Senin, 07 November 2016

Untuk Kesekian Kalinya, Menjadi Takjub



Benarkan, kalo berteman dengan penulis itu hati-hati, karena apapun bisa ditulis termasuk teman sendiri, hehe.

Pada kali ini, saya ingin sedikit bercerita tentang seorang teman yang semakin luar biasa. Dia teman SMA, dulu tidak terlalu dekat juga. Ketika kuliah di kampus yang sama, mungkin sudah ada lebih dari tiga tahunan ini saling membantu yang kami punya.

Seorang laki-laki yang berasal dari fakultas ekonomi Universitas Bengkulu, satu angkatan. Awal kenal dan sering bercengkrama dengannya ketika dia sering minta tolong untuk membantu mengisi KRS. Di beberapa semester awal sering dia minta tolong untuk itu, dan bertanya selalu jadwal pembayaran SPP.

Ketertarikannya untuk berubah, menjadikan diri ini sering ikut untuk beberapa hal yang ingin dia lakukan. Salah satu yang tidak lepas rokoknya. Yah termasuk perokok aktif yang banget lah. Pernah juga mengajak beberapa kali ke tempat pengobatan terapi. Yah ikutan deh, tapi bagian pijatnya aja, pakai listrik bro, hehe.

Nah, tahun ini mulai merasakan hal yang semakin baik. Berawal dari ketertarikan dengan bisnis, komunikasi menjadi semakin sering, meskipun dirinya hanya minta pendapat saja. Meskipun merokoknya masih, namun sudah beralih ke rokok herbal. Yah dalam hati tetap berpikir itu masih sebuah rokok, hehe.

Sebuah kedekatan yang tanpa ikatan, terjalin perlahan.

Sampai akhir tahun lalu masih minta tolong mengenai KRS dan SPPnya. Mengisi dan jadwal yang sesuai. Yah, saya hanya melakukan apa yang dibisa saja, tanpa banyak bicara. Terkadang memang menyita waktu, ada hal lain yang ingin dilakukan. Namun hati kecil berbicara lain, terkesan dipaksakan, tetap saja badan ini mengiikuti jika dirinya meminta tolong.

Sampai suatu waktu hal yang mengejutkan dan saya sendiripun terharu. Saat itu hari jumat, dan sedang tidak berada di kost.an. sengaja kunci ditinggalkan, karena dirinya ingin menumpang istirahat.

Satu sms masuk, dari Faisal, ingin istirahat di kost. Kuiyakan saja membalas pesan singkatnya. Setelah agak lama hal yang mengejutkan bagi diri saya sendiri. Sms masuk, minta izin untuk mandi dan sholat dhuha. MasyaAllah, hal yang selama ini belum pernah saya tahu sama sekali. Entah kenapa rasa haru inilah yang membuat ada goresan perasaan tak menentu.

Akhir-akhir ini, Faisal juga menjadi tempat saya belajar. Keinginan kuatnya yang berubah dan mendalami islam, membuat saya menjadi harus belajar lebih banyak lagi. Masih kingat jelas,di suatu pagi Faisal datang untuk menanyakan melakukan sholat jama’, karena dirinya akan pergi ke Palembang. Allahuakbar, hal sederhana itu membuatnya ingin mendapat kepastian dalam melakukannya.

Entahlah, setelah merenungi diri sendiri, ternyata saya tak lebih baik darinya. Bahkan sifat jelek itu masih lebih banyak menempel di diri saya. Sebuah kesyukuran mendapatkan perubahan seorang teman.

Tidak hanya ini, beberapa kali juga bertemu dengan kakak tingkat yang merokok, ada juga bertemu dengan seorang yang tidak percaya Al-Quran secara langsung. Tapi, tak ada salahnya untuk bergaul dan saling mengenal. Hidayah itu ditangan Allah, mau apapun yang dilakukan jika Allah sudah memastikan untuk terjadi, maka akan terjadi, begitupun sebaliknya.

Dan beberapa minggu terakhir, sebuah kekaguman, yang bahkan saya sendiri sampai merasa tidak enak. Seorang faisal, yang sangat sering sms dan telpon hanya untuk mengantarkan gulai atau sambal lauk untuk makan, tanpa saya minta. Entahlah, mungkin ini yang lebih dikatakan ukhuwah ya.

Meskipun hafalan kami tidak sebanding dengan mereka di luar sana, ibadah kami juga hanyalah sedikit dari kebanyakan orang, tapi keyakinan yang satu bisa membuat semua itu menjadi kenyamanan.

Lakukanlah kebaikan dengan siapapun, karena balasannya sudah pasti. Tak usah resah jika belum berbuah hasil, karena tugas kita menyampaijan dan beruaha dengan cara yang baik, Allahlah yang mennetukan hasil akhirnya.

Salam kebaikan.

0 komentar:

Posting Komentar

 
;