Sabtu, 12 November 2016

Menulis...Menulis...Menulis...



Pagi ini kembali menulis dadakan. Dalam kelas menulis p3m minggu ke empat ini saya harus memilih dan mengorbankan beberapa hal. Kalo dipikir kebermanfaatannya tentu ada dua acara lain yang lebih bermanfaat dimana dua kegiatan itu mengkaji ayat allah dan memperdalam agamanya, di dua tempat berbeda. Namun amanah yang harus saya jalankan tidak bisa ditinggal.

Entah merencanakan atau sangat kebetulan, para mentor yang biasa mendampingi semuanya sedang ada kegiatan sesuai amanah masing-masing. Ada yang sedang keluar kota melaksanakan kegiatan beasiswanya. Ada juga yang sedang dalam acara seminar, yang awalnya ingin saya ikuti juga. Yang lainnya sedang melakukan tugas kuliah mengamati suatu hal, jadilah saya sendiri.

Tulisan amburadul kali ini hasil dari tulisan mendadak yang saya lakukan dengan para peserta kelas menulis. Untuk merangsang saraf agar bisa menulis lagi, dalam waktu dua puluh menit kami akan menuliskan apapun yang sedang di pikiran.

Yah, hal ini menjadi sebuah kesempatan bagi saya juga yang belum menuliskan apapun hari ini. Meskipun acak-acakan setidaknya sudah menulis ya. Mencoba konsisten untuk bisa menulis setiap hari memang tidak mudah. Tapi tak ada juga yang menjadikannya susah.

Beberapa hari ini sudah melahap beberapa bacaan baru dan mengedit beberapa tulisan. Ternyata rutinitas memerlukan sebuah penyegaran juga. Entahlah apa yang mau dilakukan agar bisa menjadi lebih rileks. Rasanya Cuma pengen tidur saja terus, hehe.

Beberapa hari Bengkulu juga masih diguyur hujan, membuat saya sering menikmatinya dengan mata terpejam, alias tidur. Mau mandi hujan, tapi penyakit belum sembuh total nih. Tertarik sekali dengan main hujan. Jadi ketika hujan, bisa melakukan jogging atau yang lainnya kan.

Nah, maaf nih kepada para pembaca yang mungkin kali ini tidak mendapatkan banyak hal dari tulisan ini ya. Namanya juga menulis spontan, apalagi waktu yang diberikan hanya dua puluh menit. Tapi saya bisa berbagi tips bagaimana bisa langsung menulis biarpun waktunya mendadak.

1. Tulis apa yang sedang ada dipikiran.

Ketika kamu langsung disuruh menulis tanpa ada kesempatan untuk banyak berpikir, inilah waktunya untuk mengekspresikan apa yang kamu punya. Jika tidak terbiasa menulis pasti akan merasa bingung dan panik untuk yang akan ditulis. Maka dari itu tulis saja yang sedang dipikiran. Bahkan jika kamu bingung, tulis saja kebingunganmu.

2. Tulis apa yang sedang ada disekitarmu

Seperti tulisan ini saya menulis tentang apa yang saya lakukan pagi ini dan mengapa menulis mendadak. Yah, memang hasilnya tidak akan terlalu bagus, tapi yang terpenting adalah menggerakkan sendi dan sarafmu untuk bisa menulis dengan cepat dan refleks yang baik. Ketika kamu terbiasa dengan menuliskan apa yang ada disekitarmu, kamu akan mudah untuk mendapatkan ide dalam kondisi apapun.

3. Yang penting nulis

Nah untuk yang terakhir ini tidak ada patokan tertentu sih memang. Untuk kamu yang ingin menjadi penulis, ya memang harus sering dan terbiasa menulis. Dengan menulis kamu akan mudah membuat tulisan, dengan terbiasa menulis kamu juga akan banyak menulis. Tuliskanlah biarpun hanya satu paragaraf, lama-lama paragraf itu akan menjadi satu tulisan utuh.

Semua orang memang bisa menulis, tapi untuk menjadi penulis? Tidak semua orang mampu bertahan. Jangan jadikan tulisanmu menjadi sebuah tulisan musiman, tapi buatlah dirimu sendiri agar bisa menulis dalam keseharian.

Oke, sekian tulisan amburadul kali ini, semoga ada yang bisa diambil ya. Yang penting menulis, karena ada kalanya tulisan bisa menjadi bagus dan tidak. Tentunya tidak semua orang suka tulisanmu namun pasti ada yang menghargainya.

Salam Semangat

Salam berkarya.

1 komentar:

Elvi Ansori mengatakan...

Super sekali pak

Posting Komentar

 
;