Satu
tahun sempat ikut dalam pengalaman mengurusi anak-anak generasi emas alias anak
kecil, menjadikan hal itu membentuk diri secara otomatis dalam beberapa hal.
Tahu
sendiri lah kalau berurusan dengan anak kecil tidak mudah. Musti bisa banyak
jutsu untuk menghadapinya, ratusan rayuan untuk membujuknya, serta jutaan trik
untuk menjadikan diri menarik di hadapan mereka.
Semua
tersedia. dari anak yang super aktif sampai pendiam dengan mulut dikunci
teramat dalam.
Tidak
hanya itu, sempat ikut dalam menangani anak berkebutuhan khusus menjadikan
pengalaman yang juga tidak bisa dibilang murah. Seorang anak berumur enam tahun
tapi pola mental dan psikologisnya masih tiga tahun.
Tidak
hanya itu belum lagi anak-anak yang perlu penanganan khusus sebelum masuk kelas
ataupun ketika pertengahan kelas. Ada yang perlu digendong setengah jam dulu
baru mau nurut. Ada juga yang kalau pipis itu harus basah dulu baru cebok, sama
aja ngompol dong ya...
Tapi
semua itu menjadi hal yang nikmat. Tantangan untuk bisa membuat setiap anak
sesuai dengan apa yang kita mau, dan juga bisa untuk menyesuaikan diri dengan
apa yang mereka mau.
Posisi
sekarang yang sudah pindah tempat, menghadapi anak-anak yang lebih besar,
remaja yang sedang masa-masa kritis pubertasnya.
Memiliki
berbagai macam karakter anak yang perlu untuk ditaklukkan tidak mudah, bahkan
makin kesini saya pun angkat tangan untuk tidak memaksakan beberapa anak dengan
hal-hal yang kurang mereka sukai.
Satu
yang cukup menjadi sorotan dari pertama kali mengajar, seorang anak yang super
duper cool. Menurut saya sih kayak gitu. Nilai plusnya, beliau ini coolnya
bukan dibuat-buat, murni, alami, cetakan yang ori. Berjalan biasa dengan
mukanya yang biasa sudah cukup bisa membuat terpana.
Memang pada
dasarnya anak ini tidak suka dengan keributan, hal yang tidak teratur ataupun
hal yang berbau tampilan di depan umum. kalau minta izin mengambil teori yang
biasa dipakai oleh para psikolog anak ini memang tergolong sebagai anak
introvert. Tapi makin kesini hal-hal yang tidak biasa tertangkap dari dirinya.
Sebut
saja namanya Gama (biar tidak menyebut anak ini terus ya, susah dah,) cowok
cool satu ini dibalik wajah seriusnya, tapi memperhatikan dalam setiap
pelajaran. Gaya khususnya adalah ketika mulai memakai kacamata, tandanya dia
sedang memperhatikan penuh. Pun ketika melihat buku catatannya, selalu memiliki
catatan detail untuk beberapa materi yang kurang dipahaminya.
Hal ini
berdampak dengan nilai semester pertamanya dan tengah semester kedua, mengalami
peningkatan yang mengagumkan.
Nah, di
semester ini Gama pun semakin cair dalam setiap kegiatannya. Meskipun wajah
coolnya tidak hilang dan tak bisa dirubah, Gama sudah lebih banyak berbicara
dibandingkan dulu. Dan juga lebih mudah tertawa jika melihat sesuatu yang lucu.
Gugup dan canggung di depan umum lah yang masih susah dihilangkan dari dirinya.
Tertantang
untuk mencoba memaksimlkan apa yang dirinya punya, tercapailah kemaren ketika
meminta dirinya untuk bisa ikut dalam sebuah penampilan. Saya pun dapat ide
untuk menjadikannya pemeran inti di tengah. Benar-benar menggunakan sifat
alaminya, cukup berjalan biasa dan diam tanpa kata. Hasilnya pun bisa dikatakan
tidak biasa.
Meskipun
Gama, masih merasa canggung, untuk menutupi hal itu, saya posisikan menghadapnya
membelakangi peninton dengan begitu tak akan ada yang melihat wajahnya. Yang
terpancar hanyalah aura misterius dari balik punggungnya, semoga lancar sampai
hari H, empat hari lagi lho...
Salam
kebaikan.
0 komentar:
Posting Komentar