Minggu, 18 September 2016

Maaf aku takut, jadi aku ingin menghadapinya.



Siapa sih yang tidak punya ketakutan? Kita semua aku ataupun kamu pasti punya ketakutan masing-masing. Tentunya tidak ada yang paling ditakuti kecuali atas ketaatan kita dan akan azab Allah atas maksiat yang kita lakukan.

Namun dalam fitrahnya terhadap beberapa hal di dunia kita juga memiliki ketakutan masing-masing. Saya sendiri memiliki banyak hal yang saya takuti. Aslinya memang bukan orang pemberani membuat saya sempat dijuluki tayuk. Kalau bahasa disini artinya penakut.

Bagaimana tidak dari diri sendiri saja sudah tidak bisa mempertahankan diri. Sering saya ceritakan ketika mengisi seminar atau training bahwa saya memang bukan orang yang berani apalagi PeDe. Kelas tiga SD saja sudah pernah diperas jajan oleh teman sendiri. Smp pun menjadi penakut dan sering dibully. Namun itu semua ketakutan yang berasal dari faktor eksternal.

Kalo yang saya takuti sendiri bagaimana? Banyak sekali. Katinggian, takut gelap, takut Anjing. Kalau main bola atau futsal saya juga takut dengan bola dalm posisi apapun. Terlalu takut untuk membawa bola ataupun menjaga gawang dari bola.

Bagaimana dengan kamu, apakah banyak juga yang kamu takuti?

Namun ketika umur memasuki 17 tahun mulai merenungi dan memikirkan itu semua. Sadar bukan anak yang berpretasi dan memiliki kemampuan dalam berbagai bidang, usaha keras tentunya di lakukan untuk menciptakan kemampuan diri sendiri.

Ada yang mengatakan bahwa ada dua tipe orang hebat di dunia ini. Ada yang hebat karena bakat ada yang hebat karena kerja keras. Dan ketika melihat ke diri sendiri,yah sudah tentu saya tipe orang yang mencoba untuk bekerja keras, meskipun terkadang masih menjadi orang yang pemalas.

Kembali dengan ketakutan yang dimiliki. Bagaimana cara mengatasi ketakutan? Cara paling cepat dan singkat untuk mengatasinya adalah dengan menghadapinya. Datang ke depan ketakutan itu sendiri.

Pertama dengan ketinggian. Saya dulunya sangat takut dengan ketinggian. Namun tidak masalah jika sedang naik kendaraan. Memanjat pohon, outbond, naik tangga, haha saya bahkan diremehkan dengan orang sekitar sendiri, dan itu sering.

Puncaknya saya melawan ketinggian adalah ketika KKN kebangsaan 2014 lalu yaitu pembekalan di Asrama PASKHAS. Tempat latihan para angkatan udara di Kalimantan Barat Pontianak. Saat hari terakhir adalah outbond, dan outbond pertama adalah turun tali helikopter dari menara dengan ketinggian kurang lebih 10 meteran ya. Pokoknya tinggi deh. Setidaknya jika di bandingkan atap rumah pada umumnya dua kali lipatnya.

Anehnya saya malah mengambil urutan pertama untuk melakukan outbond tersebut. Tiga orang pertama yang termasusk saya langsung menaiki beberapa tangga untuk mencapai ke puncak posisi untuk menggunakan pengaman dan melakukan turun helikopter.

Ketika dua orang lain yang sudah melakukan turun terlebih dahulu, saya masih di atas memegang tiang dan melihat ke arah bawah yang tingginya pake banget kalau menurut saya. Sampai kurang lebih lima menitan saya masih melihat ke bawah dan terus mengambil nafas untuk mengendalikan rasa gugup yang ada di dalam diri.

Setelah itu saya mulai menggunakan pengaman, dan menginjak pinggir menara dan menendangnya. Saat itu hanya mengandalkan kedua tangan dengan memainkan kontrol ketika melepas tali untuk bisa turun dan sampai ke bawah.

Di beberapa jarak pertama turun saya ketakutan, namun ketika sampai ke tengah saya hanya melambaikan tangan dan memberikan senyum kepada teman-teman di bawah. Hah, ternyata tidak semengerikan itu. Meskipun belum sepenuhnya, saya sudah melawan ketakutan dengan ketinggian. Dan sekarang saya mencoba jika berada di atas ketinggian untuk sering melihat kearah bawah untuk memaksakan diri terbiasa dengan posisi yang tinggi.

Lain halnya di dalam olahraga, saya bukan orang yang baik dalam olahraga tapi bukan berarti saya membencinya. Beberapa kali saya di ajak untuk ikut main futsal. Jika ada waktu saya sering menyempatkan, padahal saya takut akan bola. Apalagi bola yang datang kepada saya. Namun saya paling sering kebagian untuk menempati posisi kiper. Dan setiap bola mendekat ke arah gawang saya seringkali mulai takut akan bola yang datang.

Namun belum lama ini saya ikut main futsal bersama adik dan teman-teman. Dan lagi-lagi mendapatkan posisi kiper. Tapi untuk kali ini saya merasa senang dan tertantang. Sehingga saya mencoba menikmati untuk memainkan posisi itu. Mungkin kebanyakan nonton film anime sehingga saya sambil bergaya dengan salah satu film anime menikmati menjaga posisi kiper.

Yah, sekarang semakin ada hal yang saya takuti, saya semakin ingin untuk menikmati dan ikut melawan ketakutan yang saya rasakan.

Dan beberapa hal lainnya, semakin banyak hal yang datang meneror dan saya takuti, akan semakin senang saya hadapi. Semua itu ternyata hanyalah sebuah pikiran yang muncul saja, jika dinikmati tidak seseram itu kok.

Yah mungkin ini bukanlah sesuatu yang spesial, namun yang saya nikmati dan bisa untuk berbagi adalah sebuah keberanian untuk menghadapi. Karena apapun yang ada tidak benar-benar menakutkan jika tahu kuncinya. Dan sekali lagi jika tidak ada cara untuk menghadapinya cara satu-satunya adalah menghadapi dengan sepenuh hati, ceile...

Okedeh, berlanjut untuk menikmati pensi dulu nih ya...
Salam Semangat...

0 komentar:

Posting Komentar

 
;