Sabtu, 07 Januari 2017

Udah Cinta Sama Allah Belum? Yakin Nggak Ngeduain Allah?



Cinta adalah sebuah amalan hati yang akan terwujud dalam (amalan) lahiriah. Apabila cinta tersebut sesuai dengan apa yang diridhai Allah, maka ia akan menjadi ibadah. Dan sebaliknya, jika tidak sesuai dengan ridha-Nya maka akan menjadi perbuatan maksiat. Berarti jelas bahwa cinta adalah ibadah hati yang bila keliru menempatkannya akan menjatuhkan kita ke dalam sesuatu yang dimurkai Allah yaitu kesyirikan.
            

Jika kita menanyakan kepada sesama manusia, seberapa besar cinta antara manusia yang satu dengan yang lainnya jawabannya pasti beragam. Jika ada yang menjawab bahwa cintanya tak terbatas kepada kita, tanyakan kembali apa saja yang bisa dia berikan untuk mengartikan cintanya tak terbatas. Cinta manusia itu terbatas karena apa yang bisa manusia lakukan juga terbatas. Nah, jika kita mencintai Allah tentunya akan mendapatkan sesuatu yang terbatas.

Ketika kita mengartikan cinta Allah Unlimited atau tak terbatas, itu dalam arti sebenar-benarnya dan seluas-luasnya. Sadari kita sekarang sedang bernafas tanpa perlu kita menyadari untuk bernafas. Sedang berpikir dengan cepat dan enaknya tanpa perlu harus ada yang disetting seperti komputer. Makan, minum, berjalan, dan melakukan hal lainnya. Jika bukan karena Allah memberikan cinta-Nya dengan semua keberkahan apa mungkin kita bisa menikmati semua ini, tanyakan kepada diri kita masing-masing.

Pernah mendengar jika diibaratkan lautan menjadi tinta dan bumi ini menjadi kertasnya tidak akan cukup kita menuliskan semua nikmatNya. Maka Nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan? Begitulah luasnya cinta Allah. Kita yang sering mengabaikan saja masih diberi rasa cintanya. Bagaimana jika kita juga mencintaiNya? Allahpun mengabadikan tentang rasa cintaNya kepada kita di dalam firman di Al-Qur’an.

            “Katakanlah: jika kalian cinta kepada Allah maka ikutilah aku, niscaya Allah akan mencintai kalian.” (Ali ‘Imran: 31)

Sobat, kita renungkan hal-hal kenapa kita bisa melupakanNya. Mengaku cinta dalam ucapan namun dusta dalam perbuatan. Memangnya susah untuk mencintaiNya dengan tulus? Atau bingung bagaimana caranNya. Bacalah firman-firman dan lakukan perintahNya. Setiap gerak yang dilakukan jangan lupa untuk selalu mengucapkan nama, mengingat, dan dipersembahkan untukNya.

Ingat, Dia tidak akan pernah ingkar janji jadi tidak perlu takut akan apa yang terjadi. Di jamin tidak akan ada ruginya barang secuilpun. Tidak percaya? Buktikan saja sendiri.

Sudah bisa dipastikan sekali lagi, bahwa cinta Allah itu tidak terbatas, sekali Dia telah menunjukkan cinta kepada MakhlukNya, tidak akan ada kekecewaan, atau perasaan khawatir. 

Ibnul Qayyim mengatakan bahwa di antara sebab-sebab adanya cinta (kepada Allah) ada sepuluh perkara. Perkara-perkara itu adalah :

Pertama, membaca Al Qur’an, menggali, dan memahami makna-maknanya serta apa yang dimaukannya; Kedua, mendekatkan diri kepada Allah dengan amalan-amalan sunnah setelah amalan wajib; Ketiga, terus-menerus berdzikir dalam setiap keadaan; Keempat, mengutamakan kecintaan Allah di atas kecintaanmu ketika bergejolaknya nafsu; Kelima, hati yang selalu menggali nama-nama dan sifat-sifat Allah, menyaksikan dan mengetahuinya; Keenam, menyaksikan kebaikan-kebaikan Allah dan segala nikmat-Nya; Ketujuh, tunduknya hati di hadapan Allah; Kedelapan, berkhalwat (menyendiri dalam bermunajat) bersama-Nya ketika Allah turun (ke langit dunia); Kesembilan, duduk bersama orang-orang yang memiliki sifat cinta dan jujur; Kesepuluh, menjauhkan segala sebab-sebab yang akan menghalangi hati dari Allah. (Sumber : Madarijus Salikin, 3/18, dengan ringkas Dalam Asy-Syariah)

Allahpun menunjukkan betapa hebatnya cinta jika diagungkan kepadaNya bahkan bernilai ibadah dan telah disebutkan lagi di dalam beberapa FirmanNya tentang cinta itu sendiri.

“Tetapi Allah menjadikan kamu cinta kepada keimanan dan menjadikan iman itu indah dalam hatimu.” (Al-Hujurat: 7)

“Dan orang-orang yang beriman lebih cinta kepada Allah.” (Al-Baqarah: 165)

“Maka Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintai-Nya.” (Al-Maidah: 54)

Jadi, tak ada alasan lagi untuk tidak mencintai Allah yang maha tinggi. Untuk kita semua menjadi hamba yang dicintaiNya dalam dunia dan akhirat hingga mencapai surga.

0 komentar:

Posting Komentar

 
;