Pasti
tidak asing dengan kata-kata istilah di judul ya. Apalagi bagi kamu yang cukup
aktif menggunakan media sosial dan smartphone. Atau jangan-jangan semua
aplikasi dan semua akun itu kamu punya, wuih apresiatif deh buat kamu.
Ada yang
pernah mengatakan, bahwa aplikasi yang sangat banyak ini sama saja kegunaannya
dengan SMS dan telpon. Tapi masih banyak saja yang menggunakannya. Ibarat menggunakan
sepuluh remote untuk menghidupkan satu tv.
Kenapa dikatakan
demikian? Yah, karena semua kontak yang dihubungi dari banyaknya akun dan
aplikasi yang dipunya ini untuk menghubungi orang yang sama.
Saya sendiri
saat ini hanya memiliki nomor hp untuk sms dan telpon, serta akun Facebook. Pernah
ada twitter tapi tidak aktif lagi untuk digunakan. Dan punya dua email dengan
akun dari yahoo dan gmail, serta blog ini sebagai sarana menulis saya,
bercerita sederhana kepada siapapun yang mau membaca.
Tapi dengan
semakin canggihnya media yang dipunya, ternyata menjadikan beberapa hal dalam
berbagai sudut pandang. Tentu semua ini kembali kepada sang pemilik akun dan
bagaimana bisa efektif menggunakan media.
Tidak jarang
media sosial dan aplikasi komunikasi ini membuat kita menjadi renggang hubungan
silaturahim dengan beberapa orang, bahkan dengan teman sendiri.
Mungkin
semua pernah mengalaminya. Melihat status yang merasa tersindir sedikit dan
kurang sepaham, langusng akun Fbnya di block. Ada juga yang mungkin mantan lama
tiba-tiba hadir dan meminta pertemanan, eh kitanya yang sakit hati langsung
mengabaikannya.
Di twitter
kicauan-kicauan yang kurang sreg sama kita, langsung di unfollow terus di
block. Bbm yang bikin rusuh, WA yang selalu penuh, dan line yang hanya
mengabarkan penjualan iklan, menjadikan tidak tenang, ujung-ujungnya delete
contact.
Memang dengan
memakai jaringan internet tanpa perlu menggunakan pulsa penggunaan beberapa
aplikasi ini menjadi semakin hemat untuk kebanyakan orang. Selain itu dengan
berbegai kemudahan dan tambahan bisa mengirim gambar, video, atau mengkopi
pesan, menjadikan orang semakin gemar dengan berbagai macam aplikasi ini.
Tapi kita
melupakan satu hal, semua itu hanyalah semu. Ketika kita membaca sebuah status
atau pm yang sebenarnya ditulis dengan perasaan riang, tapi karena perasaan
lagi kalut akhirnya membacanya dengan perasaan betmut. Membuat emosi
ujung-ujungnya blockir lagi.
Padahal
Rasul mengajarkan untuk menjaga ukhuwah islamiyah. Sebuah kerukunan erat yang
dijalin sesama muslim. Padahal Rasul dilempar, di cemooh, di hina, di anggap
gila secara langsung, tidak pernah sekalipun beliau mendendam apalagi memutus
hubungan dengan orang lain, terlebih lagi teman-temannya.
Eh ada
yang nyeletuk, “kami kan bukan nabi”
Yaelah nak
nak, udah besar kan, ya. Setidaknya tidak perlu sampai memutuskan hubungan
silaturahim gitu sama teman. Itu hanya membuat diri kita semakin kotor hatinya
dan susah menerima akan keadaan. Itu baru di dunia maya, apalagi di dunia nyata
kan?
Nah,
jadi tidak usah berpikir pendek. Mudah sekali karena emosi kita sebagai manusia
yang rapuh, hal kecil seperti di atas mampu menjadikan pertikaian
berkepanjangan.
Jaga-jaga jari untuk menekan tombol atau pilihan klik diatas. Jika tidak terlalu perlu, jagalah pertemanan dan hubungan yang ada. Beri pengertian pelan-pelan secara personal. Tidak ada pertemanan tanpa perselisihan. Tapi memancing perselisihan hanya karena enggan lebih menjadikan diri kita tidak berperasaan.
Salam
kebaikan.
0 komentar:
Posting Komentar