Rabu, 07 September 2016

Melakukan Hal Yang Sama dengan Cara yang Berbeda



Kamu yang sering ikut seminar motivasi pasti sering mendengar kata-kata seperti ini ya, dan faktanya memang benar.

Terkadang untuk satu hal yang sama tidak semua orang mampu melakukannya dengan cara yang sama pula. Banyak hal yang perlu di sesuaikan dengan gaya dan pemahaman oleh setiap orang.

Seperti pada tulisan saya sebelumnya, “Mengajar Murid Seperti Mengisi Seminar”

Saya memang tidak pernah sekalipun terpikirkan untuk menjadi guru, meskipun menempuh pendidikan di Fakultas Keguruan. Namun apa yang Allah gariskan tentunya selalu hal yang bisa membuat saya terkejut dan harus menjalaninya.

Sampai sekarang saya sudah merasakan masuk ke semua jenjang, dari Paud-TK, SD, SMA, dan sekarang berkutat di dunia pengajaran pada jenjang SMP.

Minggu ke dua mengajar, saya masih beradaptasi dengan gaya murid-murid dan suasana sekolah. Mengajar kelas satu, dua ,dan tiga tentunya berbeda untuk memiliki tenaga menajar setiap kelas. Selain tenaga caranya juga jauh berbeda.

Kelas satu yang harus masih perkenalan dan pemahaman tentang bahasa inggris dan menggunakan kosa kata sederhana untuk memahamkannya. Kelas dua yang mendalami beberapa bagian, terutama kurikulum dalam sekolah ini adalah bagian tenses (kelemahan saya sih, jadi belajar lagi), dan kelas tiga mau tidak mau mempersiapkan mereka untuk bisa siap dalam menghadapi ujian.

Di pertemuan ketiga ini untuk kelas satu dan kelas tiga saya mencoba cara mengajar baru yang masih dalam memantau dan beradaptasi dengan kondisi semuanya.

Jam pertama mengajar kelas satu. Dengan murid sebanyak dua puluh orang, saya mencoba membagi shift menjadi dua kelompok. Dengan mreview materi giving instructions dan masuk materi baru tentang prohibiting, mencoba memberikan contoh pada kegiatan sehari-hari mereka.

Alhamdulillah, sebagian besar dari mereka mampu untuk mengerti dan paham. Hanya satu atau dua orang saja yang perlu untuk di berikan pemahaman lebih jauh. Waktu 80 menit tentunya masih terlalu sedikit untuk bisa memahamkan secara detail kepada mereka, karena terlalu singkat, dan belum tentu semuanya mengulang pelajaran mereka di rumah.

Ketika di kelas tiga pada jam ketiga, saya sudah menyiapkan latihan untuk mereka, dan membuat shift sama seperti anak kelas satu. Namun kali ini shift untuk mengerjakan soal sebanyak tujuh soal dalam waktu sepuluh menit. Waktu yang sedang untuk ukuran mereka. Karena jika ujian sebenarnya, mungkin satu soal paling maksimal hanya ada waktu dua menit untuk mengerjakannya.

Tujuan menciptakan metode seperti ini agar mereka terbiasa untuk menghadapi suasananya. Karena yang terkadang membuat siswa baik tingkat SMP atau SMA susah untuk menjawab ujian soal, bukan sepenuhnya terletak pada sulitnya jawaban pada soal, namun lebih kepada ketegangan dalam suasana ujian. Selain itu dengan membuat shift, akan membuat tempat duduk yang jarang dan membiasakan untuk bisa mengerjakan sendiri.

Salah satu saya melakukan seperti ini. Juga untuk mengurangi keributan di dalam kelas, dan bisa menjadi lebih fokus, meskipun waktu menjadi sedikit pendek, namun bisa lebih memahami dan menyampaikan lebih fokus kepada para murid. Dan sistem ini untuk kali pertama cukup baik dan berhasil untuk dilakukan. Tapi masih sebatas pandangan saya sih.

Sembari berjalan, mencari lagi cara-cara yang lebih baik untuk mengajarkan materi kepada anak-anak murid yang ada. Karena kreatif itu bisa dikembangkan dimanapun dan kapanpun.

Salam Berkarya.

2 komentar:

RIo Saputra mengatakan...

Barokaullohhu Fiikum

Titip salam untuk anak-anaknya Bang Usama.

Tetap samangat berbagi.

Usamah Izzuddin Al-qosam mengatakan...

Wa barokaalahu fiik kak.

Iya kak berbagi selalu, inshaAllah

Posting Komentar

 
;