Tidak
ada gading yang tak retak, itulah sebuah pepatah yang sering dijadikan untuk
menunjukkan bahwa tidak ada sesuatu yang sempurna di dunia ini. Batas
kesempurnaan setiap orang juga berbeda, selalu ada aturan dan titik
tertingginya sendiri.
Siapa
sih yang tidak ingin jadi sempurna? Mencapai semua tingkatan pada titik
tertinggi tentu keinginan semua orang. Tapi apakah itu penilaian sempurna dari
setiap orang?
Ternyata
apa yang kita jalani akan selalu ada celah untuk menjadikannya salah. Faktanya
setiap masa memiliki pengembangan dan pembaruan akan sesuatu yang terus
menerus. Hal ini menunjukkan bahwa manusia itu tidak sempurna. Yang menyempurnakannya
hanyalah Allah saja.
Sederhananya
ketika kamu yang mahasiswa nantinya atau mungkin sekarang yang sedang
mengerjakan skripsi. Rata-rata dosen akan lebih percaya ketika proposal yang
kamu buat akan banyak dicoretnya dan diberi masukan. Ketika dosen melihat itu
tanpa cela dan sangat teratur, akan jadi pertanyaan besar, apakah benar kamu
yang membuatnya sendiri?
Bukan
berarti meragukan, namun memang ada yang terlihat bagaimana ciri khas kita
mengerjakan sesuatu dengan orang lain. Apalagi untuk kita yang masih dalam
tahap belajar.
Jika yang
terlihat pada kita adalah kebaikan yang berlimpah dan selalu di senangi orang
lain, yakinlah hal ini hanyalah cara Allah merahmati kita dengan menutup
keburukan yang ada. Lantas kenapa selalu saja ada orang atau sekelompok orang
yang menganggap dirinya lebih dari yang lain?
Ketika
mengatakan bahwa orang ini tidak dikenal di dalam kelompok kita, nama peneliti ini
belum pernah terdengar, nama ustadz ini bukan termasuk dalam lingkungan kita,
itu bukan pahlawan yang berjasa banyak di negara kita, dan seterusnya.
Pertanyaannya, kamu yang mengatakan itu sudah memiliki hal yang lebih
dibandingkan mereka belum?
Terkadang
idealisme dan ideologis yang dipegang oleh kita manusia selalu mengalahkan dan
membutakan mata untuk melihat lebih luas yang lain. Padahal faktanya hanyalah,
ilmu kita yang sangat sedikit untuk mengetahui itu semua.
Pasti
pernah mendengar anjuran bahwa menuntut ilmu itu wajib bagi setiap muslim kan?
Lalu kenapa kita hanya sibuk memilih dan memilah tentang apa yang disukai dan
tidak?
Yang
namanya menuntut ilmu silahkan memperluas pandangan dan pendengaran sebanyak
mungkin. Lalu gunakan anugerah otak untuk berpikir dan menyaring mana yang
benar dan baik untuk benar-benar di resapi dan dipahami.
Untuk
apa anugerah mata jika hanya dipakai melihat bagian kanan saja, untuk apa
rezeki telinga jika hanya dipakai untuk mendengar bagian kiri. Sesungguhnya dua
anugerah yang kurang kita sadari untuk beryukur ini di peruntukkan bagi kita
yang mau lebih banyak melihat dan mendengar.
Pernah ada
yang mengatakan mengapa kita memiliki dua telinga dan satu mulut? Karena kita
disuruh untuk banyak mendengar dari pada berbicara. Begitupun dengan melihat.
Salah satu penulis pun mengatakan bahwa kegiatan sebenarnya penulis itu adalah
75% - 90% riset dan membaca, 10%nya menulis.
Dua
perunmpamaan itu menunjukkan bahwa manusia memang harus terus banyak melakukan
sesuatu untuk mencapai kesempurnaannya. Itu baru dari dua hal yang sudah di
berikan ketubuh kita. Belum kaki, tangan, otak, dan lainnya. Lantas nikmat
tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?
Hal
yang sempurna bukan berarti ketika harus bernilai seratus dalam semua hal. Atau
mendapatkan poin A dalam setiap aspek. Tentu bagus jika bisa seperti itu, tapi seberapa
banyak orang yang memilikinya?
Lihat
saja, mereka yang jenius terkadang malah malas. Mereka yang mungkin nilai
akademiknya kurang, tapi memilki kesopanan akhlak yang baik. Mereka yang suka
berbicara mudah sekali tersinggung. Mereka yang terlalu maniak membaca, tidak
jarang mengacuhkan sekitar.
Setiap
hal berjalan dengan keseimbangannya masing-masing. Dengan begitu barulah
tercipta kesempurnaan. Tidak akan sempurna satu hari jika tidak ada siang dan
malam. Tidak akan sempurna satu pasangan jika bukan dengan laki-laki dan
perempuan. Tidak akan sempurna sebuah tulisan jika langsung terbit tanpa
editan.
Siapapun
kamu, dimanapun kamu, bukalah pikiran dengan lebih baik. Ketika ingin menilai
rendah seseorang dengan pemikiranmu, lihat balik ke diri, apakah kamu tidak memiliki
hal untuk direndahkan juga? Memangnya sudah ada jaminan kamu akan menjadi
makhluk yang tidak akan berbuat salah? Tidak ada yang tahu, bisa jadi kamu akan
menjadi lebih buruk dari orang yang kamu katakan sekarang.
Bersyukurlah
dengan apa yang kamu punya dan dengan yang orang punya. Ketika kesempurnaan
mutlak itu tepat milik Allah, lantas kenapa kita manusia sibuk dengan dunia
untuk mendapatkannya.
Mendekatlah
pada sang maha sempurna yang tidak ada duanya, semoga Dia pun akan melimpahkan
rahmatnya kepada kita semua, amiin.
Salam
kebaikan.
0 komentar:
Posting Komentar