Senin, 26 September 2016

AMT Oriaba Fosi, Listrik mati Semua Yang ada dijadikan materi



Selepas mengisi ice breaking di KOPMA hari minggu kemaren, siangnya siap-siap beranjak ke acara ORIABA Fosi di GB 3.

Mengingat undangan yang ada jam satu, saat itu juga sudah sampai di lokasi acara. Ketika naik ke depan aula GB 3, yang terlihat akwat semua, sedang makan siang. Cukup bingung dan cemas, karena tidak ada ikhwannya. Akhirnya menunggu di kursi dekatpintu masuk tempat ikhwan.

Setelah menunggu hampir setengah jam tidak ada juga ikhwan yang lewat masuk keruangan, semakin cemaslah, mana nggak enak sedang membawa lima orang murid SMP, pasti banyak yang salah paham dan mengira aneh-enh deh.

Lalu, ada salah seorang ikhwan dari panitianya, mengajak saya masuk lewat pintu bawah, ternyata pintu depannya terkunci. Haduh, malu sendiri dan geleng-geleng deh.

Sekitar setengah dua materi siap untuk disampaikan, namun ternyata listrik yang ada mati. Lalu, saya kembali menata konsep saat itu juga. Ingat ketika pelatihan sekolah trainer dulu, bahwa laptop, video dan lainnya hanyalah alat. Maka tidak ada alat materi tetap bisa lanjut.

Dengan mendadak, otak saya mulai menusun materi motivasi yang akan disampaikan, alhasil, saya menceritakan apa yang ada dan apa yang bisa dibawa di lokasi.

Saya memulai materi dengan cerita perjalanan hidup saya yang memang tidak menyenangkan, menyulitkan dan menyedihkan. Yah jika dikatakan membuka aib sendiri saya tidak merasakannya sebuah aib, namun sebuah perjalanan indah yang bisa membuat saya menjadi seperti sekarang.

Beberapa kali tertawaan dengan cerita yang saya bawakan keluar dari para peserta. Dengan perbandingan yang besar tentunya antara ikhwan dan akhwatnya, tidak mengurangi keseruan dalam membawakan materi.

Setelah saya mulai dengan cerita tentang diri saya sendiri, saya mulai memasuki materi pertama. Bertanya kepada para peserta pendapatnya tentang motivasi. Ketika melihat dari pihak akhwat mengangkat tangannya untuk menjawab, ternyata itu adalah tetangga di depan kostan, yang dulu pernah menjadi murid les untuk ujian.

Ternyata dunia memang terkadang sempit ya.

Lalu memasuki materi berikutnya, saya bertanya tentang niat dan tujuan mereka untuk kuliah. Ketika sudah mengajukan lima pertanyaan dan meminta mereka menjawabnya, satu orang saya suruh untuk maju kedepan menjawab dan menceritakan jawabannya. Tidak disangka, yang menjawab adalah dulu yang pernah menjadi murid PPL.

Lagi-lagi dunia ini sempit banget ya.

Lalu beranjak ke materi-metari berikutnya saya terus bercerita. Apa yang saya sampaikan dengan keterbatasan fasilitas yang ada, lebihbanyak menceritakan diri saya sendiri. Selain tidak bisa menampilkan video dan lainnya, namun juga, lebih baik membawa kisah yang dialami, selain itu nyata juga tidak dibuat-buat. Jika membawa kisah orang lain, kita tidak bisa bercerita yang sepenuhnya, karena hanya akan tahu sebagian dari cerita sebenarnya.

Lalu di akhir penyampaian, ada empat pertanyaan yang semakin menambah isi materi pada sore itu. (nanti akan saya bikin cerita setiap pertanyaan menjadi tulisan terpisah ya). Lalu terakhir saya sedikit mempromosikan buku dari peserta pelatihan yang sudah terbit. Ada Diana, Panisia, dan Foristia dengan buku mereka.

Yah, ini kali pertama mengisi materi di sini, dan juga bisa jadi kali terakhir, karena dari segi kepantasan, anak FKIP sendiri lebih banyak yang pantas. Dan dari nama baik, lebih banyak yang yang lebih baik dari saya. Semoga kesempatan dari apa yang saya sampaikan menjadi kebermanfaatan bagi semuanya amiin.

Salam semangat, ini tulisan lima belas menit siang ini, udah dzuhur sholat dulu deh.

0 komentar:

Posting Komentar

 
;