Kamu yang sering ikut seminar
motivasi pasti sering mendengar kata-kata seperti ini ya, dan faktanya memang
benar.
Terkadang untuk satu hal yang
sama tidak semua orang mampu melakukannya dengan cara yang sama pula. Banyak
hal yang perlu di sesuaikan dengan gaya dan pemahaman oleh setiap orang.
Seperti pada tulisan saya
sebelumnya, “Mengajar Murid Seperti Mengisi Seminar”
Saya memang tidak pernah
sekalipun terpikirkan untuk menjadi guru, meskipun menempuh pendidikan di
Fakultas Keguruan. Namun apa yang Allah gariskan tentunya selalu hal yang bisa
membuat saya terkejut dan harus menjalaninya.
Sampai sekarang saya sudah
merasakan masuk ke semua jenjang, dari Paud-TK, SD, SMA, dan sekarang berkutat
di dunia pengajaran pada jenjang SMP.
Minggu ke dua mengajar, saya
masih beradaptasi dengan gaya murid-murid dan suasana sekolah. Mengajar kelas
satu, dua ,dan tiga tentunya berbeda untuk memiliki tenaga menajar setiap
kelas. Selain tenaga caranya juga jauh berbeda.
Kelas satu yang harus masih
perkenalan dan pemahaman tentang bahasa inggris dan menggunakan kosa kata
sederhana untuk memahamkannya. Kelas dua yang mendalami beberapa bagian,
terutama kurikulum dalam sekolah ini adalah bagian tenses (kelemahan saya sih, jadi
belajar lagi), dan kelas tiga mau tidak mau mempersiapkan mereka untuk bisa
siap dalam menghadapi ujian.
Di pertemuan ketiga ini untuk
kelas satu dan kelas tiga saya mencoba cara mengajar baru yang masih dalam
memantau dan beradaptasi dengan kondisi semuanya.
Jam pertama mengajar kelas satu.
Dengan murid sebanyak dua puluh orang, saya mencoba membagi shift menjadi dua
kelompok. Dengan mreview materi giving instructions dan masuk materi baru
tentang prohibiting, mencoba memberikan contoh pada kegiatan sehari-hari
mereka.
Alhamdulillah, sebagian besar
dari mereka mampu untuk mengerti dan paham. Hanya satu atau dua orang saja yang
perlu untuk di berikan pemahaman lebih jauh. Waktu 80 menit tentunya masih
terlalu sedikit untuk bisa memahamkan secara detail kepada mereka, karena
terlalu singkat, dan belum tentu semuanya mengulang pelajaran mereka di rumah.
Ketika di kelas tiga pada jam
ketiga, saya sudah menyiapkan latihan untuk mereka, dan membuat shift sama
seperti anak kelas satu. Namun kali ini shift untuk mengerjakan soal sebanyak
tujuh soal dalam waktu sepuluh menit. Waktu yang sedang untuk ukuran mereka.
Karena jika ujian sebenarnya, mungkin satu soal paling maksimal hanya ada waktu
dua menit untuk mengerjakannya.
Tujuan menciptakan metode seperti
ini agar mereka terbiasa untuk menghadapi suasananya. Karena yang terkadang
membuat siswa baik tingkat SMP atau SMA susah untuk menjawab ujian soal, bukan
sepenuhnya terletak pada sulitnya jawaban pada soal, namun lebih kepada
ketegangan dalam suasana ujian. Selain itu dengan membuat shift, akan membuat
tempat duduk yang jarang dan membiasakan untuk bisa mengerjakan sendiri.
Salah satu saya melakukan seperti
ini. Juga untuk mengurangi keributan di dalam kelas, dan bisa menjadi lebih
fokus, meskipun waktu menjadi sedikit pendek, namun bisa lebih memahami dan
menyampaikan lebih fokus kepada para murid. Dan sistem ini untuk kali pertama
cukup baik dan berhasil untuk dilakukan. Tapi masih sebatas pandangan saya sih.
Sembari berjalan, mencari lagi
cara-cara yang lebih baik untuk mengajarkan materi kepada anak-anak murid yang
ada. Karena kreatif itu bisa dikembangkan dimanapun dan kapanpun.
Salam Berkarya.
2 komentar:
Barokaullohhu Fiikum
Titip salam untuk anak-anaknya Bang Usama.
Tetap samangat berbagi.
Wa barokaalahu fiik kak.
Iya kak berbagi selalu, inshaAllah
Posting Komentar