Selepas mengisi ice breaking di KOPMA
hari minggu kemaren, siangnya siap-siap beranjak ke acara ORIABA Fosi di GB 3.
Mengingat undangan yang ada jam satu,
saat itu juga sudah sampai di lokasi acara. Ketika naik ke depan aula GB 3,
yang terlihat akwat semua, sedang makan siang. Cukup bingung dan cemas, karena
tidak ada ikhwannya. Akhirnya menunggu di kursi dekatpintu masuk tempat ikhwan.
Setelah menunggu hampir setengah jam
tidak ada juga ikhwan yang lewat masuk keruangan, semakin cemaslah, mana nggak
enak sedang membawa lima orang murid SMP, pasti banyak yang salah paham dan
mengira aneh-enh deh.
Lalu, ada salah seorang ikhwan dari
panitianya, mengajak saya masuk lewat pintu bawah, ternyata pintu depannya
terkunci. Haduh, malu sendiri dan geleng-geleng deh.
Sekitar setengah dua materi siap
untuk disampaikan, namun ternyata listrik yang ada mati. Lalu, saya kembali
menata konsep saat itu juga. Ingat ketika pelatihan sekolah trainer dulu, bahwa
laptop, video dan lainnya hanyalah alat. Maka tidak ada alat materi tetap bisa
lanjut.
Dengan mendadak, otak saya mulai
menusun materi motivasi yang akan disampaikan, alhasil, saya menceritakan apa
yang ada dan apa yang bisa dibawa di lokasi.
Saya memulai materi dengan cerita
perjalanan hidup saya yang memang tidak menyenangkan, menyulitkan dan
menyedihkan. Yah jika dikatakan membuka aib sendiri saya tidak merasakannya
sebuah aib, namun sebuah perjalanan indah yang bisa membuat saya menjadi
seperti sekarang.
Beberapa kali tertawaan dengan cerita
yang saya bawakan keluar dari para peserta. Dengan perbandingan yang besar
tentunya antara ikhwan dan akhwatnya, tidak mengurangi keseruan dalam
membawakan materi.
Setelah saya mulai dengan cerita
tentang diri saya sendiri, saya mulai memasuki materi pertama. Bertanya kepada
para peserta pendapatnya tentang motivasi. Ketika melihat dari pihak akhwat
mengangkat tangannya untuk menjawab, ternyata itu adalah tetangga di depan
kostan, yang dulu pernah menjadi murid les untuk ujian.
Ternyata dunia memang terkadang
sempit ya.
Lalu memasuki materi berikutnya, saya
bertanya tentang niat dan tujuan mereka untuk kuliah. Ketika sudah mengajukan
lima pertanyaan dan meminta mereka menjawabnya, satu orang saya suruh untuk
maju kedepan menjawab dan menceritakan jawabannya. Tidak disangka, yang
menjawab adalah dulu yang pernah menjadi murid PPL.
Lagi-lagi dunia ini sempit banget ya.
Lalu beranjak ke materi-metari berikutnya
saya terus bercerita. Apa yang saya sampaikan dengan keterbatasan fasilitas
yang ada, lebihbanyak menceritakan diri saya sendiri. Selain tidak bisa
menampilkan video dan lainnya, namun juga, lebih baik membawa kisah yang
dialami, selain itu nyata juga tidak dibuat-buat. Jika membawa kisah orang
lain, kita tidak bisa bercerita yang sepenuhnya, karena hanya akan tahu
sebagian dari cerita sebenarnya.
Lalu di akhir penyampaian, ada empat
pertanyaan yang semakin menambah isi materi pada sore itu. (nanti akan saya
bikin cerita setiap pertanyaan menjadi tulisan terpisah ya). Lalu terakhir saya
sedikit mempromosikan buku dari peserta pelatihan yang sudah terbit. Ada Diana,
Panisia, dan Foristia dengan buku mereka.
Yah, ini kali pertama mengisi materi
di sini, dan juga bisa jadi kali terakhir, karena dari segi kepantasan, anak
FKIP sendiri lebih banyak yang pantas. Dan dari nama baik, lebih banyak yang
yang lebih baik dari saya. Semoga kesempatan dari apa yang saya sampaikan
menjadi kebermanfaatan bagi semuanya amiin.
Salam semangat, ini tulisan lima
belas menit siang ini, udah dzuhur sholat dulu deh.
0 komentar:
Posting Komentar