Oke, sudah seminggu lebih tidak menulis, sekarang saya bombardir postingan di blog dengan banyak tulisan. Saya mulai dari kegiatan hari rabu.
Masih
teringat inspirasi kuat awal menulis blog, Bang Syaiha, atau singkatan dari
Syaiful hadi. Ketika tulisan beliau tentang kegiatan kesehariannya diliput oleh
salah satu tv Swasta dan masuk menjadi salah satu bagian dari isi beritanya.
Sempat terbersit keinginan untuk menjadi seperti itu. Tapi atau hal yang
melencengkan niat takut tidak menjadi berkualitas tulisan karena ingin di
lihat, akhirnya sempat tertutup lagi.
Nah,
rabu lalu, mendapat tawaran untuk menjadi narasumber sebagai pendukung program
dari Homeschooling U_Care, homeschooling pertama di Bengkulu. Tentu saja
merasakan sebuah tingkatan tangga yang harus saya naiki lebih tinggi. Tanpa
pikir panjang saya mengiyakan.
Jadwal
seharusnya rabu lalu (10 mei) akhirnya diundur menjadi rabu ini (17 mei).
Menyiapkan berbagai posisi dan bagian yang akan dibawakan di BE Tv nanti, salah
satu Tv Lokal di Bengkulu.
Tak
pernah sekalipun terbayangkan hal seperti ini akan terjadi, meskipun masih
dalam lingkup lokal, semoga menjadi langkah awal untuk naik tingkat lagi dalam
kualitas hidup ini. Meskipun bukan dalam hal kepenulisan, semoga menjadi awal
untuk membuat tulisan yang semakin baik dan produktif.
Nah,
setelah mengiikuti cas ruh, selepas Isya saya langsung bertolak menuju kediaman
yayasan dan kepala sekolah untuk mempersiapkan diri menuju lokasi di daerah
SKIP. Sekitar setengah sembilan kami sudah berada di studio BE TV.
Sembilan
kurang lima belas menit kami langsung memasuki tempat dimana akan diadakan
siaran langsung tentang homeschooling yang akan kami bawakan. Mempersiapkan
semua hal, dari posisi duduk, lightning, posisi kamera, dan microphone yang
akan menjadi perekam dan pengeras suara yang disalurkan menjadi suara utuh di
dalam televisinya.
Baru
pertama kali menghadapi hal seperti ini, siapa sih yang tidak grogi, akhirnya
saya sempat asyik dengan diri sendiri, ketika tidak sengaja berbeatbox dari
mulut, host pun langsung menoleh.
Setelah
masuk jam sembilan kami mulai di wawancarai satu persatu. Dimulai dari
perkenalan, yang akhirnya bingung ketika ingin memanggil saya. Antara bapak,
lalu di usul menjadi sir. Namun pada akhirnya setelah segmen dua sampai habis,
sang host memanggi saya dengan panggilan ustad. Sama dengan panggilan ketika di
sekolah tempat mengajar. Saya iya kan saja, selama panggilannya tidak aneh-aneh
dan menghina tidak usah ambil pusing deh, hehe.
Nah di
segmen pertama ketika tiba saya mendapatkan pertanyaan tentang legalitas,
sebanarnya ini bukan ranah saya. Alhasil setelah menjawab sedikit saya
kembalikan kepada Bunda Unin, selaku pemilik yayasan.
Ketika
break, host akhirnya menegur bahwa saya menjawab terlalu sedikit. Akhirnya
ketika segmen kedua masuk, saya lebih banyak bercerita tepatnya. Banyak sekali
yang saya sampaikan, meskipun kadang sempat berpikir “saya ini ngomong apa sih?” nah dari sini saja sudah bisa kelihatan
bagaimana groginya saya, hehe.
Tapi
alhamdulillah, ke segmen-segmen berikutnya semuanya semakin lancar dan santai.
Ujung-ujungnya kembali keluar gaya alami saya dalam berbicara. Tapi harus
menahan jeda waktu ketika berbicara, karena jangan sampai mengambil waktu
terlalu banyak.
Setelah
satu jam kurang lebih yang tidak terasa itu, kami menyelesaikan apa yang harus
kami sampaikan. Benar-benar bercerita tentang konsep sekolah yang kami cetuskan untuk pembentukan anak,.,
Setelah
keluar dari ruangan syuting live, huh mengambil nafas panjang karena udah
selesai acaranya. Jujur saja serasa hal yang benar-benar senang, meskipun semua
itu masih banyak belajar. Dan dari gaya pembicaraan, kata hostnya sih kayak
motivator, amiin...
Semoga
nantinya bisa menjadi narasumber bener-bener dalam agenda dari diri sendiri,
entah itu pelatihan atau bedah buku sendiri, semoga, hehe.
Salam
kebaikan
0 komentar:
Posting Komentar