4 september 2016, satu hari
sebelum umur ini genap 22 tahun. Kembali berbagi cerita di agenca yang sama
dalam tahun kedua pada generasi yang berbeda. Open House FKSI, Fakultas
Ekonomi.
Tahun lalu di tanggal 5 September
2015, alhamdulillah juga berkesempatan untuk berbagi cerita kepada mahasiswa
baru di agenda yang sama, dengan sahabat-sahabat pemateri yang berbeda.
Jam sepuluh acara talkshow
dimulai, ada empat orang berprestasi yang terlebih dahulu cerita motivasi
tentang prestasinya. Pertama Anjas Rizky, beliau adalah seorang gubernur
Fakultas Ekonomi saat ini. Baru saja pulang dari perjalanan KKN Kebangsaannya
di Riau yang juga berbatasan langsung dengan negara Singapura. Mendengar rekam
jejaknya menjadi gubernur, wah saya bukan apa-apaa dibandingkan beliau.
Berikutnya adik tingkat sendiri,
Alheru Akbar. Sekarang menjabat sebagai Wakil Presiden Mahasiswa Universitas
Bengkulu. Kalau berbicara tentang presstasi tentu aja tidak sebanding dengan
beliau. Namun ketika talkshow berjalan dan bercerita tentang langkah-langkah
awal beliau menapaki perjalanan di kampus ada satu moment yang membuat sayapun
cukup kaget.
Heru, panggilannya, bercerita
salah satu moment ketika seorang kakak tingkat ketika dia menjadi mahasiwa baru
menantangnya untuk bisa mendapatkan IP yang cukup tinggi dengan target
tertentu. Dan ketika di tanya ternyata orang itu adalah saya. Saya yang duduk
di belakang masih ikut m,enghadiri acara tertegun. Ternyata pernah melakukan itu,
cukup kaget karena sudah hampir empat tahun berlalu, dan ada rasa haru sendiri
mendengarnya.
Sekarang melihat dirinya yang
lebih hebat, sudah keliling kota dan negara, menjuarai lomba di beberapa event,
menjadi mahasiswa berpresstasi Universitas dan sekarang Wakil presiden
mahasiwa. Entahlah ada kebanggan sendiri melihat Heru yang menjadi luar biasa.
Lalu pemateri ketiga, ada
Muhammad Robi. Tahun lalu persis beliau yang mengundang di acara yang sama,
ketika masih menjabat sebagai ketua umum FKSI tahun lalu. Sekarang sudah
menjadi pematerinya, pencapaian yang luar biasa, yang berarti kemampuannya di
akui untuk bisa dihadapkan pada public.
Seperti heru tadi, Robi panggilan
akrabnya, menceritakan satu moment ketika proses dia untuk menjadi mahasiswa
berprestasi. Ketika itu adalah saat dia ingin membuat karya tulis ilmiah. Robi
flashback ketika itu saya dan kakak tingkatnya yang mengompori dirinya untuk
bisa membuat karya tulis yang baik dan mempresentasikannya.
Ketika Robi menyebut salah atu
nama saya, lagi-lagi kembali tertegun, tertawa sendiri di dalm hati, ternyata
pernah sekejam itu ya. Dan sekarang melihat sosok Robi yang sudah memiliki
pencapaian yang tentunya memiliki pencapaian yang sangat hebat, membuat saya
juga mengaguminya sebagai seorang yang luar biasa.
Terakhir ada khoirunnisa, atau
akrab dipanggil mbak Nisa. Dengan basic prestasi dari kemampuan menulisnya,
Nisa banyak bercerita awal mula dia mulai menyukai dan mencoba untuk menulis.
Dan sebelum menerbitkanbuku seperti sekarang, Nisa sendiri sudah terlebih
dahulu memenangkan beberapa lomba menulis puisi dan cerpen.
Dalam penutupnya, meskipun
terrlihat sederhana, Nisa kembali membawakan syair atau puisi belajar dan
berprestasi, namun ternyata rangkaian kata yang di rangkainya seperti syair
yang tidak terduga. dan sekrang beliau menjadi salah satu sosok figur bagi
adik-adik baru di FKSI.
Lalu dibandingkan saya, saya
lebih senang ketika melihat mereka semua memberikan cerita motivasinya kepada
para mahasiswa baru. Apa yang saya sampaikan hanyalah segelintir kecil dari apa
yang mereka berempat punya. Meskipun sering dikatakan provokator, tapi itulah
ternyata yang paling sering saya lakukan di sepanjang perjalanan bertemu
dengan orang-orang hebat.
Tahun kedua ini, FKSI kembali
memberikan kesan yang baik dengan mengolah acara yang lebih apik lagi, terutama
di awal-awal sempat lucu dengan
moderator yang memecah suasana, hehe.
Sedikit cerita tepat sebelum hari
pertama masuk kuliah,
Salam Berbagi, salam berkarya.
0 komentar:
Posting Komentar