa orang lagi yang tampil setelahnya, jika dijabarkan satu persatu akan terlalu banyak nanti ya, hehe.

Intinya tampil di depan memang tidak mudah, bahkan jika sudah ada persiapan sekalipun. Tapi tampil untuk pertama kalinya memang perlu. Karena jika tidak pernah memulai, kapan akan terbiasa? Tidak masalah grogi dan gugup itu adalah hal yang wajar. Dengan belajar semuanya akan lebih baik.

Besoknya giliran praktek dengan kelas tujuh.

Sekitar 43 murid di kelas satu melakukan praktek bahasa inggris, lagi-lagi tidak ada yang memilih storry telling. Semuanya kembali dengan membawakan puisi dan pidato.

Sama seperti kelas delapan, penampilan, saya mulai dengan ketua kelas. Kali ini lebih luar biasa lagi. Ketika Gilang, sang ketua kelas maju, tangannya gemetaran sampai kaki. Wah ternyata groginya sampai segitu besarnya ya. Sampai-sampi terucap oleh Gilang,

“Tad, kenapa ana Nggeletek tad?”

Gilang sampai bertanya kenapa dia gemetaran. Saya pun hanya maklum dalam hati, dan menyuruhnya untuk melanjutkan praktek. Setelah lima menitan dia selesai membawakan pidato. Terasa sekali gayanya menarik nafas yang ditunjukkan oleh orang yang sangat gugup.

Ikram Perbaikan
Penampil berikutnya yang menarik perhatian saya adalah Ikram. Murid yang memang pendiam, dan disiplin ini pertama kali saya melihatnya tampil di depan umum. ternyata dia lebih gugup sikapnya dari Gilang. Sayapun hanya tersenyum melihatnya.

Ketika dia maju ke depan dari belakang matanya sempat melotot sebentar tanda kaget. Saat memegang microphone pun mengambil nafas beberapa kali. Bahkan ketika salam sempat diulang dua kali saking gugupnya. Ternyata memang tampil ke depan itu tidak gampang ya.

Dan banyak lagi dari murid yang maju merasakan itu. Tapi ada satu orang yang menarik sangat pede untuk tampil ke depan. Farhan namanya, membawakan puisi dengan gaya yang kocak. Asli satu ruangan dari awal Farhan mulai tampil sampai selesai kami semua tertawa lepas dengan gayanya.

Beberapa yang lain saking takutnya menutup muka dengan teks pidato atau puisi yang dibawakan. Tujuan praktek ini selain membiasakan mereka tampil dengan bahasa inggris, tapi juga sekaligus menguji mental mereka dalam berhadapan di depan umum.

Yang terakhir adalah praktek kelas sembilan. Nah untuk mereka kali ini cukup beda dari dua kelas sebelumnya. Tampil dengan berkelompok, kelas sembilan menampilkan drama.
 
Nggak ada dokumentasi pas nampilnya, malah dikirim ini, pada maksa buat photo.
Pada penampilan pertama grup perempuannya. Karena tampilannya dipisah antara laki-laki dan perempuan. Menampilkan drama Cinderella yang sedikit di improvisasi tentunya.

Lucu ketika salah satu dari mereka harus menjadi pangeran, penampilannya malah mirip seperti seorang atlit silat betawi. Dengan menggunakan celana panjang dasar dan longgar, di tutupi dengan sarung setengahnya. Lalu ada Cita yang menjadi Cinderella, lucu sih melihatnya ditindas, tapi gaya pecicilannya keluar deh, hehe.

Pada bagian laki-lakinya awalnya sedikit mengecewakan, karena kurang siap untuk menampilkan prakteknya. Namun, akhirnya menampikan drama dadakan yang mereka rancang saat itu juga. Menarik jika dikemas dan dipersiapkan lebih baik. Disanalah bisa terlihat bagaimana kekompakan mereka.

Nah sedikit dokumentasi juga ketika menjadi juri lomba ceramah di Himpunan Mahasiswa Matematika di FKIP Universitas Bengkulu.
 
peserta pertama Gatot

Peserta kedua, Claudia (kalo nggak salah ya)

Peserta ketiga, nah maap lupa namanya

Peserta kelima, lupa juga namanya,tapi semangatnya menggebu

Dengan empat peserta, satu laki-laki dan tiga perempuan. Sebuah apresiasi buat HIMA ini karena selama dua tahun berturut-turut mengadakannya, meskipun hanya lingkup HIMA, dengan tujuan memunculkan kemampuan yang ada di internal sendiri.

Selama dua tahun juga undangan yang sama untuk dijadikan juri, rasa terimakasih atas kepercayaannya kepada HIMATIKA, semoga bisa terus membuat acara yang bermanfaat, amiin.

Salam kebaikan.

2 komentar:

Zefy Arlinda mengatakan...

Hahaaahhahaaa....aku hampir salah sangka, kirain peserta HIMATIKA yang cowok itu gagal total (gatot), ternyata namanya gatot ya? Hahahahahahaaa

Usamah Izzuddin Al-qosam mengatakan...

oalah mbak, haha,
emang namanya gatot kok mbak, hehe

Posting Komentar

 
;