Jumat, 02 September 2016

Mengajar Murid Seperti Mengisi Peserta Seminar

Assalamualaikum,
 
Alhamdulillah masih di sempatkan menulis hari ini, setelah cukup berkutat seharian dengan para murid dan kembali belajar pelajaran SMP.

Tulisan ringan kali ini, bercerita tentang yang saya alami beberapa hari ini dan akan terus berlanjut dalam beberapa waktu ke depan.

Rabu kemaren pertama kalinya saya mulai mengajar di salah satu SMP di Bengkulu, untuk menggantikan sementara guru pengajar yang cuti karena melahirkan.

Sudah lama tidak mengajar ada perasaan grogi dan kaku yang saya alami, apalagi pertama mengajar langsung di hadapkan dengan kelas tiga, tentu ini akan menjadi tantangan dan amanah yang lebih berat karena mereka akan menghadapi persiapan untuk ujian dan lulus dari sekolah.

Ketika pertama kali test untuk mengajar saya sempat bingung harus melakukan apa. Karena pertemuan awal, akhirnya melakukan perkenalan. Lalu mulai mencoba memasuki materi sesuai yang di suruh oleh Guru sebelumnya. Yang semakin membuat grogi adalah karena di perhatikan oleh dua guru untuk menilai micro teaching pertama.

Akhirnya sekitar dua jam pelajaran yang saya lakukan, saya tutup dengan ice breaking seperti ketika mengisi seminar. Ketika keluar tertawa sendiri karena merasa belum melakukan apa-apa.

Dua hari ini kebetulan guru yang bersangkutan sedang libur, alhasil saya langsung menggantikan untuk mengajar kelas satu dan dua sekaligus, dengan watak murid yang beragam aklhirnya dengan gaya yang saya bawa ketika mengisi seminar, saya membuat kesepakatan.

Alhamdulillah meskipun saya harus belajar lagi materi bahasa inggris sesuai kompetensi saya itu menjadi kenikmatan tersendiri. Membbuka dan membaca lagi semua tentang tenses, preposition, bahas soal ujian, huh, awalnya bingung sih, tapi mulai menikmati lagi.

Meskipun hanya sementara untuk tiga bulan menjadi guru tetap saja hal itu menjadi pengalaman yang tidak singkat, harus menghadapi 40 orang siswa yang dipahami karakter setiap orangnya.

Suasana kelas yang saya bikin sama sekali tidak terasa seperti kelas, karena lebih sering mengisi seminar motivasi, meskipun saya panggil mereka murid dan konsep tetap belajar sekolah, yang saya bawakan akhirnya seperti seorang trainer dengan maintynya. Dan tetap tertawa serta santai membawa kondisi kelas. 
Bahkan hari ini di kelas terakhir, penutup kelas para murid meminta saya sedikit ber beatbox membuat suara terompet dengan mulut.

Tidak masalah bagaimanapun caramu, yang penting tujuan dan pemahaman yang tersampaikan oleh murid mampu di tangkap.

Jangan batasi diri, terus tingkan kapasitas diri,

Salam semangat, Salam berkarya...

0 komentar:

Posting Komentar

 
;