Kamis, 22 September 2016

Pelatihan Guru Bahasa Inggris di Dinas Pendidikan, Lagi-lagi Jadi Si Bungsu



Hari ini surat tugas pertama yang saya terima secara resmi selama profesi mengajar yang saya lakukan selama ini.

Menjadi perwakilan untuk mengikuti pelatihan guru bahasa inggris tingkat SMP tentu menjadi hal baru untuk saya sekarang. Perjalanan mengajar yang masih terbilang baru membuat saya merasa belum pantas menerimanya, namun karena sudah menjadi amanah, saya jalani saja.

Jam delapan kurang sepuluh, saya sudah sampai di lokasi pelatihan, karena acaranya mulai jam delapan. Pikiran yang terlintas di dalam hati pasti peserta pelatihan rata-rata ibu-ibu, tapi jangan sampai juga laki-laki sendiri. Alhamdulillah ketika pelatihan dimulai, ada empat orang laki-laki. Jadi dari lebih dari 25 orang peserta, hanya empat orang laki-lakinya.




Dan ketika melihat berkeliling lagi, yah, paling kecil lagi deh, semoga tidak ada aneh-aneh yang terjadi.
Materi pertama dimulai dari narasumber ibu Sri. Dalam materi pertama ini, beliau menjelaskan tentang perangkat pembelajaran. Dari penilaian sampai kriteria RPP dan Silabus. Jujur saja meskipun paham apa yang disampaikan, tapi saya agak pusing mengikutinya. Karena yang paling banyak dibahas tentang perubahan permen (peraturan menteri) tentang kurikulum ini sendiri. Ternyata permen yang dipakai sekarang adalah nomor 20-24.

Setelah kurang lebih satu jam, beralih ke materi kedua oleh pak Sain. Nah sebenarnya cukup seru pembahasan materi kedua ini, karena membahas tentang model-model pengajaran.

Ketika mendengar pembahasan yang disampaikan terasa kembali ke kuliah, karena ini juga sebagian besar sudah di pelajari di semester enam dulu. Yah, sempat ada simulasi permainan kata, dan lumayan membuat rileks dengan tidak mendengar materi terus.

Pada bahasasn kedua ini cukup banyak yang dibacakan oleh narasumber. Dengan empat puluh lebih model pembelajaran yang dipaparkan, sempat membuat bingung juga, harus memilih yang mana. Untung saja apa yang disampaikan materinya bisa di copy ke flashdisk, jadii tidak perlu repot-repot mencatat.

Lalu sampai pada materi yang ketiga. Nah pada materi ini sangat bagus untuk guru yang naik pangkat, tapi saya tidak terlalu tertarik, karena tidak ada sedikitpun terpikirkan di benak tentang naik pengkat dalam profesi guru. Ketika mendengar presentainya saya cukup pusing ingin mengaitkan dengan apa yang saya tahu. Ternyata untuk naik pangkat saja cukup ribet.

Banyak sekali poin atau kredit. Ada juga golongan-golongan yang menunjukkan tingkat kenaikan pangkat. Nah kesemua itu harus di lakukan, dengan banyak mengikuti pelatihan, membuat makalah dan karya tulis. Bagi kamu yang berminat disini, harus pandai menulis KTI juga lho.

Di akhir penutupan kami kembali di jejaki materi tentang bagaimana memasukkan nilai di rapot dengan sistem kurikulum yang baru. Lalu seorang moderator pak Agus mengambil alih mic. Di awal acara beliau telah mengajak kami refreshing dengan games ringannya. Di akhir penutup kembali beliau memberikan motivasi dan cerita.

Sesuatu yang tidak terduga kembali terjadi, saya yang dibilang paling muda disuruh maju kedepan, menjadi objek cerita pak Aguss. Dalam hati, yah kena lagi deh karena jadi paling kecil. Terang saja, sudah laki-lakinya Cuma empat, paling kecil pula. Ketika mendengar juga penutup dari pak Sain, ternyata mereka sudah hampir enam puluh tahun. Waw beda empat puluh tahun bro. Rasanya diruangan saya masih pantas jika sebagai anak oleh mereka, haha.

Oke, untuk para guru bahasa inggris terutama SMP, nih ada materi yang bisa dishare kalau mau, semoga apa yang kita ikuti apapun itu menjadi bermanfaat ya.

Salam semangat, Sedikit cerita dan tulisan di tengah kesibukan.

2 komentar:

apura mengatakan...

Loh, aku juga ada di sana kemarin. Kayaknya duduk di belakang Bapak deh... Bapak ini yang salaman cium tangan itu bukan? Hehehehe

Usamah Izzuddin Al-qosam mengatakan...

Eh, beneran mbak?
Hm, iya yang jadi objeknya bapak agus diapnggil ke depan itu, hhe

Posting Komentar

 
;