![]() |
Gambar dari google |
Sudah Baca Quran hari ini? Kalo belum
yuk baca dulu sebelum tidur.
Tulisan kali ini ingin berbagi
tentang ilmu yang baru di dapatkan kemaren dalam acara Talkshow Quran oleh IMC
Fisip Universitas bengkulu.
Menghadirkan Dua pembicara yang
aktivitasnya memang berhubungan dengan Al-Quran. Selain itu juga dihadirkan
tiga Hafidz yang menjadi penyemangat dalam menambah kecintaan atas Al-Quran.
Acara yang dihadiri kurang lebih tiga
ratus orang ini, berdampak luar biasa. Saya rasa tidak ada yang ngantuk dalam
acara ini. Karena meskipun yang dibahas tentang Al-Quran tapi apa yang
disampaikan membuat menarik dan penasaran.
Di awal pembukaan menghadirkan salah
seorang hafidz untuk tilawah. Tidak lain salah seorang teman dari daerah yang
sama, yaitu Muflih. Luar biasa hafalan yang di dapatkannya dengan dua tahun
menjadi bekal untuk syafaatnya InshaAllah.
Masih ingat ketika puasa lalu bertemu
dengan beliau. Pesan beliau bahwa menjaga hafalan akan lebih sulit daripada
menghafalkannya. Karena ibarat kuda liar, sedikit saja lengah maka akan lepas
dan lari. Semoga kita semua bisa ikut menghafalkan, memahami dan mengamalkan
ya, amiin.
Ada beberapa surat berbeda yang
dibacakan oleh Muflih. Semua surat yang berkenaan dengan kebaikan dan
keistimewaan Al-Quran yang diselingi oleh saritilawah.
Sang Moderator Kak Juanda juga piawai
membawakan acara dan menuntun materi yang dibawakan oleh kedua pemateri.
Benar-benar talkshow yang menyegarkan.
Ustad Syahrul, pemateri yang memang
menjadi seorang yang mencetak berbagai hafidz di Kota bengkulu ini terlihat
cair dalam menyampaikan materinya. Beberapa cerita dan kisah tentang Al-Quran
dibawakan dengan apik.
Masih ingat salah satu cerita yang
beliau bawakan ketika menjelaskan tentang Al-Quran yang memang menjadi bagian
dari setiap kehidupan.
Dalam sebuah pertemuan Internasional,
bertemulah para ulama dengan para pakar ilmiah. Singkat cerita pada hari itu
para ulama ditanya oleh para pakar. Mereka menanyakan jika memang Al-Quran itu
pedoman kehidupan, tunjukkan apakah ada cara membuat Roti di dalam Al-Quran.
Sang ulama pun meyakinkan bahwa besok dia akan mencoba memberikan jawabannya.
Ketika besoknya sang ulama datang,
dia membawa seorang pembuat roti. Sang pakar terheran, dia ingin mendapatkan
jawaban dari Al-Quran tapi yang dihadirkan berbeda dengan harapan. Lalu sang
ulama menjelaskan bahwa dalam Al-Quran disebutkan jika ingin menempatkan
seseorang itu sesuai pada bidangnya, maka dari itulah dia membawa sang pembuat
roti, untuk ditanyakan bagaimana caranya membuat roti.
Sekilas cerita tersebut memang sebuah
humor ringan, namun jika dipahami secara dalam maknanya pun akan terasa.
Di tengah talkshow, kembali
dihadirkan hafidz berikutnya. Farhan, hafidz 21 juz yang berumur 14 tahun.
Ketika mulai membacakan surat Ar-Rahman, mulai bergetar. Tanpa dipaksa air mata
ikut mengalir. Sungguh bacaan yang indah dan menyentuh.
Setelah melantunkan sebagian dari surat
Ar-Rahman, Farhan sedikit ditanya-tanya oleh moderator. Ternyata beliau tinggal
di gang damai Unib belakang. MasyaAllah, tidak ada yang menyangka, hafidz itu
berada di sekitar kita.
Talkshow kembali di lanjutkan.
Pemateri lainnya yang langsung
terbang dari Jakarta ke Bengkulu kali ini ada ustadz Azzam. Seorang ustadz,
dai, dan juga pendakwah yang sudah memiliki jam terbang tinggi. Bagi yang
kenal, beliau ini juga pernah menjadi artis. Bermain di dua film besar yaitu,
Ketika Cinta Bertasbih 1, dan Dalam Mihrab Cinta.
Ustadz Azzam memiliki cara pembawaan
yang menarik. Dengan dalil dan bacaan yang dibawakan untuk menyampaikan materinya,
beliau secara langsung mempraktekkan juga tentang kekuatan Al-Quran.
Di akhir acara, seorang hafidz
kembali ditampilkan membawakan surat Al-Mulk. Salah satu surat favorit yang
cukup sering saya baca sendiri. Kembali bergetar dan menteskan air mata. Dalam
usia mudanya, Reno hafidz 30 juz ini memberikan inspirasi bagi para peserta.
Dalam talkshow Quran kali ini ada
beberapa poin penting yang bisa kita ambil hidayahnya bersama-sama. Disebutkan
dalam materi ada tiga perkara agar bisa selamat di akhirat.
Pertama Rahmat Allah. mau seperti
apapun kebaikan yang kita lakukan, jika tidak mendapatkan rahmat dari Allah,
keselamatan pun belum tentu di dapat. Berikutnya syafaat Rasulullah. Dalam hal
ini sudah tentu dianjurkan untuk bisa mengikuti apa yang beliau contohkan.
Semoga dengan menjadi ummatnya yang baik dan sesuai syariat, rasulullah akan
memberi syafaatnya kepada kita. Nah yang terakhir Syafaat dari Al-Quran.
Bacalah sesering mungkin, pahami sebaik mungkin, hafalkan sebanyak mungkin, dan
amalkan semaksimal mungkin. InshaAllah Al-Quran akan menjadi syafaat bagi kita
semua, amiin.
Dalam poin lain yang diangkat ada
empat hal yang saya lupa ini tentang apanya. Hehe, maaf ya.
Pertama, PDKT sama Allah. Jika
melakukan pendekatan sama Allah,
InshaAllah Allah juga bakal lebih dekat dengan kita. Berikutnya Do’a. Nampaknya
hal sepele, tapi inilah yang ternyata kurang kita kerjakan. Dengan doa, banyak
hal yang bisa berubah dan diubah olehNya. Selalulah iringi setiap kegiatan kita
dengan doa.
Selanjutnya bersihkan hati. Maksiat,
dosa, mengabaikan hal yang tidak baik, semua itu bersemayam di hati kita. Kalau
kata ustadz Azzam ibarat sebuah wadah. Jika penuh tentulah tidak akan bisa
diisi dan akan tumpah. Maka dari itu perlulah bagi kita untuk bisa mengurangi
dan membuang hal-hal yang tidak baik yang ada di dalam hati kita. Semoga Allah
menjaga kemurnian hati yang ada pada semua hambaNya.
Terakhir keimanan. Meningkatkan kualitas
keimanan sehingga mencapai level mukminin. Jangan sampai kita hanya sebagai
muslim secara status, tapi tidak melakukan semua kewajiban secara serius.
Koreksi lagi apa yang ada di dalam
setiap perbuatan yang dilakukan. Apakah setiap harinya meningkat, tetap, atau
bahkan menurun. Dalam pesannya juga kedua pemateri mengajak untuk merenung
tentang Al-Quran. Apakah dari kita baligh sampai sekarang bacaan Quran hanya
itu-itu saja atau bertambah?
Semoga Allah memudahkan kita dalam
menjalankan apa yang diperintahkannya melalui Surat Cinta Terindah yaitu Al-quranul
karim.
Sedikit menambahkan terkait dengan
pentingnya penjagaan untuk berinteraksi dengan Al-Quran. Dalam sebuah ceramah
pernah dikatakan untuk bisa kita dekat dengan al-Quran dan mampu menghafalnya
dengan baik, ada dua hal juga yang perlu diawasi. Pertama, jauhi musik. Setidaknya
jika belum mampu lepas darinya dengan keadaan yang berada disekitar, tidak
menjadi pelaku yang betul-betul mendalaminya. Semoga kita dimudahkan Allah.
satu lagi, menjaga interaksi dengan lawan jenis. Hati yang mudah goyah hanya
karena pesona seorang manusia, ditakutkan akan susah menerima sebuah kebaikan
dengan bebas dan ikhlas. Kalau tidak kuat, ya segera aja menikah ya, he. Wallahualam bishshowab.
Beberapa poin penting juga banyak disampaikan. Dari satu huruf Alquran yang bernilai satu kebaikan sampai Alquran sebagai pengingat akan setiap keadaan. InshaAllah semua kebermanfaatan tidak akan menyesal jika benar-benar mendekati Alquran dengan sepenuh hati.
Tak ada yang sempurna dan pasti akan
selalu ada yang menjadi pelajaran bagi kita. Tidak mengapa jika kita melakukan
kesalahan, tapi akan sangat disayangkan jika tidak pernah belajar dari
kesalahan tersebut.
Di akhir acara ini, kedua ustad
memberikan bukti bahwa Al-Quran memang mampu menjadi obat bagi semuanya. Dengan
kalamullah yang diucapkan tulus, akan berdampak baik bagi apa yang ada pada
diri kita. Tak lupa pula IMC sebagai penyelenggara acara mengadakan
penggalangan dana untuk donasi Quran, semoga Allah memberi berkah kepada semua
yang ikut andil di dalamnya.
Alhamdulillah mendapatkan ilmu lagi,
dan siap-siap tanggal 11 nanti akan ada seminar tentang Quran lagi, yang akan
dihubungkan dengan kehebatannya dengan otak. Mau ikutan? Yuk menambah cinta dengan
mempelajari surat cintaNya.
Salam kebaikan.
0 komentar:
Posting Komentar