Rabu
lalu setelah menyelesaikan kegiatan rutin terakhir, terngianglah beberapa hal
tentang materi yang baru saja di dengarkan. Membahas Ramadhan yang tidak akan
lama lagi kita sambut kedatangannya, ternyata banyak hal selama ini tidak
terduga yang di lakukan.
Nah,
seteah mendengar semua itu saya mengiyakan dalam hati. Pikiran kita harus
benar-benar dirubah tentang bulan Ramadhan sampai selesainya nanti. Aakah kita
akan menjadi orang yang hanya mendapat lapar dan haus saja, ataukah pahala ikut
menyertainya?
Nah ini
beberapa mindset Ramadhan yang selama ini kita lakukan mungkin perlu di rubah :
1. Yang
kepengen beli baju lebaran, belilah sebelum ramadhan. Kok gitu? Pasti banyak
berpikir aneh. Nah sekarang kita lihat kondisinya.
Ketika
sepuluh malam terakhir dimana seharusnya kita banyak beramal, namun faktanya
kita lebih banyak yang kepasar. Masjid-masjid yang sepantasnya ramai dengan
ibadah, yang ada semua bergumul di pasar sampai tumpah ruah.
Tidak
ada kewajiban sebenarnya membeli baju baru ketika lebaran, jika puasa yang kita
lakukan menjadi baik dan sempurna, sungguh lebih dari cukup daripada sekedar
beli baju baru untuk lebaran. Jikapun harus, beli lah di awal ramadhan,lalu
simpan sampai saat lebaran. Lebih tenang di pasarnya, dan tidak menghalangi
kegiatan kita d hari-hari terakhir ramadhan yang harusnya semakin tingkatkan
ibadahnya.
2.
Euforia lebaran biasa aja ya. Lagi-lagi membahas tentang lebaran, karena memang
hal ini yang perlu di perhatikan oleh kita semua.
Betapa banyak
yang takbir ketika ramadhan dengan bergembira keliling. Bahkan beberapa anak
muda yang entah puasa atau tidak, ikut-ikut senang. Padahal seyogyanya takbir
selepas puasa adalah bagi mereka yang melakukan puasa dengan sempurna dan baik,
lalu merayakannya sebagai sebuah kemenangan.
3.
Nggak harus mudik sebelum lebaran. Eits, slow, silahkan punya pendapat sendiri.
Tapi ini betul adanya. Jika jarak tempat yang akan kamu pergi pulang berkumpul
dengan orang tua hanya dengan dua sampai lima jam perjalanan sampai, ya
silahkan saja. tapi kalau yang memakan waktu banyak, tentu ini akan merugikan.
Meminta
maaf dan silaturahim itu waktunya adalah setiap hari, bukan hanya ketika idul
fitri. Memang sih jika kita katakan ini kepada masyarakat kita akan menuai
protes, wanti-wantinya ntar gua dibilang sesat lagi, hahaha.
Kenapa
seperti ini, karena lagi-lagi ini mengambil waktu ibadah yang mana disini
setiap orang berlomba melakukan yang terbaik di sepuluh hari terakhir. Alangkah
ruginya jika semua itu hanya habis di dalam perjalanan mudik.
Jikapun
ingin, lakukanlah sedini mungkin, atau setelah idul fitri, jangan sampai mepet
waktunya. Bahkan sampai idul fitripun jadi terlewat karena posisi masih di
jalan. Lalu bukankah mudik menjadi penghambat ibadah. Wallahua’lam.
4. Mundurkan shaff lebih jauh di malam-malam terakhir. Ini yang terus terjadi
hampir setiap masanya disekitar kita.
Semakin
mendekati akhir ramadhan, semakin berkuranglah jama’ah sholat yang ada di
masjid-masjid. Memang sih kebanyakan masjid mengalami kemajuan, yaitu kemajuan
shaff. Ratusan orang di hari pertama entah hilang kemana. Lantas jika hari-hari
akhir semakin berkurang ibadah yang dilakukan, apakah merasa pantas
merayakannya dengan gembira.
Malam-malam
kita sibuk di pasar dan toko-toko memilih berbagai pendukung untuk menjadikan
lebaran yang meriah. Ketika ramadhan sendiri di jalani dengan tidak berkah,
lantas apa makna yang bisa kita dapatkan dari melakukan lebaran dan menyambut
idul fitri?
Semoga
hal-hal ini menjadi pengingat kita akan hal yang penting. Sibukkan baca quran
dan kualitas iman, bukan semakin gencar posting kegiatan ramadhan yang hanya
untuk pamer di Facebook dan Instagram.
Jadikan
berkah kita di ramadhan dengan meyebarkan kebaikan di berbagai tempat. Bukan
hanya berkicau dengan bangga atas ibadah yang tidak seberapa di twitter dan
line path. Semoga kita termasuk dalam orang-orang yang senantiasa konsisten
dalam ibadah yang dilakukan. Dari sebelum ramadhan, ketika ramadhan, sampai
sesudah ramadhan, amiin.
Wallahua’lam
Salam
kebaikan
0 komentar:
Posting Komentar