Minggu, 13 November 2016

Mimpi Dua Bahasa


Awalnya mau bikin judul efek dari kuliah bahasa inggris dan suka nonton anime, tapi kayaknya kepanjangan deh. Selain itu jadinya ribet juga, hehe. Nah intinya udah saya jabarkan di awal ini ya.


Mungkin kamu juga pernah mengalaminya, ketika sebuah kesukaan dan kebiasaan menjadi sebuah pembawaan. Duh ribet banget bahasanya ya? Mau cari diksi yang agak keren aja sih, hehe. Lalu apa maksudnya disini? Sederhana saja, mendapat kemampuan yang sebenarnya dari kebiasaan tentu hal yang wajar bukan? Namun melakukannya secara tiba-tiba tentu bikin kaget juga dong.

Memang belum sering saya terapkan di dunia nyata ataupun di dunia maya, apa yang saya rasakan ini adalah di dunia mimpi. Yah pembaca jangan kecewa ya, namanya juga cerita.

Hari ini masih ingat dengan jelas pada bagian akhir mimpi saya semalam. Mimpi saya awalnya bercerita sebuah pelatihan Asma Nadia yang di adakan di kota saya sendiri Bengkulu. Bunda Asma dan Pak Isa kembali datang dan berbagi ilmunya. Nih ampe kebawa mimpi pula ya, he.

Kerennya lagi peserta yang hadir. Disana ada beberapa murid saya di tempat mengajar sekarang dan salah satu guru yang juga cukup suka dengan karya Asma Nadia. Mereka hadir di dalam mimpi sebagai peserta. Mungkin karena kemaren saya menuliskan tentang anak murid jadinya mereka ikut ke mimpi ya, he. Dan lagi ada ummi saya di sana hadir.

Pelatihan yang saya tidak tahu ada di hotel mana, tapi lantainya cukup tinggi ada lima belas. Di lokasi tertinggi itu pulalah acaranya di adakan. Lucu juga ketika lift yang ada terbagi dua. Yaitu lift untuk lantai 1-9, lalu ketika sampai di lantai 9 lift kedua untuk lantai 10-15. Masih detail nih teringat jelas mimpinya.

Nah setelah selesai pelatihan, saya turun dan keluar dari hotel. Ternyata ada barang yang tertinggal, akhirnya kembali ke hotel dan menaiki lift. Disinilah cerita dimulai semakin seru.

Ketika naik lift ke lantai 9, ada seorang anak bayi di dalam gendongan. Bayi ini hanya menangis dan tidak tahu mana orang tuanya. Saat akan kembali ke lantai satu, liftpun rusak, akhirnya saya menuruni tangga bersama bayi tadi. Hhe, disini ceritanya mulai jadi fiksi banget ya, maklum namanya juga mimpi.

Entah karena apa, saya tiba-tiba merasa cemas. Sambil menggendong bayi tersebut lari sekencang yang saya mampu. Tapi itu semua hanyalah perasaan saja. Masih tetap dalam mimpi, saya berlari menggendong bayi yang hanya bisa menangis tapi lucu tersebut sampai sebuah kota.

Ketika sampai di dekat rumah yang juga warung terlihat tiga orang pemuda. Dalam mimpi itu sepertinya mereka adalah orang jepang. Lalu ketika ingin meminta tolong secara otomatis saya berbahaa jepang sederhana kepada mereka. Lalu saya kombinasikan dengan bahasa inggris mengucapkan “sumimasen, I just can speak english, watashiwa Usamah desu”.

Salah satu pemuda tersebut menjawab tidak masalah. Entah kenapa saya bisa mengerti semudah bahasa indonesia. Dalam pikiran ingin mengucapkan bahasa indonesia ketika berterimakasih, lagi-lahgi yang keluar dari mulut dengan lancarnya baghasa jepang dan inggris yang dikombinasikan.

Tidak lama setelah itulah saya bangun.

Ternyata sebuah kebiasaan bisa berefek juga ya. Kebanyakan menonton anime ternyata memiliki efek yang unik juga ampe kebawa mimpi, he. Mungkin ini bisa jadi salah satu cara belajar juga. Betapa luar bisanya kinerja kemampuan otak yang bahkan bia mensimulasikan sebuah gambaran nyata sampai khayalan saat tidur. Ibaratnya dunia game.

Bagaimana dengan mimpimu? Ada yang menarik juga kah? Semoga bisa terus berimajinasi ya.

Salam semangat

0 komentar:

Posting Komentar

 
;