Nah, ini lagi, akibat tetanggaan
dengan penulis, akhirnya jadi bahan tulisan kan, hoho. Semoga orangnya nggak
baca.
Tidak ada yang spesial yang mau saya
ceritakan pagi ini. Cerita ini hanyalah dari seorang tetangga kost yang
berurusan dengan motor temannya. Entahlah, antara lucu, gemas, dan aneh sendiri
melihat kejadian ini, dan pagi ini adalah kejadian yang kedua kalinya.
Pertama ketika beberapa hari lalu
temannya (sebut saja) Mimi, tetangga kost saya sedang berkunjung. Setelah saya
dan adik pulang sholat maghrib melihat motor yang terparkir di jalan masuk
kost. Langsung saja coba kami dorong sedikit agr bisa lewat. Eh ternyata tidak
di kunci stang.
Setelah meletakkan motor di depan
pintu kamar, langsung kasih tahu kalau motornya harus di kunci stang, atau
nanti hilang. Maklum pernah rawan kemalingan di sekitar komplek.
Tidak lama setelahnya terdengar
ribut-ribut panik di luar. Ketika melihat, sepertinya ada yang salah dengan
motornya karena Mimi dan temannya Lili terlihat sibuk mengutak-atik bagian
motor, tepatnya di bagian kontak.
Saya yang memang sedang baca buku
duduk di luar hanya mendengarkan kegaduhan yang diiringi tawa dan cemas
sekaligus dari kedua teman itu. Sampai ketika Lili nyeletuk, “Minta tolong aja
mi”, tapi sepertinya Mimi malu atau tidak mau merepotkan. Saya hanya tertawa
saja di dalam hati mendengar mereka yang sibuk.
Semakin lama, suara Lili semakin
panik. Lili yang memang orangnya lincah dan aktif, menunjukkan tingkahnya yang
lucu. Sampai akhirnya dia meminta tolong dengan saya. Dengan senyum geli di
dalam hati saya menuju lokasi motor yang
hanya beberapa meter.
Ketika melihat, ternyata motornya
akan tertutup bagian kontak ketika di kunci stang. Sayangnya tidak bisa di buka
karena bagian pemutar untuk membuka tutup kontaknya rusak. Saya melihat
bentuknya, sudah tidak beraturan, bahkan sudah tergerus seperti dimakan tikus.
Setelah agak lama, dan berpikir,
mencoba pinjam obeng dengan Bapak Kost. Kemajuan lebih baik, karena bisa
mendongkrak penutup kontaknya untuk naik dan membuka kontak. Setelah beberapa
kali percobaan dongkrak, yang kadang tertutup lagi, barulah motor matic itu
bisa dihidupkan. Saya hanya tertawa dalam hati. Apalagi yang punya perempuan,
kan jarang-jarang perempuan agak cuek dengan barang.
Masih ingat beberapa tahun lalu,
ketika sekali meminjam motor sorang perempuan, yang bunyi motornya sangat
‘halus’. Ternyata sudah tiga bulan lebih tidak diisi oli, rantainyapun kering.
Saya hanya geleng-geleng kepala.
Nah, pagi ini hal yang sama terjadi
lagi oleh temannya Mimi. Beda motor beda orang, dan kasusnya lebih parah lagi,
hehe. (semoga orangnya tidak baca).
Pagi-pagi ketika masih menikmati
khayalan akan dua dimensi berbeda. Saat menemui anak sekolah dan mengikuti
kegiatan renang. Ada salam yang terdengar dari luar. Akhirnya khayalan itu saya
hentikan dan hilang seketika.
Ketika keluar ternyata Wiwi temannya
Mimi, mau titip motor. Saya pikir mereka memang sengaja mau jalan kaki ke
kampus, karena jaraknya hanya 10 menit jalan kaki. Ketika ditanya, eh ternyata
kuncinya hilang bro. Ya Ambruk. Kok bisa hilang ya, sedangkan posisinya bisa
bagus gitu. Bahkan dengan posisi sedang tidak di kunci stang. Apa ketika hanya
dalam posisi off di cabutnya, huh, entahlah. Sayapun hanya bingung sendiri kalau
memikirkannya.
Akhirnya, motor itu saya tarok di
depan kamar kost biar lebih aman. Yah mau bagaimana lagi. Tapi saya nanti juga
ke kampus, jadi mau tidak mau motornya ditinggal. Semoga aman-aman saja.
Nah, intinya yuk rawat barang kita,
kalo nggak bisa ngerawatnya, suruh orang lain yang ngerawat hehe.
Salam Semangat.
2 komentar:
Motor aja dirawat apalagi.. eaaah
Hati2 ama motor apalagi si punya motor, eh
hhe, saya juga nggak ngerawat motor amat kok mbak, yah itu motor tetangga yang lagi kurang baik aja, hhe
Posting Komentar