Kali
ini sebuah eksplorasi yang saya lakukan sendiri. Beberapa hari lalu, satu hari
mencoba untuk menjadi seorang yang tampak lesu, capek dan kesal. Hampir
seharian mulut ini bulat karena kesal, dan menghela nafas setiap saat.
Setiap
berjalan selalu membuat wajah muka yang tidak suka dan kesal dengan banyak hal.
Beberapa orang sempat bingung juga pada hari itu.
Ternyata
setelah dilakukan setengah harisaja rasanya capek banget. Sungguh sangat tidak
enak membuat perasaan hati yang terus mengeluh. Ketika wajah berkerut, mulut
monyong dan manyun, serta selalu merasa berat dengan apapun yang dilakukan,
disitulah kamu akan merasa lelah.
Pada
dasarnya perasaan yang diberikan kepada kita adalah kesenangan dan kebahagiaan.
Coba saja keika merasakan tersenyum yang begitu lepas, betapa ada hal ringan
yang benar-benar nyaman di dalam hati. Tapi saat sedang merasa tidak enak,
semua yang dilakukan pasti selalu berat bawaannya.
Dilain
hal ada saja yang bertanya, memangnya bisa tersenyum dan tertawa selalu setiap
saat?
Bisa
saja kenapa tidak.
Jika
memiliki pilihan untuk tersenyum dan bahagia kenapa harus merasa susah dan
cemberut kan? Kembali lagi dengan pilihan sendiri, ingin hidup bahagia atau
tidak.
Kan
setiap orag pasti ada masalah, beban hidup, memikirkan ini dan itu, masa iya
bisa bahagia terus. Ya tetap bisa kok, tergantung kamu meletakkan dimana
kebahagiaan dan senyuman itu diperoleh.
Jika
kamu harus memiliki uang minimal setiap hari sepuluh miliyar baru bisa
tersenyum dan bahagia wajar saja cemberut terus. Atau ketika hanya boleh kamu
yang mendapatkan kenyamanan dan kesuksesan, orang lain tidak boleh, pantaslah
hati selalu iri dan merasa tidak senang.
Bukankah
sabar dan sholat sudah bisa menjadi pengobat hati untuk menjadi bahagia dan tersenyum.
Membaca Al-Quran bisa meringankan hati yang berat. Menolong orang lainpun
menjadi sebuah kelapangan perasaan akan sebuah beban. Jadi tersenyum sangatlah
mudah.
Cek
lagi dari awal permulaan harimu. Jika shubuh terlewat, wajarlah hati gundah,
karena penyegaran hati pagi-pagi sudah tidak diraih. Lalu bangunpun siang
dengan badan yang berat, tambahlah hari yang semakin kalut dan melelahkan.
Bagaimana bisa bertahan dengan hal seperti itu hingga menjelang tidur lagi?
Ingat,
semua ada padamu, yang menentukan juga dirimu. Suka atau tidaknya pada kondisi
yang dijalani, mudah atau tidaknya senyum yang diukir di wajah dengan berseri,
tidak ada orang lain yang berhak mengatur kecuali dirimu.
Jika
sudah tahu bahwa wajah kusut, mulut manyun, dan perasaan kesal saja sudah
membuat capek, kenapa harus dilakukan? Lebih baik membuat diri tersenyum dan
orang lain tertawa, tidak ada perasaan yang mengganjal kan?
Lakukanlah
kebaikan sebanyak mungkin, rasakan ketenangannya sedalam mungkin. Maaf kalau
ada salah kata, dan salah tulis.
Salam
kebaikan
0 komentar:
Posting Komentar