Minggu, 21 Mei 2017

Mindset Ramadhan kita, coba di perbaiki yuk



Rabu lalu setelah menyelesaikan kegiatan rutin terakhir, terngianglah beberapa hal tentang materi yang baru saja di dengarkan. Membahas Ramadhan yang tidak akan lama lagi kita sambut kedatangannya, ternyata banyak hal selama ini tidak terduga yang di lakukan.

Nah, seteah mendengar semua itu saya mengiyakan dalam hati. Pikiran kita harus benar-benar dirubah tentang bulan Ramadhan sampai selesainya nanti. Aakah kita akan menjadi orang yang hanya mendapat lapar dan haus saja, ataukah pahala ikut menyertainya?
 
tranzmedia.blogspot / taken from google
Nah ini beberapa mindset Ramadhan yang selama ini kita lakukan mungkin perlu di rubah :

1. Yang kepengen beli baju lebaran, belilah sebelum ramadhan. Kok gitu? Pasti banyak berpikir aneh. Nah sekarang kita lihat kondisinya.

Ketika sepuluh malam terakhir dimana seharusnya kita banyak beramal, namun faktanya kita lebih banyak yang kepasar. Masjid-masjid yang sepantasnya ramai dengan ibadah, yang ada semua bergumul di pasar sampai tumpah ruah.

Tidak ada kewajiban sebenarnya membeli baju baru ketika lebaran, jika puasa yang kita lakukan menjadi baik dan sempurna, sungguh lebih dari cukup daripada sekedar beli baju baru untuk lebaran. Jikapun harus, beli lah di awal ramadhan,lalu simpan sampai saat lebaran. Lebih tenang di pasarnya, dan tidak menghalangi kegiatan kita d hari-hari terakhir ramadhan yang harusnya semakin tingkatkan ibadahnya.

2. Euforia lebaran biasa aja ya. Lagi-lagi membahas tentang lebaran, karena memang hal ini yang perlu di perhatikan oleh kita semua.

Betapa banyak yang takbir ketika ramadhan dengan bergembira keliling. Bahkan beberapa anak muda yang entah puasa atau tidak, ikut-ikut senang. Padahal seyogyanya takbir selepas puasa adalah bagi mereka yang melakukan puasa dengan sempurna dan baik, lalu merayakannya sebagai sebuah kemenangan.

3. Nggak harus mudik sebelum lebaran. Eits, slow, silahkan punya pendapat sendiri. Tapi ini betul adanya. Jika jarak tempat yang akan kamu pergi pulang berkumpul dengan orang tua hanya dengan dua sampai lima jam perjalanan sampai, ya silahkan saja. tapi kalau yang memakan waktu banyak, tentu ini akan merugikan.

Meminta maaf dan silaturahim itu waktunya adalah setiap hari, bukan hanya ketika idul fitri. Memang sih jika kita katakan ini kepada masyarakat kita akan menuai protes, wanti-wantinya ntar gua dibilang sesat lagi, hahaha.

Kenapa seperti ini, karena lagi-lagi ini mengambil waktu ibadah yang mana disini setiap orang berlomba melakukan yang terbaik di sepuluh hari terakhir. Alangkah ruginya jika semua itu hanya habis di dalam perjalanan mudik.

Jikapun ingin, lakukanlah sedini mungkin, atau setelah idul fitri, jangan sampai mepet waktunya. Bahkan sampai idul fitripun jadi terlewat karena posisi masih di jalan. Lalu bukankah mudik menjadi penghambat ibadah. Wallahua’lam.
 
wartasolo / taken from google
4. Mundurkan shaff lebih jauh di malam-malam terakhir. Ini yang terus terjadi hampir setiap masanya disekitar kita.

Semakin mendekati akhir ramadhan, semakin berkuranglah jama’ah sholat yang ada di masjid-masjid. Memang sih kebanyakan masjid mengalami kemajuan, yaitu kemajuan shaff. Ratusan orang di hari pertama entah hilang kemana. Lantas jika hari-hari akhir semakin berkurang ibadah yang dilakukan, apakah merasa pantas merayakannya dengan gembira.

Malam-malam kita sibuk di pasar dan toko-toko memilih berbagai pendukung untuk menjadikan lebaran yang meriah. Ketika ramadhan sendiri di jalani dengan tidak berkah, lantas apa makna yang bisa kita dapatkan dari melakukan lebaran dan menyambut idul fitri?

Semoga hal-hal ini menjadi pengingat kita akan hal yang penting. Sibukkan baca quran dan kualitas iman, bukan semakin gencar posting kegiatan ramadhan yang hanya untuk pamer di Facebook dan Instagram.

Jadikan berkah kita di ramadhan dengan meyebarkan kebaikan di berbagai tempat. Bukan hanya berkicau dengan bangga atas ibadah yang tidak seberapa di twitter dan line path. Semoga kita termasuk dalam orang-orang yang senantiasa konsisten dalam ibadah yang dilakukan. Dari sebelum ramadhan, ketika ramadhan, sampai sesudah ramadhan, amiin.

Wallahua’lam

Salam kebaikan

0 komentar:

Posting Komentar

 
;