Jumat, 12 Mei 2017

Lomba Syarhil Quran di Pramuka Universitas Bengkulu


Alhamdulillah kali ini diberikan lagi amanah dalam sebuah kegiatan. Meskipun tidak biasa tapi ini kedua kalinya di amanahkan menjadi juri lomba Syarhil Quran, setelah yang pertama kali ketika tiga tahun lalu kalau tidak salah di organisasi MGC.

Nah kali ini teman menjuripun beda. Jujur saja secara pengalaman dalam melakukan kegiatan syarhil kedua orang yang ikut menjadi juri bersama saya ini lebih berpengalaman. Setidaknya mereka pernah mengikuti lomba syarhil itu sendiri.

Satu ada teman duet, mas Rendi Rahman, yang mana juga seorang wartawan di UNIB KITA. Dulu ketika tiga tahun lalu, saya yang sempat menjuri beliau bersama timnya, sekarang sudah satu tempat. Kedua ada seorang adik tingkat yang saya tahu perjalanan di kampusnya cukup melesat tinggi pencapaiannya. Panisia Julita, tidak diragukan lagi karena memang sudah pernah menjuarai beberapa lomba Syarhil.

Lalu saya siapa? Haha bukan siapa-siapa lah ya. Kalau tiga tahun lalu, ketika menjadi juri pendamping mencoba untuk melihat dari yang da’i atau pensyarahnya, kali ini saya mendapat bagian melihat pada posisi bacaan quran atau tilawahnya.
 
para Peserta yang sedang memperhatikan penampilan peserta lain
Lomba yang berjalan dari jam setengah sembilan sampai setengah dua belas ini, tidak terasa bagi kami bertiga. Ada sekitar belasan peserta yang mengikuti lomba ini pada tingkat smp dari berbagai sekolah. Namun dalam hal ini menurut Panisia sendiri masih banyak mekanisme yang perlu diperbaiki dalam eksekusi lombanya.

Tapi Mas Ren pun lebih bangga. Karena pada zaman kita dulu belum ada lomba dan yang mampu seperti ini, ungkapnya. Saya pun mengiyakan. Melihat kemajuan zaman dan lomba yang memacu kekompakan dan sebuah pengangkatan nilai islam seperti ini sangatlah baik. Tak lupa berkomentar dari salah satu juri, lupa yang mana yang pasti bukan saya, hehe.

“Keren juga Pramuka mengadakan yang seperti ini ya” gumam sekelebat namun masih tertangkap telinga saya yang mendengar.

Saya sendiri juga kagum, menunjukkan keislaman bisa tampil di semua lini.

Di awal-awal penampilan belum ada yang sempat membuat mata kami melek secara bulat dan membesar. Beberapa senyum terjadi karena tingkah lucu para peserta, bahkan ada tim yang imut-imut, hehe.

Namun saya pun sempat dua kali menangis karena kasihan dengan Al-Quran yang dibacakan sembarangan (jika saya boleh mengatakan). Bukan karena saya lebih baik, jujur saja Ta’awudz dan Al-Fatiha saya saja masih perlu diperbaiki. Namun mendapat lingkungan Quran dan bertemu para guru-guru yang memang dalam bidangnya menguasai Al-Quran, saya sering mendengar bacaan yang tepat seperti apa. Jadi ketika mendengar bacaan yang kurang baik telinga ini akan sensitif.
 
Penampilan yang akhirnya membawa tim menjadi juara
Namun makin akhir satu kali saya menangis karena hal sebaliknya. Yaitu bacaan Al-Quran yang bagus, dan juga pembawaan Syarah yang tidak kalah memukau. Ada satu tim yang menampilkan penampilan luar biasa, dan ternyata kami bertiga tidak beda penilaian ketika menjadikan mereka juara. Hanya beda sedikit jumlah poin dengan juara dua, yang ternyata satu daerah dengan yang juara pertama.

Di akhir sesi sebelum menutup dan mengumumkan pemenang, Panisia selaku yang paling berpengalaman tentang syarhil diantara kami bertiga, memberikan masukan, arahan serta contoh yang membuat kami semua tertegun dan bertepuk tangan.

Sayapun meminta sedikit kesempatan untuk menjelaskan kaidah-kaidah Al-Quran yang tidak bisa diabaikan. Di satu sisi positif kita bersyukur karena mereka yang masih SMP sudah bisa membaca kitab Allah ini, tinggal di doakan semoga bisa menjadi bacaan yang lebih baik dan bagus kedepannya.
 
Ketiga Juri.. Rendi-Panisia-Usamah (Kiri ke kanan)

Diakhir sesi dokumentasi dengan panitia, para pemenang, dan kami bertiga sebagai juri. Sebuah pembelajaran satu hari yang cukup banyak di dapat, dan sukses untuk penyelenggara dari PRAMUKA.

SALAM PRAMUKA, Salam Kebaikan...

0 komentar:

Posting Komentar

 
;