Selasa, 31 Januari 2017 0 komentar

Akhirnya Selesai, Tapi Belum Selesai



Alhamdulillah, malam ini tepat berakhirya bulan Januari. Satu bulan berlalu sudah melakukan apa saja sehingga mencapai sesuatu yang baru untuk di awal tahun ini?


Alhamdulillah tentu kita pasti memiliki sesuatu yang disimpan masing-masing untuk bisa meningkatkan kualitas diri. Permulaan di awal bulan ini, bisa jadi bagus atau juga tidak. Hasilnya dari seberapa jauh proses yang sudah dilakukan.

Saya merasa gagal juga sekaligus berhasil. Meskipun bulan januari ini selesai tapi tulisan saya belum selesai lengkap sebanyak tiga puluh satu tulisan. Lihat saja di daftar tulisan dan tahun, bulan ini hanya mampu menulis dua puluhan. One Day One Postnya masih perlu digenjot nih.

Memang tidak mudah mempertahankan sebuah konsistensi untuk melakukan sebuah hal. Melakukannya sendiri, dengan cara sendiri, serta harus mengolah semuanya sendiri. Yah namanya juga memulai, siapa yang tahu hasil yang akan dituai.

Memiliki target tulisan 430 buah pada tahun 2017 ini, tentu bukan hal yang mudah jika ingin memikirkanya secara baik. Jika jumlah dalam satu tahun saja ada 365 atau 366 hari, maka untuk mencapai target 430 tulisan, ada beberapa waktu yang saya harus menulis lebih dari satu tulisan perhari untuk blog ini.

Melihat pencapaian lima bulan lalu bisa mencapai sampai dua ratus tulisan, seharusnya saya bisa yakin untuk menyelesaikannya. Yah, bukan tulisan yang  terlalu berat. Ringan, enak dibaca, tapi bisa bermakna itu yang terpenting.

Menuliskan satu artikel ini juga tidak memerlukan banyak waktu kok. Untuk bisa menulis empat ratus sampai tujuh ratus kata hanya memerlukan waktu lima belas sampai tiga puluh menit saja. jadi jika ingin menuliskan satu hari dua tulisan, maka maksimal hanya memerlukan waktu satu jam kan?

Nah, di bulan awal tahun ini, ternyata permulaan yang saya lakukan belum terlalu bagus. Terhambat dengan beberapa amanah, dan sempat mengistirahatkan diri untuk tiga hari, membuat kuantitas tulisan yang saya kerjakan menurun. Alhasil beberapa postingan, saya ambil dari tulisan lama dan terdahulu yang pernah saya buat.

Tulisan amburadul ini yang sedang kalian baca juga hanya memerlukan waktu lima belas menit membuatnya. Jadi jangan heran jika isinya cukup muter-muter dan nggak jelas ya.

Hari ini saya porsir lima tulisan. Tapi salah satunya saya ambil dari potongan sebuah artikel, karena isinya saya sukai. Nah jika ingin membaca keempat lainnya klik aja link-link dibawah ini ya jika tidak mau sibuk-sibuk membuka tahun, bulan, dan tulisannya di samping bagian blog.
Semoga tulisan-tulisan sederhana dan singkat ini bisa bermanfaat bagi semuanya. Meskipun Bulan Januari sudah selesai, tapi sayang tulisan yang saya buat tidak selesai sampai sama dengan jumlah hari yang ada. Semoga di bulan depan menjadi lebih baik lagi, dan tulisannya komplit.

Silahkan yang komentar pertama disini saya berbagi pulsa 10 ribu sebagai penebusan atas gagalnya menyelesaikan One Day One Post saya bulan ini. Hanya satu orang tercepat ya, hehe.

Salam Kebaikan.
0 komentar

Pujian Juga Bisa Membahayakan



Kata siapa pujian selalu menyenangkan? Mungkin hanya untuk kamu yang haus akan kekuasaan dan sebuah ketenaran.



Dalam pandangan mereka yang melakukan hal di hidupnya dengan lebih ‘gila’, pujian adalah sesuatu yang sangat tidak penting dan sangat tidak enak untuk dimiliki. Sekalinya mendapat pujian lebih baik menghindar sejauh dan secepat mungkin dari hal itu.

Saya lihat faktanya hari ini.

Kali ini sebuah pujian menjadi sebuah hal yang sangat tidak menyenangkan.

Setiap orang tentu memiliki sebuah rasa yang aman dan nyaman di diri mereka masing-masing, namun dalam beberapa hal juga mereka memiliki keuniukan yang tidak biasa. Umumnya ketika seseorang disanjung dan dipuji tentu akan merasa tersipu dan senang. Tapi tidak untuk yang satu ini.

Seorang murid yang memiliki sebuah kehidupan dan dunia sendiri dalam perjalanannya memiliki cara berbeda dalam menanggapi sekitarnya.

Tidak hanya satu dua hal, banyak hal yang mampu dilakukan oleh mereka yang memiliki sebuah kebiasaan dan imajinasi tanpa batas. Kita akan melihat apa yang ada pada dirinya adalah sebuah keanehan dan ketidakwajaran. Tapi, seyogyanya itu adalah sebuah keistimewaan tersendiri baginya.

Katakan saja di kelas menjadi seseorang yang tidak gampang tenang. Beberapa yang lain mungkin merasa terganggu dengan sifatnya, tapi itulah ketenangan yang dia rasakan.

Biasanya orang yang seperti ini memiliki kemampuan jenius. Dan memang benar, masih ingat ketika dirinya mampu menulis dan mengerjakan soal matematika dengan cepat pada satu lembar kertas yang hanya sebuah jawaban dari satu soal.

Yap, kali ini sebuah hal yang tidak terduga terjadi padanya. Karena sebuah pujian yang saya lontarkan, ternyata hal itu sangat tidak disukai. Padahal jika pujian itu diberikan kepada perempuan pada umumnya dan seumuran pasti akan senang sekali, tapi sekali lagi tidak dengan dirinya.

Setelah hal itu saya ucapkan, wajahnya langsung cemberut dan manyun. Senyum dan tawanya hilang seketika. Entah bagaimana besok adanya. Jika memang efeknya sangat hebat, berarti hal itu sangat mematikan untuknya.

Padahal jika yang terlontar adalah sindiran yang saling bersahutan, dirinya tak pernah merasa marah dan enjoy saja. sangat kebalikan dengan kondisinya saat ini. Alhasil satu jam menuju kepulangan, tak ada tawa riang dan aksi lincahnya seperti biasa. Benar-benar tidak terduga.

Hal ini jadi pelajaran untuk kita semua, bahwa berkata yang baik bahkan menyanjungpun juga perlu hati-hati. Tidak semua hal bisa begitu saja diterima oleh setiap orang. Karena setiap orang itu berbeda dan unik, maka bersikaplah sesuai dengan keunikannya juga.

Pahami setiap orang dengan cara terbaik, jika salah mudahkan untuk meminta maaf terlebih dahulu. Karena tetap saja tak ada gading yang tak retak, maka selalulah memperbaiki diri dimanapun dan kapanpun.

Salam kebaikan,.
Senin, 30 Januari 2017 0 komentar

Usamah bin Zaid, Ini Salah Satu Idola Favorit



Usamah Bin Zaid bin Haritsah – Panglima Perang Termuda Kesayangan Rasulullah SAW

Kita sekarang kembali ke Mekah, tahun ketujuh sebelum hijrah. Ketika itu Rasulullah saw. sedang susah karena tindakan kaum Qurasy yang menyakiti beliau dan para sahabat. Kesulitan dan kesusahan berdakwah menyebabkan beliau senantiasa harus bersabar. Dalam suasana seperti itu, tiba-tiba seberkas cahaya memancar memberikan hiburan yang menggembirakan. Seorang pembawa berita mengabarkan kepada beliau, “Ummu Aiman melahirkan seorang bayi laki-laki.” Wajah Rasulullah berseri-seri karena gembira menyambut berita tersebut.

Siapakah bayi itu? Sehingga, kelahirannya dapat mengobati hati Rasulullah yang sedang duka, berubah menjadi gembira ? Itulah dia, Usamah bin Zaid.

Orangtua Usamah

Para sahabat tidak merasa aneh bila Rasulullah bersuka-cita dengan kelahiran bayi yang baru itu. Karena, mereka mengetahui kedudukan kedua orang tuanya di sisi Rasulullah. Ibu bayi tersebut seorang wanita Habsyi yang diberkati, terkenal dengan panggilan “Ummu Aiman”. Sesungguhnya Ummu Aiman adalah bekas sahaya ibunda Rasulullah Aminah binti Wahab. Dialah yang mengasuh Rasulullah waktu kecil, selagi ibundanya masih hidup. Dia pulalah yang merawat sesudah ibunda wafat. Karena itu, dalam kehidupan Rasulullah, beliau hampir tidak mengenal ibunda yang mulia, selain Ummu Aiman

Rasulullah menyayangi Ummu Aiman, sebagaimana layaknya sayangnya seroang anak kepada ibunya. Beliau sering berucap, “Ummu Aiman adalah ibuku satu-satunya sesudah ibunda yang mulia wafat, dan satu-satunya keluargaku yang masih ada.” Itulah ibu bayi yang beruntung ini.

Adapun bapaknya adalah kesayangan ) Rasulullah, Zaid bin Haritsah. Rasulullah pernah mengangkat Zaid sebagai anak angkatnya sebelum ia memeluk Islam. Dia menjadi sahabat beliau dan tempat mempercayakan segala rahasia. Dia menjadi salah seorang anggota keluarga dalam rumah tangga beliau dan orang yang sangat dikasihi dalam Islam.

Kegembiraan Kaum Muslimin dan Sayangnya Rasulullah SAW kepada Usamah

Kaum muslimin turut bergembira dengan kelahiran Usamah bin Zaid, melebihi kegembiraan meraka atas kelahiran bayi-bayi lainnya. Hal itu bisa terjadi karena tiap-tiap sesuatu yang disukai Rasulullah juga mereka sukai. Bila beliau bergembira mereka pun turut bergembira. Bayi yang sangat beruntung itu mereka panggil “Al-Hibb wa Ibnil Hibb” (kesayangan anak kesayangan).

Kaum muslimin tidak berlebih-lebihan memanggil Usamah yang masih bayi itu dengap panggilan tersebut. Karena, Rasulullah memang sangat menyayangi Usamah sehingga dunia seluruhnya agaknya iri hati. Usamah sebaya dengan cucu Rasulullah, Hasan bin Fatimah az-Zahra. Hasan berkulit putih tampan bagaikan bunga yang mengagumkan. Dia sangat mirip dengan kakeknya, Rasulullah saw. Usamah kulitnya hitam, hidungnya pesek, sangat mirip dengan ibunya wanita Habsyi. Namun, kasih sayang Rasulullah kepada keduanya tiada berbeda. Beliau sering mengambil Usamah, lalu meletakkan di salah satu pahanya. Kemudian, diambilnya pula Hasan, dan diletakkannya di paha yang satunya lagi. Kemudian, kedua anak itu dirangkul bersama-sama ke dadanya, seraya berkata, “Wahai Allah, saya menyayangi kedua anak ini, maka sayangi pulalah mereka!”

Begitu sayangnya Rasulullah kepada Usamah, pada suatu kali Usamah tersandung pintu sehingga keningnya luka dan berdarah. Rasulullah menyuruh Aisyah membersihkan darah dari luka Usamah, tetapi tidak mampu melakukannya. Karena itu, beliau berdiri mendapatkan Usamah, lalu beliau isap darah yang keluar dari lukanya dan ludahkan. Sesudah itu, beliau bujuk Usamah dengan kata-kata manis yang menyenangkan hingga hatinya merasa tenteram kembali.

Sebagaimana Rasulullah menyayangi Usamah waktu kecil, tatkala sudah besar beliau juga tetap menyayanginya. Hakim bin Hazam, seorang pemimpin Qurasy, pernah menghadiahkan pakaian mahal kepada Rasulullah. Hakam membeli pakaian itu di Yaman dengan harga lima puluh dinar emas dari Yazan, seorang pembesar Yaman. Rasulullah enggan menerima hadiah dari Hakam, sebab ketika itu dia masih musyrik. Lalu, pakaian itu dibeli oleh beliau dan hanya dipakainya sekali ketika hari Jumat. Pakaian itu kemudian diberikan kepada Usamah. Usamah senantiasa memakainya pagi dan petang di tengah-tengah para pemuda Muhajirin dan Anshar sebayanya.

Sejak Usamah meningkat remaja, sifat-sifat dan pekerti yang mulia sudah kelihatan pada dirinya, yang memang pantas menjadikannya sebagai kesayangan Rasulullah. Dia cerdik dan pintar, bijaksana dan pandai, takwa dan wara. Ia senantiasa menjauhkan diri dari perbuatan tercela.

Dikisahkan bahwasanya pada suatu hari, terjadilah pencurian dimana pelakunya adalah seorang wanita ternama dari bangsa Quraisy, maka kaum Quraisy pun terlena, apa yang semestinya diputuskan terhadap wanita tersebut sedangkan hukuman untuk pencuri adalah potong tangan, kemudian mereka ingin menanyakan hal ini kepada Rasulullah SAW namun ketidak beranian yang mereka miliki membuat mereka mundur langkah dan maju langkah. hingga terbesitlah dihati salah satu diantara mereka bahwasanya orang yang paling berani untuk menanyakan hal ini adalah Usama, karena dia adalah orang yang paling dekat dan paling dikasihi oleh rasulullah saw.

dengan segera mereka menemuinya dan memintanya agar meminta keringanan kepada rasulullah saw terhadap wanita terseut. ketika Usama menceritakan hal ini kepada rasulullah saw, maka rasulullah bersabda:

Janganlah engkau meminta keringanan dalam masalah hukum agama, sesungguhnya bangsa-bangsa terdahulu binasa karena hal itu, bila diantara mereka orang bangsawan mencuri maka mereka mengampuninya dan bila orang miskin yang mencuri maka ditegakkan hukum sebaik-baiknya dan sesungguhnya bila Fatimah Binti Muhammad mencuri niscaya saya akan memotong tangannya.


 
;