Benarkan, kalo berteman dengan
penulis itu hati-hati, karena apapun bisa ditulis termasuk teman sendiri, hehe.
Pada kali ini, saya ingin sedikit
bercerita tentang seorang teman yang semakin luar biasa. Dia teman SMA, dulu
tidak terlalu dekat juga. Ketika kuliah di kampus yang sama, mungkin sudah ada
lebih dari tiga tahunan ini saling membantu yang kami punya.
Seorang laki-laki yang berasal dari
fakultas ekonomi Universitas Bengkulu, satu angkatan. Awal kenal dan sering
bercengkrama dengannya ketika dia sering minta tolong untuk membantu mengisi
KRS. Di beberapa semester awal sering dia minta tolong untuk itu, dan bertanya
selalu jadwal pembayaran SPP.
Ketertarikannya untuk berubah,
menjadikan diri ini sering ikut untuk beberapa hal yang ingin dia lakukan.
Salah satu yang tidak lepas rokoknya. Yah termasuk perokok aktif yang banget
lah. Pernah juga mengajak beberapa kali ke tempat pengobatan terapi. Yah ikutan
deh, tapi bagian pijatnya aja, pakai listrik bro, hehe.
Nah, tahun ini mulai merasakan hal
yang semakin baik. Berawal dari ketertarikan dengan bisnis, komunikasi menjadi
semakin sering, meskipun dirinya hanya minta pendapat saja. Meskipun merokoknya
masih, namun sudah beralih ke rokok herbal. Yah dalam hati tetap berpikir itu
masih sebuah rokok, hehe.
Sebuah kedekatan yang tanpa ikatan,
terjalin perlahan.
Sampai akhir tahun lalu masih minta
tolong mengenai KRS dan SPPnya. Mengisi dan jadwal yang sesuai. Yah, saya hanya
melakukan apa yang dibisa saja, tanpa banyak bicara. Terkadang memang menyita
waktu, ada hal lain yang ingin dilakukan. Namun hati kecil berbicara lain,
terkesan dipaksakan, tetap saja badan ini mengiikuti jika dirinya meminta
tolong.
Sampai suatu waktu hal yang
mengejutkan dan saya sendiripun terharu. Saat itu hari jumat, dan sedang tidak
berada di kost.an. sengaja kunci ditinggalkan, karena dirinya ingin menumpang
istirahat.
Satu sms masuk, dari Faisal, ingin
istirahat di kost. Kuiyakan saja membalas pesan singkatnya. Setelah agak lama
hal yang mengejutkan bagi diri saya sendiri. Sms masuk, minta izin untuk mandi
dan sholat dhuha. MasyaAllah, hal yang selama ini belum pernah saya tahu sama
sekali. Entah kenapa rasa haru inilah yang membuat ada goresan perasaan tak
menentu.
Akhir-akhir ini, Faisal juga menjadi
tempat saya belajar. Keinginan kuatnya yang berubah dan mendalami islam,
membuat saya menjadi harus belajar lebih banyak lagi. Masih kingat jelas,di
suatu pagi Faisal datang untuk menanyakan melakukan sholat jama’, karena dirinya
akan pergi ke Palembang. Allahuakbar, hal sederhana itu membuatnya ingin
mendapat kepastian dalam melakukannya.
Entahlah, setelah merenungi diri
sendiri, ternyata saya tak lebih baik darinya. Bahkan sifat jelek itu masih
lebih banyak menempel di diri saya. Sebuah kesyukuran mendapatkan perubahan
seorang teman.
Tidak hanya ini, beberapa kali juga
bertemu dengan kakak tingkat yang merokok, ada juga bertemu dengan seorang yang
tidak percaya Al-Quran secara langsung. Tapi, tak ada salahnya untuk bergaul
dan saling mengenal. Hidayah itu ditangan Allah, mau apapun yang dilakukan jika
Allah sudah memastikan untuk terjadi, maka akan terjadi, begitupun sebaliknya.
Dan beberapa minggu terakhir, sebuah
kekaguman, yang bahkan saya sendiri sampai merasa tidak enak. Seorang faisal,
yang sangat sering sms dan telpon hanya untuk mengantarkan gulai atau sambal
lauk untuk makan, tanpa saya minta. Entahlah, mungkin ini yang lebih dikatakan
ukhuwah ya.
Meskipun hafalan kami tidak sebanding
dengan mereka di luar sana, ibadah kami juga hanyalah sedikit dari kebanyakan
orang, tapi keyakinan yang satu bisa membuat semua itu menjadi kenyamanan.
Lakukanlah kebaikan dengan siapapun,
karena balasannya sudah pasti. Tak usah resah jika belum berbuah hasil, karena
tugas kita menyampaijan dan beruaha dengan cara yang baik, Allahlah yang
mennetukan hasil akhirnya.
Salam kebaikan.
0 komentar:
Posting Komentar