Selasa, 29 November 2016

MencintaiNya Melalui Surat Cinta Terindah



Gambar dari google

Sudah Baca Quran hari ini? Kalo belum yuk baca dulu sebelum tidur.

Tulisan kali ini ingin berbagi tentang ilmu yang baru di dapatkan kemaren dalam acara Talkshow Quran oleh IMC Fisip Universitas bengkulu.

Menghadirkan Dua pembicara yang aktivitasnya memang berhubungan dengan Al-Quran. Selain itu juga dihadirkan tiga Hafidz yang menjadi penyemangat dalam menambah kecintaan atas Al-Quran.

Acara yang dihadiri kurang lebih tiga ratus orang ini, berdampak luar biasa. Saya rasa tidak ada yang ngantuk dalam acara ini. Karena meskipun yang dibahas tentang Al-Quran tapi apa yang disampaikan membuat menarik dan penasaran.

Di awal pembukaan menghadirkan salah seorang hafidz untuk tilawah. Tidak lain salah seorang teman dari daerah yang sama, yaitu Muflih. Luar biasa hafalan yang di dapatkannya dengan dua tahun menjadi bekal untuk syafaatnya InshaAllah.

Masih ingat ketika puasa lalu bertemu dengan beliau. Pesan beliau bahwa menjaga hafalan akan lebih sulit daripada menghafalkannya. Karena ibarat kuda liar, sedikit saja lengah maka akan lepas dan lari. Semoga kita semua bisa ikut menghafalkan, memahami dan mengamalkan ya, amiin.

Ada beberapa surat berbeda yang dibacakan oleh Muflih. Semua surat yang berkenaan dengan kebaikan dan keistimewaan Al-Quran yang diselingi oleh saritilawah.

Sang Moderator Kak Juanda juga piawai membawakan acara dan menuntun materi yang dibawakan oleh kedua pemateri. Benar-benar talkshow yang menyegarkan.
 
Gambar dari FB Sugito Rolies
Ustad Syahrul, pemateri yang memang menjadi seorang yang mencetak berbagai hafidz di Kota bengkulu ini terlihat cair dalam menyampaikan materinya. Beberapa cerita dan kisah tentang Al-Quran dibawakan dengan apik.

Masih ingat salah satu cerita yang beliau bawakan ketika menjelaskan tentang Al-Quran yang memang menjadi bagian dari setiap kehidupan.

Dalam sebuah pertemuan Internasional, bertemulah para ulama dengan para pakar ilmiah. Singkat cerita pada hari itu para ulama ditanya oleh para pakar. Mereka menanyakan jika memang Al-Quran itu pedoman kehidupan, tunjukkan apakah ada cara membuat Roti di dalam Al-Quran. Sang ulama pun meyakinkan bahwa besok dia akan mencoba memberikan jawabannya.

Ketika besoknya sang ulama datang, dia membawa seorang pembuat roti. Sang pakar terheran, dia ingin mendapatkan jawaban dari Al-Quran tapi yang dihadirkan berbeda dengan harapan. Lalu sang ulama menjelaskan bahwa dalam Al-Quran disebutkan jika ingin menempatkan seseorang itu sesuai pada bidangnya, maka dari itulah dia membawa sang pembuat roti, untuk ditanyakan bagaimana caranya membuat roti.

Sekilas cerita tersebut memang sebuah humor ringan, namun jika dipahami secara dalam maknanya pun akan terasa.

Di tengah talkshow, kembali dihadirkan hafidz berikutnya. Farhan, hafidz 21 juz yang berumur 14 tahun. Ketika mulai membacakan surat Ar-Rahman, mulai bergetar. Tanpa dipaksa air mata ikut mengalir. Sungguh bacaan yang indah dan menyentuh.

Setelah melantunkan sebagian dari surat Ar-Rahman, Farhan sedikit ditanya-tanya oleh moderator. Ternyata beliau tinggal di gang damai Unib belakang. MasyaAllah, tidak ada yang menyangka, hafidz itu berada di sekitar kita.

Talkshow kembali di lanjutkan.

Pemateri lainnya yang langsung terbang dari Jakarta ke Bengkulu kali ini ada ustadz Azzam. Seorang ustadz, dai, dan juga pendakwah yang sudah memiliki jam terbang tinggi. Bagi yang kenal, beliau ini juga pernah menjadi artis. Bermain di dua film besar yaitu, Ketika Cinta Bertasbih 1, dan Dalam Mihrab Cinta.

Ustadz Azzam memiliki cara pembawaan yang menarik. Dengan dalil dan bacaan yang dibawakan untuk menyampaikan materinya, beliau secara langsung mempraktekkan juga tentang kekuatan Al-Quran.

Di akhir acara, seorang hafidz kembali ditampilkan membawakan surat Al-Mulk. Salah satu surat favorit yang cukup sering saya baca sendiri. Kembali bergetar dan menteskan air mata. Dalam usia mudanya, Reno hafidz 30 juz ini memberikan inspirasi bagi para peserta.

Dalam talkshow Quran kali ini ada beberapa poin penting yang bisa kita ambil hidayahnya bersama-sama. Disebutkan dalam materi ada tiga perkara agar bisa selamat di akhirat.

Pertama Rahmat Allah. mau seperti apapun kebaikan yang kita lakukan, jika tidak mendapatkan rahmat dari Allah, keselamatan pun belum tentu di dapat. Berikutnya syafaat Rasulullah. Dalam hal ini sudah tentu dianjurkan untuk bisa mengikuti apa yang beliau contohkan. Semoga dengan menjadi ummatnya yang baik dan sesuai syariat, rasulullah akan memberi syafaatnya kepada kita. Nah yang terakhir Syafaat dari Al-Quran. Bacalah sesering mungkin, pahami sebaik mungkin, hafalkan sebanyak mungkin, dan amalkan semaksimal mungkin. InshaAllah Al-Quran akan menjadi syafaat bagi kita semua, amiin.

Dalam poin lain yang diangkat ada empat hal yang saya lupa ini tentang apanya. Hehe, maaf ya.

Pertama, PDKT sama Allah. Jika melakukan  pendekatan sama Allah, InshaAllah Allah juga bakal lebih dekat dengan kita. Berikutnya Do’a. Nampaknya hal sepele, tapi inilah yang ternyata kurang kita kerjakan. Dengan doa, banyak hal yang bisa berubah dan diubah olehNya. Selalulah iringi setiap kegiatan kita dengan doa.

Selanjutnya bersihkan hati. Maksiat, dosa, mengabaikan hal yang tidak baik, semua itu bersemayam di hati kita. Kalau kata ustadz Azzam ibarat sebuah wadah. Jika penuh tentulah tidak akan bisa diisi dan akan tumpah. Maka dari itu perlulah bagi kita untuk bisa mengurangi dan membuang hal-hal yang tidak baik yang ada di dalam hati kita. Semoga Allah menjaga kemurnian hati yang ada pada semua hambaNya.

Terakhir keimanan. Meningkatkan kualitas keimanan sehingga mencapai level mukminin. Jangan sampai kita hanya sebagai muslim secara status, tapi tidak melakukan semua kewajiban secara serius.

Koreksi lagi apa yang ada di dalam setiap perbuatan yang dilakukan. Apakah setiap harinya meningkat, tetap, atau bahkan menurun. Dalam pesannya juga kedua pemateri mengajak untuk merenung tentang Al-Quran. Apakah dari kita baligh sampai sekarang bacaan Quran hanya itu-itu saja atau bertambah?

Semoga Allah memudahkan kita dalam menjalankan apa yang diperintahkannya melalui Surat Cinta Terindah yaitu Al-quranul karim.

Sedikit menambahkan terkait dengan pentingnya penjagaan untuk berinteraksi dengan Al-Quran. Dalam sebuah ceramah pernah dikatakan untuk bisa kita dekat dengan al-Quran dan mampu menghafalnya dengan baik, ada dua hal juga yang perlu diawasi. Pertama, jauhi musik. Setidaknya jika belum mampu lepas darinya dengan keadaan yang berada disekitar, tidak menjadi pelaku yang betul-betul mendalaminya. Semoga kita dimudahkan Allah. satu lagi, menjaga interaksi dengan lawan jenis. Hati yang mudah goyah hanya karena pesona seorang manusia, ditakutkan akan susah menerima sebuah kebaikan dengan bebas dan ikhlas. Kalau tidak kuat, ya segera aja menikah ya, he. Wallahualam bishshowab.

Beberapa poin penting juga banyak disampaikan. Dari satu huruf Alquran yang bernilai satu kebaikan sampai Alquran sebagai pengingat akan setiap keadaan. InshaAllah semua kebermanfaatan tidak akan menyesal jika benar-benar mendekati Alquran dengan sepenuh hati. 

Tak ada yang sempurna dan pasti akan selalu ada yang menjadi pelajaran bagi kita. Tidak mengapa jika kita melakukan kesalahan, tapi akan sangat disayangkan jika tidak pernah belajar dari kesalahan tersebut.

Di akhir acara ini, kedua ustad memberikan bukti bahwa Al-Quran memang mampu menjadi obat bagi semuanya. Dengan kalamullah yang diucapkan tulus, akan berdampak baik bagi apa yang ada pada diri kita. Tak lupa pula IMC sebagai penyelenggara acara mengadakan penggalangan dana untuk donasi Quran, semoga Allah memberi berkah kepada semua yang ikut andil di dalamnya.

Alhamdulillah mendapatkan ilmu lagi, dan siap-siap tanggal 11 nanti akan ada seminar tentang Quran lagi, yang akan dihubungkan dengan kehebatannya dengan otak. Mau ikutan? Yuk menambah cinta dengan mempelajari surat cintaNya.

Salam kebaikan.

0 komentar:

Posting Komentar

 
;