Selasa, 02 Mei 2017

Block, Unfriend, Unfollow, Delete Contact.



Pasti tidak asing dengan kata-kata istilah di judul ya. Apalagi bagi kamu yang cukup aktif menggunakan media sosial dan smartphone. Atau jangan-jangan semua aplikasi dan semua akun itu kamu punya, wuih apresiatif deh buat kamu.
 
taken di internet
Ada yang pernah mengatakan, bahwa aplikasi yang sangat banyak ini sama saja kegunaannya dengan SMS dan telpon. Tapi masih banyak saja yang menggunakannya. Ibarat menggunakan sepuluh remote untuk menghidupkan satu tv.

Kenapa dikatakan demikian? Yah, karena semua kontak yang dihubungi dari banyaknya akun dan aplikasi yang dipunya ini untuk menghubungi orang yang sama.

Saya sendiri saat ini hanya memiliki nomor hp untuk sms dan telpon, serta akun Facebook. Pernah ada twitter tapi tidak aktif lagi untuk digunakan. Dan punya dua email dengan akun dari yahoo dan gmail, serta blog ini sebagai sarana menulis saya, bercerita sederhana kepada siapapun yang mau membaca.

Tapi dengan semakin canggihnya media yang dipunya, ternyata menjadikan beberapa hal dalam berbagai sudut pandang. Tentu semua ini kembali kepada sang pemilik akun dan bagaimana bisa efektif menggunakan media.

Tidak jarang media sosial dan aplikasi komunikasi ini membuat kita menjadi renggang hubungan silaturahim dengan beberapa orang, bahkan dengan teman sendiri.

Mungkin semua pernah mengalaminya. Melihat status yang merasa tersindir sedikit dan kurang sepaham, langusng akun Fbnya di block. Ada juga yang mungkin mantan lama tiba-tiba hadir dan meminta pertemanan, eh kitanya yang sakit hati langsung mengabaikannya.

Di twitter kicauan-kicauan yang kurang sreg sama kita, langsung di unfollow terus di block. Bbm yang bikin rusuh, WA yang selalu penuh, dan line yang hanya mengabarkan penjualan iklan, menjadikan tidak tenang, ujung-ujungnya delete contact.

Memang dengan memakai jaringan internet tanpa perlu menggunakan pulsa penggunaan beberapa aplikasi ini menjadi semakin hemat untuk kebanyakan orang. Selain itu dengan berbegai kemudahan dan tambahan bisa mengirim gambar, video, atau mengkopi pesan, menjadikan orang semakin gemar dengan berbagai macam aplikasi ini.

Tapi kita melupakan satu hal, semua itu hanyalah semu. Ketika kita membaca sebuah status atau pm yang sebenarnya ditulis dengan perasaan riang, tapi karena perasaan lagi kalut akhirnya membacanya dengan perasaan betmut. Membuat emosi ujung-ujungnya blockir lagi.

Padahal Rasul mengajarkan untuk menjaga ukhuwah islamiyah. Sebuah kerukunan erat yang dijalin sesama muslim. Padahal Rasul dilempar, di cemooh, di hina, di anggap gila secara langsung, tidak pernah sekalipun beliau mendendam apalagi memutus hubungan dengan orang lain, terlebih lagi teman-temannya.

Eh ada yang nyeletuk, “kami kan bukan nabi”

Yaelah nak nak, udah besar kan, ya. Setidaknya tidak perlu sampai memutuskan hubungan silaturahim gitu sama teman. Itu hanya membuat diri kita semakin kotor hatinya dan susah menerima akan keadaan. Itu baru di dunia maya, apalagi di dunia nyata kan?

Nah, jadi tidak usah berpikir pendek. Mudah sekali karena emosi kita sebagai manusia yang rapuh, hal kecil seperti di atas mampu menjadikan pertikaian berkepanjangan.
 
Jaga-jaga jari untuk menekan tombol atau pilihan klik diatas. Jika tidak terlalu perlu, jagalah pertemanan dan hubungan yang ada. Beri pengertian pelan-pelan secara personal. Tidak ada pertemanan tanpa perselisihan. Tapi memancing perselisihan hanya karena enggan lebih menjadikan diri kita tidak berperasaan.

Salam kebaikan.

0 komentar:

Posting Komentar

 
;