Pagi
ini kembali menulis dadakan. Dalam kelas menulis p3m minggu ke empat ini saya
harus memilih dan mengorbankan beberapa hal. Kalo dipikir kebermanfaatannya
tentu ada dua acara lain yang lebih bermanfaat dimana dua kegiatan itu mengkaji
ayat allah dan memperdalam agamanya, di dua tempat berbeda. Namun amanah yang
harus saya jalankan tidak bisa ditinggal.
Entah
merencanakan atau sangat kebetulan, para mentor yang biasa mendampingi semuanya
sedang ada kegiatan sesuai amanah masing-masing. Ada yang sedang keluar kota
melaksanakan kegiatan beasiswanya. Ada juga yang sedang dalam acara seminar,
yang awalnya ingin saya ikuti juga. Yang lainnya sedang melakukan tugas kuliah
mengamati suatu hal, jadilah saya sendiri.
Tulisan
amburadul kali ini hasil dari tulisan mendadak yang saya lakukan dengan para
peserta kelas menulis. Untuk merangsang saraf agar bisa menulis lagi, dalam
waktu dua puluh menit kami akan menuliskan apapun yang sedang di pikiran.
Yah,
hal ini menjadi sebuah kesempatan bagi saya juga yang belum menuliskan apapun
hari ini. Meskipun acak-acakan setidaknya sudah menulis ya. Mencoba konsisten
untuk bisa menulis setiap hari memang tidak mudah. Tapi tak ada juga yang
menjadikannya susah.
Beberapa
hari ini sudah melahap beberapa bacaan baru dan mengedit beberapa tulisan. Ternyata
rutinitas memerlukan sebuah penyegaran juga. Entahlah apa yang mau dilakukan
agar bisa menjadi lebih rileks. Rasanya Cuma pengen tidur saja terus, hehe.
Beberapa
hari Bengkulu juga masih diguyur hujan, membuat saya sering menikmatinya dengan
mata terpejam, alias tidur. Mau mandi hujan, tapi penyakit belum sembuh total
nih. Tertarik sekali dengan main hujan. Jadi ketika hujan, bisa melakukan
jogging atau yang lainnya kan.
Nah,
maaf nih kepada para pembaca yang mungkin kali ini tidak mendapatkan banyak hal
dari tulisan ini ya. Namanya juga menulis spontan, apalagi waktu yang diberikan
hanya dua puluh menit. Tapi saya bisa berbagi tips bagaimana bisa langsung
menulis biarpun waktunya mendadak.
1.
Tulis apa yang sedang ada dipikiran.
Ketika
kamu langsung disuruh menulis tanpa ada kesempatan untuk banyak berpikir,
inilah waktunya untuk mengekspresikan apa yang kamu punya. Jika tidak terbiasa
menulis pasti akan merasa bingung dan panik untuk yang akan ditulis. Maka dari
itu tulis saja yang sedang dipikiran. Bahkan jika kamu bingung, tulis saja
kebingunganmu.
2.
Tulis apa yang sedang ada disekitarmu
Seperti
tulisan ini saya menulis tentang apa yang saya lakukan pagi ini dan mengapa
menulis mendadak. Yah, memang hasilnya tidak akan terlalu bagus, tapi yang
terpenting adalah menggerakkan sendi dan sarafmu untuk bisa menulis dengan
cepat dan refleks yang baik. Ketika kamu terbiasa dengan menuliskan apa yang
ada disekitarmu, kamu akan mudah untuk mendapatkan ide dalam kondisi apapun.
3.
Yang penting nulis
Nah
untuk yang terakhir ini tidak ada patokan tertentu sih memang. Untuk kamu yang
ingin menjadi penulis, ya memang harus sering dan terbiasa menulis. Dengan menulis
kamu akan mudah membuat tulisan, dengan terbiasa menulis kamu juga akan banyak
menulis. Tuliskanlah biarpun hanya satu paragaraf, lama-lama paragraf itu akan
menjadi satu tulisan utuh.
Semua
orang memang bisa menulis, tapi untuk menjadi penulis? Tidak semua orang mampu
bertahan. Jangan jadikan tulisanmu menjadi sebuah tulisan musiman, tapi buatlah
dirimu sendiri agar bisa menulis dalam keseharian.
Oke,
sekian tulisan amburadul kali ini, semoga ada yang bisa diambil ya. Yang penting
menulis, karena ada kalanya tulisan bisa menjadi bagus dan tidak. Tentunya tidak
semua orang suka tulisanmu namun pasti ada yang menghargainya.
Salam
Semangat
Salam
berkarya.
1 komentar:
Super sekali pak
Posting Komentar