Siapa sih yang tidak punya
ketakutan? Kita semua aku ataupun kamu pasti punya ketakutan masing-masing.
Tentunya tidak ada yang paling ditakuti kecuali atas ketaatan kita dan akan
azab Allah atas maksiat yang kita lakukan.
Namun dalam fitrahnya terhadap
beberapa hal di dunia kita juga memiliki ketakutan masing-masing. Saya sendiri
memiliki banyak hal yang saya takuti. Aslinya memang bukan orang pemberani
membuat saya sempat dijuluki tayuk. Kalau bahasa disini artinya penakut.
Bagaimana tidak dari diri sendiri
saja sudah tidak bisa mempertahankan diri. Sering saya ceritakan ketika mengisi
seminar atau training bahwa saya memang bukan orang yang berani apalagi PeDe.
Kelas tiga SD saja sudah pernah diperas jajan oleh teman sendiri. Smp pun
menjadi penakut dan sering dibully. Namun itu semua ketakutan yang berasal dari
faktor eksternal.
Kalo yang saya takuti sendiri
bagaimana? Banyak sekali. Katinggian, takut gelap, takut Anjing. Kalau main
bola atau futsal saya juga takut dengan bola dalm posisi apapun. Terlalu takut
untuk membawa bola ataupun menjaga gawang dari bola.
Bagaimana dengan kamu, apakah
banyak juga yang kamu takuti?
Namun ketika umur memasuki 17
tahun mulai merenungi dan memikirkan itu semua. Sadar bukan anak yang
berpretasi dan memiliki kemampuan dalam berbagai bidang, usaha keras tentunya
di lakukan untuk menciptakan kemampuan diri sendiri.
Ada yang mengatakan bahwa ada dua
tipe orang hebat di dunia ini. Ada yang hebat karena bakat ada yang hebat
karena kerja keras. Dan ketika melihat ke diri sendiri,yah sudah tentu saya
tipe orang yang mencoba untuk bekerja keras, meskipun terkadang masih menjadi
orang yang pemalas.
Kembali dengan ketakutan yang
dimiliki. Bagaimana cara mengatasi ketakutan? Cara paling cepat dan singkat
untuk mengatasinya adalah dengan menghadapinya. Datang ke depan ketakutan itu sendiri.
Pertama dengan ketinggian. Saya
dulunya sangat takut dengan ketinggian. Namun tidak masalah jika sedang naik
kendaraan. Memanjat pohon, outbond, naik tangga, haha saya bahkan diremehkan
dengan orang sekitar sendiri, dan itu sering.
Puncaknya saya melawan ketinggian
adalah ketika KKN kebangsaan 2014 lalu yaitu pembekalan di Asrama PASKHAS.
Tempat latihan para angkatan udara di Kalimantan Barat Pontianak. Saat hari
terakhir adalah outbond, dan outbond pertama adalah turun tali helikopter dari menara
dengan ketinggian kurang lebih 10 meteran ya. Pokoknya tinggi deh. Setidaknya
jika di bandingkan atap rumah pada umumnya dua kali lipatnya.
Anehnya saya malah mengambil
urutan pertama untuk melakukan outbond tersebut. Tiga orang pertama yang
termasusk saya langsung menaiki beberapa tangga untuk mencapai ke puncak posisi
untuk menggunakan pengaman dan melakukan turun helikopter.
Ketika dua orang lain yang sudah
melakukan turun terlebih dahulu, saya masih di atas memegang tiang dan melihat
ke arah bawah yang tingginya pake banget kalau menurut saya. Sampai kurang
lebih lima menitan saya masih melihat ke bawah dan terus mengambil nafas untuk
mengendalikan rasa gugup yang ada di dalam diri.
Setelah itu saya mulai
menggunakan pengaman, dan menginjak pinggir menara dan menendangnya. Saat itu hanya
mengandalkan kedua tangan dengan memainkan kontrol ketika melepas tali untuk
bisa turun dan sampai ke bawah.
Di beberapa jarak pertama turun
saya ketakutan, namun ketika sampai ke tengah saya hanya melambaikan tangan dan
memberikan senyum kepada teman-teman di bawah. Hah, ternyata tidak semengerikan
itu. Meskipun belum sepenuhnya, saya sudah melawan ketakutan dengan ketinggian.
Dan sekarang saya mencoba jika berada di atas ketinggian untuk sering melihat
kearah bawah untuk memaksakan diri terbiasa dengan posisi yang tinggi.
Lain halnya di dalam olahraga, saya
bukan orang yang baik dalam olahraga tapi bukan berarti saya membencinya.
Beberapa kali saya di ajak untuk ikut main futsal. Jika ada waktu saya sering
menyempatkan, padahal saya takut akan bola. Apalagi bola yang datang kepada
saya. Namun saya paling sering kebagian untuk menempati posisi kiper. Dan
setiap bola mendekat ke arah gawang saya seringkali mulai takut akan bola yang
datang.
Namun belum lama ini saya ikut
main futsal bersama adik dan teman-teman. Dan lagi-lagi mendapatkan posisi
kiper. Tapi untuk kali ini saya merasa senang dan tertantang. Sehingga saya
mencoba menikmati untuk memainkan posisi itu. Mungkin kebanyakan nonton film
anime sehingga saya sambil bergaya dengan salah satu film anime menikmati
menjaga posisi kiper.
Yah, sekarang semakin ada hal
yang saya takuti, saya semakin ingin untuk menikmati dan ikut melawan ketakutan
yang saya rasakan.
Dan beberapa hal lainnya, semakin
banyak hal yang datang meneror dan saya takuti, akan semakin senang saya
hadapi. Semua itu ternyata hanyalah sebuah pikiran yang muncul saja, jika
dinikmati tidak seseram itu kok.
Yah mungkin ini bukanlah sesuatu
yang spesial, namun yang saya nikmati dan bisa untuk berbagi adalah sebuah
keberanian untuk menghadapi. Karena apapun yang ada tidak benar-benar
menakutkan jika tahu kuncinya. Dan sekali lagi jika tidak ada cara untuk menghadapinya
cara satu-satunya adalah menghadapi dengan sepenuh hati, ceile...
Okedeh, berlanjut untuk
menikmati pensi dulu nih ya...
Salam Semangat...
0 komentar:
Posting Komentar