Senin, 26 September 2016 0 komentar

Dipaksa, terpaksa, terbiasa, Pertanyaan AMT Oriaba Fosi (1)



Tulisan kali ini membahas empat pertanyaan yang ditanyakan ketika mengisi materi AMT minggu kemaren. Nah, dimulai dari salah satu pertanyaan dari ikhwan yang berasal dari jurusan pendidikan Non formal.

Menanyakan tentang sebuah perubahan dalam tiga langkah, Dipaksa, terpaksa, dan terbiasa. Tapi sudah pasti hal ini tidak selalu bertahan. Akan ada masanya semangat itu turun. Bagaimana agar membuatnya terus bertahan dari perubahan yang sudah dilakukan?


Saya sepakat dengan ketiga langkah tersebut. Untuk berubah memang tidak ada kenyamanan di dalamnya, banyak perngorbanan yang perlu di lakukan. Pun ketika sudah mulai bisa melakukan perubahan itu perlu untuk mempertahankannya.

Jika saya tarik dengan apa yang saya alami, salah satunya adalah menulis blog ini. Mau tidak mau saya harus memaksakan diri untuk memenuhi komitmen kepada diri sendiri untuk bisa setiap hari menulis.

Sudah hampir dua bulan terhitung sejak tanggal 7 agustus lalu, ketika saya mulai untuk menulis di blog ini secara rutin. Sekarang ditambah tulisan ini sudah 99 tulisan yang saya lakukan dalam waktu kurang lebih hampir dua bulan ini. Jika setiap tulisan saja paling tidak dua lembar, maka totalnya sudah hampir dua ratus lembar tulisan yang saya hasilkan. Tidak terasa bukan?

Di minggu-minggu awal tentu mempertahankannya tidaklah mudah. Banyak godaan yang datang menghampiri, rasa malas, bahkan tidak ingin melanjutkan. Namun lagi-lagi memaksakan diri itu perlu.

Setelah berjalan kurang lebih dua minggu, yang tadinya terpaksa dan dipaksakan untuk terus menulis, menjadi terbiasa. Dan sampai sekarangpun begitu. Jika ada satu atau dua hari yang libur, maka di hari berikutnya jumlah tulisan akan di rangkap dan di double. Seperti hari ini, langsung tiga tulisan yang saya hasilkan, membayar tiga hari tulisan kemaren.

Nah kurang lebih itu yang saya alami yang pernah dilakukan dengan tiga langkah untuk melakukan perubahan, Dipaksa, Terpaksa, Lalu terbiasa.

Berubahlah dengan caramu, maka hasilnya akan kamu rasakan.

Salam Berkarya.
0 komentar

AMT Oriaba Fosi, Listrik mati Semua Yang ada dijadikan materi



Selepas mengisi ice breaking di KOPMA hari minggu kemaren, siangnya siap-siap beranjak ke acara ORIABA Fosi di GB 3.

Mengingat undangan yang ada jam satu, saat itu juga sudah sampai di lokasi acara. Ketika naik ke depan aula GB 3, yang terlihat akwat semua, sedang makan siang. Cukup bingung dan cemas, karena tidak ada ikhwannya. Akhirnya menunggu di kursi dekatpintu masuk tempat ikhwan.

Setelah menunggu hampir setengah jam tidak ada juga ikhwan yang lewat masuk keruangan, semakin cemaslah, mana nggak enak sedang membawa lima orang murid SMP, pasti banyak yang salah paham dan mengira aneh-enh deh.

Lalu, ada salah seorang ikhwan dari panitianya, mengajak saya masuk lewat pintu bawah, ternyata pintu depannya terkunci. Haduh, malu sendiri dan geleng-geleng deh.

Sekitar setengah dua materi siap untuk disampaikan, namun ternyata listrik yang ada mati. Lalu, saya kembali menata konsep saat itu juga. Ingat ketika pelatihan sekolah trainer dulu, bahwa laptop, video dan lainnya hanyalah alat. Maka tidak ada alat materi tetap bisa lanjut.

Dengan mendadak, otak saya mulai menusun materi motivasi yang akan disampaikan, alhasil, saya menceritakan apa yang ada dan apa yang bisa dibawa di lokasi.

Saya memulai materi dengan cerita perjalanan hidup saya yang memang tidak menyenangkan, menyulitkan dan menyedihkan. Yah jika dikatakan membuka aib sendiri saya tidak merasakannya sebuah aib, namun sebuah perjalanan indah yang bisa membuat saya menjadi seperti sekarang.

Beberapa kali tertawaan dengan cerita yang saya bawakan keluar dari para peserta. Dengan perbandingan yang besar tentunya antara ikhwan dan akhwatnya, tidak mengurangi keseruan dalam membawakan materi.

Setelah saya mulai dengan cerita tentang diri saya sendiri, saya mulai memasuki materi pertama. Bertanya kepada para peserta pendapatnya tentang motivasi. Ketika melihat dari pihak akhwat mengangkat tangannya untuk menjawab, ternyata itu adalah tetangga di depan kostan, yang dulu pernah menjadi murid les untuk ujian.

Ternyata dunia memang terkadang sempit ya.

Lalu memasuki materi berikutnya, saya bertanya tentang niat dan tujuan mereka untuk kuliah. Ketika sudah mengajukan lima pertanyaan dan meminta mereka menjawabnya, satu orang saya suruh untuk maju kedepan menjawab dan menceritakan jawabannya. Tidak disangka, yang menjawab adalah dulu yang pernah menjadi murid PPL.

Lagi-lagi dunia ini sempit banget ya.

Lalu beranjak ke materi-metari berikutnya saya terus bercerita. Apa yang saya sampaikan dengan keterbatasan fasilitas yang ada, lebihbanyak menceritakan diri saya sendiri. Selain tidak bisa menampilkan video dan lainnya, namun juga, lebih baik membawa kisah yang dialami, selain itu nyata juga tidak dibuat-buat. Jika membawa kisah orang lain, kita tidak bisa bercerita yang sepenuhnya, karena hanya akan tahu sebagian dari cerita sebenarnya.

Lalu di akhir penyampaian, ada empat pertanyaan yang semakin menambah isi materi pada sore itu. (nanti akan saya bikin cerita setiap pertanyaan menjadi tulisan terpisah ya). Lalu terakhir saya sedikit mempromosikan buku dari peserta pelatihan yang sudah terbit. Ada Diana, Panisia, dan Foristia dengan buku mereka.

Yah, ini kali pertama mengisi materi di sini, dan juga bisa jadi kali terakhir, karena dari segi kepantasan, anak FKIP sendiri lebih banyak yang pantas. Dan dari nama baik, lebih banyak yang yang lebih baik dari saya. Semoga kesempatan dari apa yang saya sampaikan menjadi kebermanfaatan bagi semuanya amiin.

Salam semangat, ini tulisan lima belas menit siang ini, udah dzuhur sholat dulu deh.
0 komentar

Kembali Dengan ice Breaking, Koperasi Mahasiswa UNIB.



Minggu 25 september 2016. Hari minggu yang menjadi hari rehat dari satu minggu rangkaian kegiatan. Meskipun hari rehat itu tidak berarti benar-benar rehat.

Jika ingin mencari satu hari yang benar-benar libur tanpa kegiatan, tentunya tidak ada. Bagi saya sendiri hari libur adalah hari dimana bisa membuat diri sendiri merasa fresh dan semangat. Dengan begitu energi yang ada di dalam tubuh bisa tersalurkan.

Itulah yang dirasakan di awal pagi minggu ini.

Mendapat ajakan untuk kembali mengisi ice breaking di depan umum yang sudah lama tidak saya lakukan. Acara Kopenho atau singkatan dari Kopma Open House, membuat saya bersemangat. Selain mengisi lagi dalam hal yang suah lama tidak saya lakukan, lalu mengajak anak murid dari SMP tempat saya mengajar untuk hadir, dan dengan pemateri yang luar biasa.

Undangan awal yang dikabarkan kepada saya adalah jam 10 pagi, namun berpikir agar tidak terlalu terburu-buru, saya mencoba datang lebih awal dan lebih pagi. Setelah siap-siap, dan melajukan motor dari kost.an, jam sembilan saya sudah sampai dilokasi kegiatan. Di Aula Perpustakaan lantai tiga.

Belum lama sampai tiba-tiba hp mendapat miscall dari pengurus KOPMA yang bertanggung  jawab dengan kegiatan tersebut. Lalu disusul dengan sms dari orang yang sama. Ternyata saya disuruh siap-siap untuk tampil ice breaking. Waktu yang dijadwalkan lebih cepat dari perkiraan, bersyukur saya sudah sampai dari sebelum jam yang disepakati.

Setelah selesai sambutan dan doa,  saya pun dipanggil untuk mulai mengisi ice breaking sebelum mulai materi pertama.

Setelah maju kedepan, saya menyiapkan senam pinguin yang akan dibawakan untuk ice breaking kali ini. Namun sebelum memulainya, saya sedikit stand up dengan tutorial beatbox sederhana.

Saya menggunakan beatbox dengan suara drum pada tiga suara. Pada suara pertama saya gunakan dengan cara mengucapkan Qolqolah BA. Dan para peserta mengikuti yang saya lakukan. Lalu pada bagian kedua, simbal. Saya ajak untuk mencoba mengucapkan huruf tsa. Dan pada bagian terakhir atau yang biasa disebut kickroll dalam beatbox, saya mengajak peserta untuk membuat suara seperti orang yang ingin membuang ludah, tapi suaranya ditarik kedalam.

Setelah sedikit arahan itu, saya membuat suara beatbox sederhana dari tiga komponen suara dasar yang digunakan pada mulut itu.

Lalu mulai pada bagian senam, kali ini saya menggunakan senam pinguin untuk mengajak seluruh peserta mengikuti ice breaking. Karena tidak sempat untuk menyambungkan laptop pada layar LCD, alhasil sayalah yang menjadi fokusan utama menjadi senam pinguin. Tidak hanya peserta bahkan panitia pun juga ikut melakukan senam tersebut, sampai semuanya berputar-putar dan bergerak layaknya pinguin.

Setelah materi pertama selesai saya kembali mengisi ice breaking sebagai jeda sebelum memasuki pemateri kedua.

Kali ini yang saya lakukan kembali diawali dengan beatbox, namun yang saya bunyikan dari mulut seperti suara terompet. Lalu saya mencoba sedikit membuat sebuah alur dari terompet dan menyuruh para peserta menebak yang saya bunyikan.

Setelah kembali dengan beatbox, saya kembali mengajak para peserta senam dengan lagu kedua yaitu chicken dance. Tidak sampai satu menit meskipun gerakannya sederhana, chicken dance ini juga tetap diikuti oleh para peserta.

Mengajak lima murid SMP tempat saya mengajar sekarang juga menjadi bahan refreshing  bagi mereka semua. Awalnya ada hampir sepuluh orang yang mau ikut, namun beberapa batal dan tidak jadi. Setelah kami mengisi di acara KOPMA, kembali bersiap-siap untuk sharing motivasi di acara FOSI.

Oke, kita istirahat dulu nih ya masuk waktu dzuhur.

Tetap semangat.
Kamis, 22 September 2016 2 komentar

Pelatihan Guru Bahasa Inggris di Dinas Pendidikan, Lagi-lagi Jadi Si Bungsu



Hari ini surat tugas pertama yang saya terima secara resmi selama profesi mengajar yang saya lakukan selama ini.

Menjadi perwakilan untuk mengikuti pelatihan guru bahasa inggris tingkat SMP tentu menjadi hal baru untuk saya sekarang. Perjalanan mengajar yang masih terbilang baru membuat saya merasa belum pantas menerimanya, namun karena sudah menjadi amanah, saya jalani saja.

Jam delapan kurang sepuluh, saya sudah sampai di lokasi pelatihan, karena acaranya mulai jam delapan. Pikiran yang terlintas di dalam hati pasti peserta pelatihan rata-rata ibu-ibu, tapi jangan sampai juga laki-laki sendiri. Alhamdulillah ketika pelatihan dimulai, ada empat orang laki-laki. Jadi dari lebih dari 25 orang peserta, hanya empat orang laki-lakinya.




Dan ketika melihat berkeliling lagi, yah, paling kecil lagi deh, semoga tidak ada aneh-aneh yang terjadi.
Materi pertama dimulai dari narasumber ibu Sri. Dalam materi pertama ini, beliau menjelaskan tentang perangkat pembelajaran. Dari penilaian sampai kriteria RPP dan Silabus. Jujur saja meskipun paham apa yang disampaikan, tapi saya agak pusing mengikutinya. Karena yang paling banyak dibahas tentang perubahan permen (peraturan menteri) tentang kurikulum ini sendiri. Ternyata permen yang dipakai sekarang adalah nomor 20-24.

Setelah kurang lebih satu jam, beralih ke materi kedua oleh pak Sain. Nah sebenarnya cukup seru pembahasan materi kedua ini, karena membahas tentang model-model pengajaran.

Ketika mendengar pembahasan yang disampaikan terasa kembali ke kuliah, karena ini juga sebagian besar sudah di pelajari di semester enam dulu. Yah, sempat ada simulasi permainan kata, dan lumayan membuat rileks dengan tidak mendengar materi terus.

Pada bahasasn kedua ini cukup banyak yang dibacakan oleh narasumber. Dengan empat puluh lebih model pembelajaran yang dipaparkan, sempat membuat bingung juga, harus memilih yang mana. Untung saja apa yang disampaikan materinya bisa di copy ke flashdisk, jadii tidak perlu repot-repot mencatat.

Lalu sampai pada materi yang ketiga. Nah pada materi ini sangat bagus untuk guru yang naik pangkat, tapi saya tidak terlalu tertarik, karena tidak ada sedikitpun terpikirkan di benak tentang naik pengkat dalam profesi guru. Ketika mendengar presentainya saya cukup pusing ingin mengaitkan dengan apa yang saya tahu. Ternyata untuk naik pangkat saja cukup ribet.

Banyak sekali poin atau kredit. Ada juga golongan-golongan yang menunjukkan tingkat kenaikan pangkat. Nah kesemua itu harus di lakukan, dengan banyak mengikuti pelatihan, membuat makalah dan karya tulis. Bagi kamu yang berminat disini, harus pandai menulis KTI juga lho.

Di akhir penutupan kami kembali di jejaki materi tentang bagaimana memasukkan nilai di rapot dengan sistem kurikulum yang baru. Lalu seorang moderator pak Agus mengambil alih mic. Di awal acara beliau telah mengajak kami refreshing dengan games ringannya. Di akhir penutup kembali beliau memberikan motivasi dan cerita.

Sesuatu yang tidak terduga kembali terjadi, saya yang dibilang paling muda disuruh maju kedepan, menjadi objek cerita pak Aguss. Dalam hati, yah kena lagi deh karena jadi paling kecil. Terang saja, sudah laki-lakinya Cuma empat, paling kecil pula. Ketika mendengar juga penutup dari pak Sain, ternyata mereka sudah hampir enam puluh tahun. Waw beda empat puluh tahun bro. Rasanya diruangan saya masih pantas jika sebagai anak oleh mereka, haha.

Oke, untuk para guru bahasa inggris terutama SMP, nih ada materi yang bisa dishare kalau mau, semoga apa yang kita ikuti apapun itu menjadi bermanfaat ya.

Salam semangat, Sedikit cerita dan tulisan di tengah kesibukan.
 
;